Seminggu setelah kedatangan si Ratu Elegan. Jadwal pertemuanku dengan matahariku, Hyacinth, juga berkurang dengan kedatangannya. Pelajaran etika yang harus ditekuni Hyacinth menyita waktu bermainnya bersamaku. Ada satu hari aku tidak bertemu dengan Hyacinth dan hari itu juga aku seperti mayat hidup. Mina adalah saksi dimana aku seperti mayat hidup pada hari itu.
Jadwalku bertemu dengan Hyacinth hanya pada sore hari saja sekarang. Pagi sampai siang dia aktif belajar bersama si Ratu Elegan. Lalu apa yang aku lakukan disaat-saat krisis tidak bertemu Hyacinth? Membuat kue, melakukan latihan stamina, dan mempelajari sihir. Sekarang aku bisa menggunakan sihir angin tingkat rendah. Aku gunakan sihir anginku jika banyak rumput di halaman tempat bermain Hyacinth.
Sekarang aku sedang berada di tempat latihan para kesatria bersama Sir Rafael. Dia adalah teman berlatihku selama beberapa hari ini. Dia sama seperti Duke Kalister, kesatria sihir dengan jenis sihir api dan air. Dia juga mengajarkanku beberapa trik sihir yang simpel untuk dipelajari.
Sebagai ucapan terima kasih karena telah menemaniku berlatih, aku memberinya sekeranjang kue bolu dan es lemon untuknya setelah berlatih. Dia begitu senang memakan kue bolu yang aku berikan kepadanya. Aku dan dia sudah berteman akrab sejak dia menemaniku berlatih.
"Apakah sesi belajar nona Karina berjalan lancar?," tanya Sir Rafael.
"Sepertinya... aku sedikit lega karena si Ratu—Nona Mistelir adalah guru yang baik," balasku.
Wajah Rafael sedikit cemas dan khawatir. Dia memegang dagunya dan hendak berbicara tapi tidak jadi. "Ada apa, Sir Rafael?".
Dia menoleh kepadaku. "Nona Mistelir memang dikenal sebagai Ratu Elegan. Namun dia orang tempramental dan tidak sabaran," ucapnya.
"Hyacinth itu penurut. Apapun yang dikatakan oleh nona Mistelir pasti dia turuti tanpa melawan," balasku.
Jelas penurut, bekas didikan... aku ralat. Bekas kekejaman Dorothy Perkins dahulu membuat Hyacinth penurut dan tidak berani mengeluarkan isi kepalanya. Untuk sekarang aku akan membiarkan sifat Hyacinth agar dia tidak menerima amarah si Ratu Elegan. Bukan berarti aku tidak peduli, tapi jika aku melihat Hyacinth terluka atau ada goresan kecil di wajah cantiknya... si Ratu Elegan itu akan habis ditangan ku. Ini semua demi Hyacinth dan diriku sendiri. Jika aku mengamuk, tidak ada yang bisa menghentikan ku, bahkan aku sendiri.
Aku mengakhiri latihan bersama Sir Rafael dan pergi ke perpustakaan untuk mempelajari buku sihir lagi. Dikarenakan guruku, si hidung belang sedang berada di Ibukota jadinya aku mempelajari sihir secara otodidak. Baru sihir angin yang aku kuasai, api dan air masih belum aku jangkau. Bayangan aku tidak berani mempelajarinya dahulu karena aku sudah bertanya kepada Sir Rafael soal jenis sihir bayangan.
"Sihir bayangan adalah sihir iblis. Kemampuannya bisa mengendalikan, memanipulasi, bahkan membunuh dalam sekejap. Jika anda bertemu iblis jangan ragu untuk kabur." Itu pendapat Sir Rafael soal sihir bayangan.
Aku sendiri merasakan bahaya tersendiri jika aku mempelajari sihir bayangan secara otodidak. Bahkan dibuku sihir ini, jenis sihir bayangan tidak disebutkan sama sekali.
Dari buku sihir ini aku mengetahui satu hal yaitu dalam menggunakan sihir ada dua metode yang dapat dilakukan. Pertama adalah [Perapalan] dan kedua [Instan].
Perapalan adalah metode untuk mengeluarkan sihir dengan menyebutkan atau menyanjung sihir yang akan digunakan. Sederhananya begini, kata-kata yang keluar dari mulut akan membentuk sihir dan kekuatannya tergantung berapa kalimat yang kita ucapkan. Contoh: Wahai angin, datanglah!. Itu adalah rapalan sihir [Windra] yang mengeluarkan angin yang dapat dikontrol menggunakan tongkat sihir.
Jika satu sampai dua kalimat itu adalah sihir tingkat rendah. Tiga sampai lima itu sihir tingkat menengah. Lima keatas itu sihir tingkat tinggi. Intinya semakin banyak kalimat dalam merapalkan mantra sihir, semakin kuat juga sihir yang dikeluarkan. Perapalan adalah metode penggunaan sihir untuk pemula, tapi ada juga yang sudah master seperti Sir Rafael masih menggunakan metode ini.
Metode kedua adalah Instan. Metode ini adalah lanjutan dari perapalan. Jika perapalan tergantung berapa kalimat dalam membetuk sihir, maka Instan adalah bagaimana kita membayangkan bentuk sihir dalam kepala lalu mengeluarkannya dengan bentuk wujud yang dapat dilihat. Mudahnya, apa yang kita bayangkan bisa menjadi kenyataan dengan menyesuaikan berapa banyak stamina dalam tubuh. Bagi Sir Rafael ini adalah metode yang sulit karena menurutnya kita harus membayangkan sihir yang belum pernah kita lihat. Karena sihir adalah abstrak dan jika salah dalam membayangkannya akan membahayakan bagi diri sendiri. Tapi bagiku ini mudah, semudah berimajinasi tiba-tiba tajir mendadak. Intinya dari metode ini jangan terlalu membayangkan sihir yang kuat karena harus tahu batasan dengan stamina yang dimiliki.
Lalu metode perapalan pula memiliki sihir yang harus dikuasai, berbeda dengan instan. Instan kita dapat membentuk sihir sendiri sesuai imajinasi kita jadi tidak dibatasi seperti perapalan.
Memang aku berkata mudah tapi aku belum pernah menggunakan metode instan. Sihir angin yang aku gunakan juga dari metode perapalan. Windra adalah sihir yang aku gunakan akhir-akhir ini.
"Nona Perkins? Apakah anda sedang belajar sihir lagi?," ucap Jack yang memasuki perpustakaan.
"Ada apa Jack? Apakah Hyacinth mencariku?," tanyaku.
"Tidak," wajah Jack terlihat cemas. "Nona Mistelir mencari anda."
Aku berjalan menuju ruangan si Ratu Elegan. Entah apa yang dia ingin lakukan kepadaku. Tapi jika dia berbicara buruk tentang Hyacinth... Aku tidak tahu apa yang aku lakukan kepada wajah cantiknya itu.
Aku mengetuk pintu kamarnya, "Nona Mistelir, saya Dorothy Perkins yang anda cari".
"Masuk!".
Aku membuka pintu dengan perlahan dan masuk ke dalam. Pandanganku sekarang terlihat seorang perempuan mengenakan mantel mandi sedang duduk di kursi sambil menikmati wine mahal. Dia memandangi jendela luar dengan wajah yang terlihat bosan.
"Kau... pengasuh panti asuhan anak itu?," tanya si Ratu Elegan.
"Iya Nona."
Dia tertawa kecil. Dia meminum seteguk wine. Dia melirikku dengan tajam seperti hendak mencengkram ku. Wah menakutkan, aku ingin lari, wah. Apapun tampangnya tidak membuatku takut. Aku pernah mengalami ketakutan yang terbesar sehingga seseram apapun dia tidak akan membuatku takut.
"Kaden, apa Kaden pernah bercinta denganmu? Anak itu mirip denganmu. Aku curiga dia anakmu dengan Kaden."
Seluruh badanku bergidik mendengar dia bertanya apakah aku pernah bercinta dengan si hidung belang atau tidak. Tapi aku senang dia bilang Hyacinth mirip denganku.
"Tidak pernah Nona. Karina Kalister juga bukan anak saya. Saya hanya pengasuh di panti asuhan dan nona Karina adalah salah satu anak di panti asuhan saya."
Dia mengangkat gelas winenya, "Kenapa kamu sampai menjadi Nanny anak itu?".
"Karena saat Duke Kalister hendak mengadopsi nona Karina, nama saya disebut nona Karina dan dia tidak ingin berpisah dengan saya," balasku.
Ratu Elegan berdiri dan dia mendatangiku. Dia tanpa izin memegang wajahku. Diperiksanya kanan dan kiri wajahku. Aku hanya diam dan menahan diri untuk tidak mencakar tangannya. Setelah lumayan lama dia melihat wajahku dengan seksama, dia tertawa dan membalikan badannya.
"Tidak mungkin Kaden menyukai gadis kampungan seperti mu," ucapnya.
Aku juga tidak sudi jika dia menyukaiku. Akan ku bakar habis rambutnya jika keluar kata cinta dari mulut si hidung belang.
"Kau dan anak itu bukanlah penghalang bagiku untuk menjadi Duchess," tiba-tiba si Ratu Elegan memegang pundakku. "Aku menyukaimu. Jadilah pelayanku selama aku ada disini," tawarnya.
Aku menundukkan kepalaku dan dengan nada sangat sopan aku menolak tawarannya, "Maaf Nona Mistelir, saya berat hati menolaknya. Saya adalah Nanny untuk nona Karina."
Tiba-tiba dia mencengkram bahuku. Wajahnya berubah menjadi marah. Aku tetap menundukkan kepalaku dengan sedikit mengintip.
"Beraninya kau menolak tawaranku?! Kau hanyalah wanita murahan dari daerah kumuh!".
Wajahku di tampar. Aku tetap diam dan berkata, "Maaf jika saya menyinggung anda. Tapi saya diminta oleh yang mulia Duke untuk menjadi Nanny nona Karina."
Dia menatapku dengan kesal. Si jalang ini, jika aku tidak memikirkan Hyacinth sudah aku cabuti rambut dari kepalanya itu. Aku harus sabar dan menahan diriku demi Hyacinth.
Dia kembali ke kursi dia duduk tadi dan melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan kepadaku agar pergi dari kamarnya. Aku pun pamit dari kamarnya dan pergi dari sana.
Aku memegang pipiku dan terasa sekali amarah dalam hatiku untuk membalas tamparan ini suatu saat nanti. Harga diri Dorothy Perkins masih terasa dalam diriku. Jika Dorothy Perkins yang lama, dia tidak akan memikirkan Hyacinth. Dia akan membuat si Ratu Elegan takut melihat matahari lagi.
Aku hendak pergi ke kamar Hyacinth. Dengan melihat Hyacinth bisa saja amarahku—
"Bibi!!".
Baru saja aku pikirkan. Dia datang memelukku dari belakang. Dia tersenyum lebar. Semua amarahku hilang. Aku segera menggendongnya dan membawanya pergi ke taman.
"Bagaimana belajarnya?".
"Sulit, tapi aku akan berjuang!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Playmaker
Ada apa nih thor update malam-malam?😁😁
2024-03-22
0