Pertanyaan pertamaku, kenapa aku mau saja menerima permintaan sang Kaisar. Lalu pertanyaan keduaku, apakah istana Kalister tidak bisa lebih jauh lagi dari kota? Ini hutan, sekeliling hutan, hijau memandang dari kanan kekiri.
Istana ini pula begitu besar. Inginku teriak karena terlalu besar. Tidak pernah aku melihat istana sebesar ini dalam hidupku. Istana Presiden di dunia asalku saja tidak seberapa ini.
Kami disambut oleh puluhan pelayan yang berbaris dari pintu masuk hingga ujung gerbang masuk istana. Pakaian para pelayan seperti para pelayan di abad pertengahan. Ingin kucoba memakainya sekali suatu saat nanti.
Pelayan pria mendatangi Duke Kalister. Mereka berdua berbincang-bincang. Aku dan Hyacinth masih berdiri di samping kereta kuda. Pelayan pria melihat kearahku dan Hyacinth lalu dia tersenyum. Entah apa maksud senyuman nya itu. Setelah beberapa lama, Duke Kalister mendatangi kami dan mengisyaratkan kepadaku untuk membiarkan dia menggedong Hyacinth.
Hyacinth melihatku lalu dia meraih tangan Duke Kalister. Terlihat dengan mataku sendiri, Duke Kalister menggendong Hyacinth dengan sangat hati-hati karena takut dia terluka. Aku sudah memperingati nya jika Hyacinth tidak nyaman aku akan menggigit kepalanya hingga putus. Lalu aku juga harus menjaga gaya bicaraku kepada Duke Kalister jika aku tidak ingin mati disini.
"Dia adalah anakku mulai hari ini, Karina Kalister. Layani anakku seperti kalian melayaniku."
Suasana canggung dan hening menandakan para pelayan tahu jika mereka harus menerima keberadaan tuan putri baru mereka.
Nama Hyacinth juga disamarkan menjadi Karina untuk menyempurnakan penyamarannya. Aku yang memilihkan nama itu dan juga nama itu adalah nama ibuku di dunia asalku. Nama seseorang yang kuat, berani, dan tangguh menghadapi semua rintangan dalam hidupnya. Walaupun samaran, aku ingin nama Karina yang Hyacinth pakai untuk 11 tahun kedepan akan membuat dia sama seperti Ibuku.
"Nona Perkins jangan khawatir. Istana Kalister adalah tempat paling aman untuk yang mulia Karina," ucap Sir Rafael.
"Tanpa anda beritahu, saya sudah tahu," balasku.
Tiba-tiba pelayan pria yang berbincang dengan Duke Kalister mendatangiku. Dia memberi salam hormat kepadaku dan memperkenalkan diri, "Halo nona Perkins. Perkenalkan nama saya Javier, kepala pelayan Istana Kalister. Saya diberitahu yang mulia jika anda adalah nanny untuk tuan putri Hyacinth."
Aku membalas salam hangat darinya, "Salam kenal Javier, saya Dorothy Perkins. Mohon kerja samanya."
Duke Kalister masuk ke dalam terlebih dahulu untuk mengajak Hyacinth berjalan-jalan disekitar istana. Sedangkan aku mengikuti Javier untuk melihat sekeliling istana dan mengantarkan aku ke kamarku. Soal kamarku sudah aku bahas dengan Duke Kalister jika aku tidak ingin kamar yang mewah seperti yang dia tawarkan, aku ingin kamar yang sama dengan pelayan di istana.
Javier juga menjelaskan pekerjaan ku sebagai nanny Hyacinth. Pekerjaan itu adalah pekerjaan yang aku lakukan setiap harinya sejak aku datang ke dunia ini. Javier sedikit khawatir kepadaku karena aku ini masih muda dan belum pernah punya anak. Aku hanya bisa tersenyum kepadanya yang mengkhawatirkan aku. Padahal sebenarnya aku sudah master soal mengurus anak.
Pada malam hari aku kembali ke kamarku. Menata pakaian dengan rapi lalu berbaring di atas kasurku. Melihat langit-langit kamar yang asing membuatku sedikit cemas tentang masa depan. Kecemasanku tidak jauh dari Hyacinth. Aku cemas jika dimasa depan dia dimanfaatkan seperti Ibunya, aku cemas dia menjadi anak nakal, aku cemas dia menikahi orang yang salah, dan aku cemas dia meninggal diumur yang muda. Kecemasanku bukan tanpa alasan karena Hyacinth adalah keturunan Saintess. Meski dikata Kaisar, Hyacinth tidak memiliki kekuatan Saintess namun aku takut kekuatannya bangkit tiba-tiba dan dia diincar pihak Gereja.
Disela overthingking, suara ketukan pintu terdengar oleh telingaku. Aku bangkit dari kasur dan menduga-duga jika yang mengetuk pintu ku adalah Javier namun tidak. Duke Kalister menampakkan batang hidungnya di depanku.
"Malam Nona Perkins—".
Aku menutup pintu dan kembali ke kasurku. Ketukan pintu terdengar lagi, tapi aku membiarkannya. Kukira itu keputusan yang tepat namun tidak, ketukan pintu makin kencang dan bervariasi. Apa tujuan dia mendatangiku malam-malam seperti ini?!
Dengan terpaksa kulangkahkan kakiku untuk membukakan pintu kepada tuan istana besar ini. Dia tersenyum lebar kepadaku dan itu mengganggu ku.
"Apakah anda tahu jika tidak sopan mendatangi kamar seorang lady yang tidak ada hubungannya dengan anda dimalam hari?," ucapku.
"Aku adalah pemilik kastil ini, jadi kamarmu adalah milikku sebenarnya. Jadi kamu tidak bisa menolak kedatanganku," balasnya.
Sudah kuduga ini sebuah kesalahan untuk ikut bersama Hyacinth ke istana Kalister.
"Jika anda berbuat yang tidak-tidak kepada saya, saya tidak akan ragu untuk memecahkan kepala anda."
"Aku datang untuk membicarakan sesuatu, tenanglah."
Aku membiarkan dia masuk dan kuberi dia kursi untuk duduk. Aku berdiri di dekat jendela yang jaraknya jauh dari tempat dia duduk.
"... Sebenarnya saya pernah punya salah apa sama nona?".
"Tidak. Tapi anda berbahaya."
"Jangan percaya rumor gila itu, nona. Saya adalah pria yang gentle dan tidak pernah memainkan hati seorang perempuan."
Semakin dia meyakinkanku semakin aku tidak percaya. "Jadi, apa yang anda ingin bicarakan kepada saya?".
Duke Kalister menyilangkan kakinya, "Gereja tiba-tiba bergerak hari ini."
Informasi dari Duke Kalister bukan berhubungan dengan Hyacinth, namun aku tidak tahu harus bahagia atau tidak karena Gereja Elifuna mengumumkan jika mereka menemukan Saintess berikutnya. Masyarakat tidak ada yang tahu apakah Saintess baru ini keturunan Saintess sebelumnya atau tidak. Namun menurut Duke Kalister, Saintess ini berasal dari daerah kumuh. Asal usul yang sama seperti Saintess sebelumnya, Camelia.
"Bukankah itu tidak mungkin jika ada Saintess diluar keturunan Saintess sebelumya?," tanyaku.
"Mungkin jika Saintess sebelumnya tidak memiliki keturunan perempuan."
Benar. Aku baru ingat. Namun Camelia memiliki Hyacinth sebagai keturunannya. Karena itu Hyacinth bisa menjadi Saintess jika kekuatannya bangkit suatu saat nanti.
"Tidak mungkin dalam 1 generasi terdapat 2 Saintess yang lahir dalam waktu yang sama. Info yang kudapat, umur Saintess yang ditemukan Gereja berumur 7 tahun. Sama dengan yang mulia putri Hyacinth," ucap Duke Kalister.
Apa yang dikatakan Duke Kalister itu benar, Saintess tidak mungkin ada 2 orang dalam generasi yang sama. Kecuali satu hal, Saintess yang tidak diutus oleh Dewi Kehidupan Elifuna.
"... Atau Saintess baru ini berasal dari Dewi Kematian Afiluna?"
Duke Kalister terkejut mendengar ucapanku, "Saya rasa tidak mungkin. Utusan Dewi Afiluna terakhir kali muncul dalam sejarah memiliki perjalanan hidup yang menyedihkan. Tidak mungkin Dewi Afiluna menurunkan utusannya lagi," balas Duke Kalister.
Saintess Dewi Afiluna ditakuti oleh semua orang dikarenakan dia dianggap pembawa kematian bagi siapapun. Dipercaya jika Saintess Dewi Afiluna memegang tangan seseorang maka orang itu akan mati. Akhir riwayat Saintess Dewi Afiluna adalah dieksekusi oleh pihak gereja Elifuna karena mendapat tuduhan jika dia sudah membunuh Saintess Dewi Elifuna saat itu. Dua dekade kemudian setelah kematian Saintess Dewi Afiluna, baru muncul kebenaran soal Saintess Dewi Afiluna jika kehadirannya untuk menyeimbangkan kekuatan Saintess Dewi Elifuna.
"... Kemungkinan besarnya itu adalah Saintess palsu yang sengaja diciptakan oleh pihak gereja," ucap Duke Kalister.
"Untuk apa mereka menciptakan Saintess palsu?," tanyaku.
"Sudah jelas untuk mempertahankan kekuasaan mereka di kekaisaran Xamonia. Dengan Saintess disisi mereka, suara masyarakat akan condong ke Gereja ketimbang keluarga kekaisaran."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Andira Rany
/Good/
2024-04-07
0
Playmaker
Ada unsur politik kah thor kedepannya?
2024-03-21
0