Setelah membuatku terkejut setengah mati tadi di tempat latihan, sekarang Duke Kalister punya ide yang gila saat kami minum teh di rumah kaca. Hyacinth masih bersama Sir Marfield ngomong-ngomong. Katanya Hyacinth dia pengen melihat para kesatria berlatih pedang.
"Sepertinya Hyacinth punya bakat berpedang."
Aku hampir mengeluarkan teh yang ada di mulutku. Hyacinth punya bakat berpedang? Apa aku tidak salah dengar? Keponakan ku yang ceria, mudah terluka, dan cengeng kalo aku tinggal beberapa jam belakang ini? Ya, keponakan ku itu, punya bakat berpedang?
"Yang mulia kalau anda bosan, silahkan pergi ke distrik merah. Jangan buat Hyacinth jadi bahan hiburan anda," balasku.
"Seburuk itu kah aku dimata mu?! Bukan begitu, aku melihat Hyacinth saat dia mengunjungi area latihan kesatria. Kata para kesatria di sana, dia menyukai pedang."
"Jadi anda menyimpulkan bahwa Hyacinth punya bakat berpedang dari perkataan kesatria yang mengatakan Hyacinth menyukai pedang? Anda sudah gila."
Duke Kalister memberiku sebuah dokumen. Aku membacanya dan dalam dokumen itu tertulis laporan soal Saintess baru di geraja Elifuna. Saintess baru telah resmi ditemukan. Saintess baru bernama Liana dan berumur 7 tahun. Dia yatim piatu dan saat ditemukan oleh para uskup, keadaanya memprihatinkan. Tidak peduli, toh bukan Hyacinth yang mereka temukan.
"Jadi apa hubungannya dengan bakat berpedang Hyacinth?".
"Dia memerlukan kemampuan bela diri. Pergerakanku juga sedang diamati oleh gereja karena tiba-tiba mengadopsi seorang anak dari daerah kumuh," Duke Kalister meminum teh buatan Mina dengan perlahan karena sangat panas. "Jika pihak gereja berpikiran untuk mencari latar belakang tuan putri dan hendak menculiknya, tuan putri bisa membela dirinya sendiri. Kita tidak tahu apakah saat tuan putri dalam bahaya kita ada disekitarnya atau tidak."
Apa yang dia katakan tidak salah juga. Tapi umur 7 tahun sudah berlatih pedang? Dan Hyacinth juga anak perempuan... Tapi di dunia ini anak berusia 5 tahun sudah berlatih pedang. Tapi itu standar dunia ini, bukan standar ku! Aku tidak masalah jika Hyacinth sudah dewasa dan mau belajar berpedang, tapi dia masih kecil. Masih mengejar-ngejar ku kalau aku hilang dari pandangannya. Tapi dia perlu membela dirinya kalau.... Arghh!!! Ini membuatku pusing! Aku harus memutuskan yang terbaik untuk Hyacinth.
...
"Umur 8 tahun. 1 bulan lagi umur Hyacinth akan berulang tahun. Saat itu dia boleh belajar berpedang," ucapku kepada Duke Kalister.
Duke Kalister kaget seperti tidak percaya omonganku. "Baru kali ini anda luluh. Biasanya kalau sudah A ya A."
"Ini untuk kepentingan Hyacinth. Aku tidak bisa melindunginya setiap saat. Anda juga benar, pasti ada waktu dimana dia sendirian. Waktu dia sendirian itu bisa saja terjadi ada apa-apa dengannya."
Seketika Duke Kalister memanggil Jack dan memintanya mengirimkan surat kepada Kaisar. Dari yang aku duga adalah Duke Kalister akan menyampaikan persetujuan ku atas dimulainya pelatihan berpedang Hyacinth.
2 hari yang lalu Duke Kalister sudah resmi mengadopsi Hyacinth dan dihari itu juga Duke Kalister mengumumkan mengadopsi anak dari panti asuhan. Seperti rencana awal, Kaisar menyampaikan kepada para bangsawan jika anak adopsi Duke Kalister adalah anak yang memiliki keturunan tidak langsung dari keluarga Kalister dan untuk menjadikannya resmi sebagai keturunan Duke Kalister maka pengadopsian tidak dapat terhindarkan.
Jadi soal anak haramnya Duke Kalister sekarang tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Karena Kaisar mengkambing hitamkan Duke Kalister sebelumnya yaitu ayah Duke Kaden Kalister.
Dari ucapan Duke Kalister mengenai keadaan setelah pengumuman anak adopsinya, para bangsawan tidak terlihat aneh saat mendengar nama Karina. Nama asing untuk para bangsawan di kekaisaran ini.
"Saat Hyacinth berumur 18 dan mengadakan debutante nya, kemana akan anda pergi?," ucap Duke Kalister.
"Jelas saya akan kembali ke rumah tua itu," balasmu.
"Sangat datar dan sangat singkat. Tapi aku suka itu dari anda, Nona."
Rayuan setan. Jangan berharap aku jatuh atas ucapan gila mu itu. Aku telah mencintai uang dan aku akan menikahi uang. Hanya ada Hyacinth dan uang di hatiku sekarang. Tidak cukup ruang untuk hal lain.
Aku berdiri dan izin pergi dari ruang tamu meninggalkan Duke Kalister. Aku pergi ke tempat latihan untuk menjemput Hyacinth. Ini sudah saatnya dia membaca buku bersamaku. Sebelum membaca buku aku meminta Arina untuk memandikan Hyacinth dan aku akan membawakan teh coklat untuk Hyacinth.
Setelah selesai di dapur, aku pergi ke kamarnya Hyacinth. Saat membuka pintu kamar, terlihat wajah mungil yang sedang membaca sesuatu di bawah lampu baca nya. Aku mendatanginya dan dia tidak menyadari kehadiranku. Benar-benar fokus yang luar biasa tapi menakutkan karena fokusnya itu membuat dia tidak peka sekitarnya.
Aku memegang kepalanya dan mengusapnya perlahan. Baru dia sadar atas keberadaan ku. Dia menutup bukunya dan melihatku dengan wajah yang bersemangat.
"Kenapa belum tidur?," tanyaku.
"Aku suka membaca. Penasaran!," dia kembali membuka bukunya dan memperlihatkannya kepadaku. "Ini! Ini!".
Aku membaca sekilas ternyata buku tentang seorang kesatria yang mengejar seorang putri yang diculik oleh raja monster.
Aku mengambil bukunya dan memegang kepalanya lagi. "Boleh baca buku, tapi harus sama aku!."
Aku mengambil buku dari genggamannya lalu menggelitik perutnya. Dia tertawa dan meminta aku berhenti, tapi malah aku lanjutkan karena ia terlihat sangat imut. Setelah puas bercanda, aku menaruh buku di atas meja dan menggendongnya. Aku baringkan dia di kasur empuknya dan menyelimutinya. Aku berbaring di sebelahnya dan mengelus kepalanya lagi. Rambutnya sekarang begitu halus walaupun rambut peraknya tidak terlihat lagi
"Bibi besok kita petik bunga ya."
"Dandelion? Apa kamu menyukainya?".
"Iya! Dibuku itu mengatakan jika dandelion adalah bunga yang memberikan kebahagiaan!".
"Apa kamu bahagia sekarang?".
"Iya! Aku bahagia sekarang!," dia memelukku dan membenamkan wajahnya di dadaku. "Ibu benar selama ini, Bibi adalah malaikat!".
Entah apakah aku bisa menerima kasih sayang dari Hyacinth atau tidak. Aku sudah berbuat salah banyak kepadanya selama 4 tahun. Tapi dia seperti memaafkan aku karena memperlakukan dia baik selama 1 bulan ini.
•••
Keesokan harinya aku tiba-tiba mendapatkan kabar jika Kaisar akan berkunjung setelah makan siang. Duke Kalister bilang jika Kaisar akan menyamar dan ingin bertemu Hyacinth di tempat yang tidak bisa dilihat banyak orang. Duke Kalister meminta saranku apakah ada tempat yang seperti itu dan aku kepikiran kamarku yang berada di ujung area kamar para pelayan.
Sebelum kedatangan Kaisar, Hyacinth memetik bunga Dandelion bersamaku di taman. Dia membawa beberapa petik bunga Dandelion dengan 3 warna yang berbeda yaitu kuning, putih, dan pink.
Setelah itu aku dan Hyacinth pergi ke kamarku. Hyacinth duduk sambil menunggu dengan sabar sambil bersenandung lagu yang tidak pernah aku dengar. Saat aku bertanya itu lagu apa dia mengatakan lupa judul lagunya tapi dia katanya sering mendengar dulu saat bersama Ibunya.
Sejam, dua jam, tiga jam terlewati. Sudah sore dan sekarang Hyacinth sedang tertidur karena lelah menunggu. Aku pun sangat mengantuk sekarang tapi takutnya jika Kaisar dan Duke Kalister datang saat kami tertidur bersama dengan mesranya.
Saat hendak ku terlelap, Duke Kalister membuka pintu dan melihatku yang terbaring. Aku melihatnya dan dia melihatku. Tiba-tiba dia menoleh ke samping. "M-Maaf Nona, kaki anda terlihat..."
Ah. Rokku tersingkap dan memperlihatkan kakiku. Segera aku turunkan rokku.
Aku bangun dari kasur dan membangunkan Hyacinth. Dia menggosok-gosok matanya untuk tetap menjaga kesadarannya agar tidak dirayu oleh nikmatnya tidur.
"Ayah... Dimana," ucapnya.
Tiba-tiba Kaisar datang dengan pakaian lusuh penuh bolong-bolong. Dia berlutut dan menyapa Hyacinth, "Anakku."
Wajah Hyacinth berbinar dan segera memeluknya. Aku senang melihatnya bahagia saat bertemu dengan Kaisar. Setidaknya dia mendapatkan sosok ayah ketika ibunya sudah tiada. Lebih baik ada satu ketimbang dua-duanya pergi.
Aku dan Duke Kalister setuju meninggalkan ruangan dan pergi ke taman untuk berjalan-jalan sebentar. Duke Kalister mencoba memulai percakapan.
"Raja senang mendengar keputusan mu untuk membiarkan Hyacinth berlatih berpedang."
Aku diam dan fokus ke depan.
"... Nona Mistelir, apakah dia melukai hati anda?"
"Apa yang anda cemaskan? Saya? Hahaha! Mulut kasarnya tidak bisa melukai hati saya tenang saja. Tapi jika dia melukai Hyacinth... Akan kubuat dia lupa bagaimana rasanya beridri di atas rumput."
Duke Kalister tertawa kecil, "Selalu nama tuan putri. Anda benar-benar menyayangi nya."
"Dia adalah satu-satunya keluargaku sekarang. Dia harus tumbuh dengan sehat dan ceria. Aku tidak akan membuat dia terluka lagi".
"Terlihat jika anda berbicara jujur dengan semua keputusan mengenai tuan putri anda pikirkan baik-baik," balasnya.
"Setidaknya aku bisa menuntunnya untuk memilih mana baik dan buruk sebelum dia dewasa dan bisa memilih keputusan sendiri," balasku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yunita Widiastuti
🌻
2024-03-27
0