Aku sedang menemani Hyacinth bermain di taman bunga. Dia begitu terlihat senang sekali melihat bermacam-macam bunga disini. Tidak hanya aku dan Hyacinth disini, ada 2 pelayan yang mengikuti kami. Kedua pelayan ini sepertinya lebih muda dariku. Aku menebak-nebak umur mereka 17 - 18 tahun.
"Nona Perkins, kenapa nona Karina memanggil anda Bibi?," tanya pelayan bernama Arina.
Satu-satunya yang tidak bisa disamarkan dari Hyacinth adalah cara dia memanggilku, "Saya adalah pengasuh di panti asuhan yang didatangi oleh yang mulia Duke. Aku sering merawat nona Karina sejak dari kecil sehingga dia memanggilku bibi," ucapku.
Cerita latar belakang settingan ini adalah buatanku sendiri dan sudah aku beritahu Duke Kalister soal ini tadi malam.
"Ah pantas saja." Tiba-tiba Arina mendekat kepadaku lalu berbisik, "Saya tahu ini tidak sopan, apakah nona Karina adalah anak haram yang mulia Duke?".
... Membayangkannya saja membuatku ingin muntah. Aku tidak bisa marah karena dengan Duke Kalister mengadopsi anak dari entah berantah jelas membuat rumor yang tidak-tidak.
"Arina! Hentikan. Jangan sampai didengar oleh nona Karina!," bentak pelayan bernama Mina.
Mina sepertinya orang yang tidak peduli oleh rumor dan gosip. Dia juga melakukan pekerjaannya dengan benar.
"Ah, hehe... Maaf Mina, lain kali aku akan hati-hati. Tapi semua orang di istana penasaran akan hal itu," ucap Arina.
Mina mendatangi Arina lalu menutup mulutnya, "Sudah kubilang hentikan. Apa kamu ingin membuat nona Karina yang imut serta cantik itu merasa tidak nyaman dengan rumor-rumor itu?!".
Jangan-jangan Mina adalah penggemar Hyacinth?! Pendapat dia soal Hyacinth yang imut dan cantik itu sama sepertiku!
"Benar... Nona Karina benar-benar imut dan cantik," balas Arina.
Seketika aku meraih tangan Mina dan Arina lalu menggenggamnya dengan erat. "Mulai hari ini, Karina Fans Club terbentuk," ucapku dengan serius menatap kedua mata mereka.
Mereka juga sama, menatap mataku dengan serius. Dari tatapan mereka berdua sudah menandakan jika mereka setuju dengan terbentuknya Fans Club. Tujuan kami adalah membuat Hyacinth bahagia dan selalu imut setiap harinya. Siapapun yang berani membuat Hyacinth menangis, kami akan pecahkan kepala bapaknya.
***
Aku saat ini di dapur sedang membuat kue untuk Hyacinth. Awalnya tenang, damai, dan tentram sampai Duke Kalister datang menemuiku. Wajah tersenyum nya membuatku ingin melemparkan adonan kue ke mukanya.
"Yang mulia, apa yang membuat anda datang kemari," tanyaku dengan terpaksa. Jika aku berbicara kasar di hadapan Mina dan Arina bisa-bisa aku jadi bahan gosip di istana.
"Hmm... karena kamu?," balasnya.
Huek. Ingin muntah aku. Tidak untuk Mina dan Arina yang histeris mendengar ucapan manisnya Duke Kalister. Jelas mulut manisnya ini mengandung udang dibalik batu.
"... Saya bingung harus bereaksi apa," balasku. Untuk kesekian kalinya aku berterima kasih oleh fitur auto poker face dari mukanya Dorothy Perkins.
Lihat sekarang Duke Kalister malah bingung untuk membalas ucapanku. Mampus, kamu salah target. "Ah, aku perlu bicara denganmu. Pergi ke rumah kaca dan bawa juga Karina," ucapnya.
Sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu yang penting. Kenapa dia harus mengucapkan hal-hal bodoh seperti tadi dan tidak langsung ke intinya saja. Entah lah apa yang ada di otak pria tampan satu itu.
Lalu dia pergi duluan meninggalkan dapur untuk pergi ke rumah kaca. Aku meminta Mina dan Arina melanjutkan adonan kue yang aku buat. Sekalian meminta Mina untuk membawakan cemilan ke rumah kaca.
Aku menjemput Hyacinth yang sedang menggambar di kamarnya. Aku menggendongnya karena dia minta digendong. Dia mulai manja kepadaku, aku bahagia. Aku jadi orang tua tolol lama-lama karena anakku sendiri.
Sekarang aku, Hyacinth, dan Duke Kalister duduk di satu meja yang sama. Hyacinth melanjutkan gambaran yang dia belum selesaikan tadi. Duke Kalister bertanya-tanya apa yang dia gambar dan Hyacinth menjawab, "Rusa dan kelinci!".
Aku menengok gambarannya tapi tidak terlihat seperti rusa dan kelinci. Malahan seperti pohon dan rumput. Duke Kalister yang bisa menangani anak-anak merespon dengan baik jawaban Hyacinth. Lalu memberi saran kepada Hyacinth untuk membuat tanduk di rusa yang ia gambar. Hyacinth melanjutkan gambarannya dan sekarang Duke Kalister mengalihkan pandanganya kepadaku.
Dia menatapku, hanya senyum. MENGANGGU LUAR BIASA. "Apa?," tanyaku ketus.
"Tidak. Kamu cantik."
"Ke intinya."
"Tidak bisa diajak bercanda."
Duke Kalister mengeluarkan kertas dari kantong sakunya lalu memberikannya kepadaku. Kertas yang terlipat itu aku ambil dan membukanya. Isinya adalah profil seorang perempuan bangsawan yang cantik. Apa maksudnya ini?
"... Jika anda ingin mencari korban, jangan beritahu saya. Bisa-bisa saya laporkan anda ke Kaisar soal kebejatan anda," ucapku.
"Bukan seperti itu, Nona. Yang di kertas itu nona Serafina Mistelir, putri Count Mistelir yang akan menjadi guru Etika tuan putri," balasnya.
Oh ya Kaisar meminta Duke Kalister mencari guru etika kebangsawanan untuk Hyacinth. Ini adalah persiapan masa depan Hyacinth agar saat terjun di kelas sosial bangsawan dan menjadi Putri Mahkota dia sudah siap.
"Apa dia terpelajar," tanyaku
"Di kelas sosial, dia sanjung sebagai Ratu Elegan," balas Duke Kalister.
Wah julukan yang memalukan. Jika aku adalah Serafina Mistelir dan mendapatkan julukan aneh itu sudah aku kubur-kubur diriku sendiri.
"Tidak masalah jika dia terpelajar."
Lalu kue yang aku buat tadi dibawakan oleh Mina. Dia memberikannya juga kepadaku sekaligus dengan secangkir teh hangat. Setelahnya Mina pergi dari rumah kaca.
"Lalu soal Saintess... aku akan pergi ke Ibu Kota lusa nanti setelah Lady Serafina datang ke Istana Kalister," ucap Duke Kalister.
"Menghadiri penobatan Saintess baru?," tanyaku.
Duke Kalister tiba-tiba tersenyum mengerikan, "Benar. Aku ingin melihat Saintess yang mereka puja-puji itu sekarang."
Hyacinth melihat ke arah Duke Kalister yang sedang dalam mode seram. Hyacinth kaget dan ketakutan. Langsung aku ambil dia dan kupangku. "Wajah anda tolong dijaga," ucapku.
Dia kaget dan kembali normal kembali wajahnya, "Oh maaf. Karina, paman minta maaf."
Hyacinth yang memelukku dengan erat mengintip ke arah Duke Kalister dan dengan suaranya yang imut dia berkata, "Iya."
Aku harap Hyacinth dan Duke Kalister bisa terlihat seperti anak dan Ayah setidaknya dalam 11 tahun ke depan. Penyamaran harus sempurna agar Hyacinth tumbuh dewasa dengan keceriaan disekitarnya.
Ah benar, mumpung ada orangnya disini aku bisa minta bantuan kepadanya.
"Yang mulia, bisakah saya meminta bantuan kepada anda?," tanyaku.
Tiba-tiba dia memasang wajah yang menjijikan yaitu sok tampan. Aku mulai menyesal karena minta bantuan kepadanya. Tapi dia adalah seorang Kesatria Sihir paling kuat di Kekaisaran Xamonia. Dia adalah guru terbaik yang aku bisa dapatkan saat ini.
"Katakan, aku bisa membantu Nona Perkins meski permintaannya aneh-aneh."
"Ajarkan aku sihir!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Andira Rany
/Smile/
2024-04-08
0
Ddyat37 Del*
💪💪💪
2024-03-28
0
Ddyat37 Del*
suka sangat dgn muka pokernya lanjuttttt
2024-03-28
0