Rapat pertama akan dimulai. Semua anggota telah berkumpul di ruangan kramat ini. Siapapun yang belum menyelesaikan tugasnya tidak bisa keluar dari ruangan ini. Masing-masing menggunakan topeng untuk merahasiakan identitas masing-masing. Karena pertukaran informasi ini bisa membuat dendam pribadi antar anggota.
Meja bundar dengan lilin ditengahnya. Ada 6 kursi yang masing-masing diisi oleh para anggota. Aku berada di tengah-tengah mereka sebagai ketua perkumpulan rahasia ini.
"Aksi kita ketahuan oleh si pelayan Jack, beberapa hari terakhir. Karena itu mulai hari ini pertemuan kita akan bersifat rahasia dan tertutup," ucapku.
Saudari Mina—Maksudnya Saudari M memberikanku sebuah palu sidang. Aku pun mengetuknya tiga kali, menandakan rapat sudah dimulai.
"Baik, mari kita mulai rapatnya. Teruntuk Saudara Rafael—Maksudnya Saudara R silahkan dimulai duluan."
Saudara R berdiri dan mulai memberitahu informasinya selama seminggu ini. "Terima kasih Ketua Nona Perkins—Maksudnya Saudara D. Seminggu ini nona Karina sudah mulai terbuka dengan saya. 4 hari yang lalu saya dan nona Karina bermain bersama di taman bunga. Lalu tiba-tiba..."
Dia berhenti berbicara. Suasana hening. Semua orang tegang sekaligus penasaran apa yang terjadi diantara Saudara R dan nona Karina.
"Nona Karina... Membuatkan ku mahkota bunga!".
Semua orang terkejut, kesal, dan iri dalam waktu yang sama. Saudara MF bangkit dari kursinya dan memukul meja sangat keras.
"AKU SANGAT IRI!!! AKU MAU MAHKOTA BUNGA DARI NONA KARINA!!!".
"Saudara MF! Tolong tenang. Bukan hanya anda yang iri, semua orang terkecuali Saudara R disini iri!".
Saudara MF kemudian kembali duduk anteng di kursinya. Semua orang terlihat ingin memukuli Saudara R sekarang karena hanya dia yang menerima bunga mahkota dari nona Karina.
"Silahkan dilanjut Saudara R."
"Kemudian kami bermain bersama dan menemani nona Karina mengejar belalang. Itu saja dari saya, terima kasih."
Semua orang menghela nafas lega karena tidak ada sesuatu lagi dari Saudara R yang dapat membuat kita iri.
"Eh... Aku baru ingat," timpal Saudara R.
Seketika ruangan kembali tegang. Semua seperti sedang menahan nafasnya dan bersiap menahan diri untuk tidak iri mendengar cerita lainnya dari Saudara R.
"Kemarin nona Karina mencari saya. Dia membawa keranjang yang isinya kue lalu memberikan saya kue bolu dan kami makan bersama."
Semua orang gaduh. Kecuali aku. Yang paling heboh adalah Saudara MF yang selalu menahan dirinya dari tadi. Semua berbincang satu sama lain dan mempertanyakan bagaimana bisa Saudara R dan nona Karina bisa sedekat itu. Aku pun penasaran. Jika sudah diluar aku akan mengintrogasi dirinya secara pribadi. Awas saja.
"Tenang, tenang, saudara-saudari ku. Saudara R, apakah sudah selesai? Pastikan dahulu dan jangan seperti tadi," ucapku ketus.
Saudara R tersenyum lebar dan mengangguk. Artinya dia sudah selesai. Fix habis ini aku akan mengintrogasi dirinya secara pribadi. Apa yang terjadi padanya hanyalah dia dan aku yang tau nantinya.
"Baik, terima kasih Saudara R atas laporannya. Sekarang kita beralih ke... Saudari Emma—Maksudnya Saudari E."
Saudari E berdiri dan menundukkan kepalanya kepadaku. "Terima kasih ketua D telah memberi saya kesempatan untuk melaporkan informasi pada hari ini." Saudari Emma melepas sarung tangannya dan memperlihatkan sebuah cincin bunga di jari manisnya.
"J-jangan-jangan!!!," ucap Saudara MF sembari kaget.
"Benar, ini adalah cincin bunga yang diberikan nona Karina pada hari ini! Hahahaha!".
Semakin heboh lah seisi ruangan. Saudara MF meloncat-loncat karena iri, Saudara R yang kami semua kira paling beruntung malah depresi melihat cincin bunga Saudari E, dan Saudari A dan M menangis karena tidak pernah mendapatkan apapun dari nona Karina.
"Su-Sudah, sudah! Aku tidak tahan lagi!!," ucap Saudara MF.
"Tenang, tenang!!," teriakku sambil mengetuk palu sebanyak mungkin.
Suasana kembali tenang, semuanya duduk dengan anteng. Saudari Emma masih berdiri dengan memamerkan cincin bunga yang ia terima dari nona Karina.
Oh ya aku baru ingat, "Saudari E, anda diperintahkan menjadi pengawal nona Karina bukan?".
"Benar, ketua D. Cincin ini adalah tanda perkenalan dari nona Karina," balasnya.
Ah, aku jadi tidak iri. Kukira posisinya akan langsung melengserkan Saudara R yang paling beruntung di antara kami.
Hanya itu dari Saudari E dan aku mempersilahkannya duduk kembali. Sekarang saatnya yang selalu menemani nona Karina... "Saudari Mina, Arina—Maksud saya Saudari M dan A, kalian berdua dipersilahkan menyampaikan informasi."
Mereka berdua berdiri bersama. "Terima kasih atas kesempatannya Ketua D," ucap saudara A.
"Nona Hyacinth kemarin dan hari ini saat mandi terlihat murung," ucap Saudari M.
Semua orang langsung fokus atas informasi Saudari M. Aku juga akan mendengarkan informasi sedetail mungkin. "Lanjutkan."
"Saat saya bertanya, nona tidak menjawab. Nona bilang tidak ingin membuat kami khawatir."
Apa yang terjadi dengan Hyacinth? Aku setiap hari bertemu dengannya tapi aku tidak pernah melihat dia muram sedetik pun. Sebentar... "Saudari M, waktu mandi nona Karina yang tiba-tiba murung itu setelah atau sebelum dia mengikuti kelas etika?," tanyaku.
"Sebelum Ketua," balasnya.
Aku tahu penyebabnya Hyacinth menjadi murung. Aku mengalihkan pandanganku kepada Saudari E. "Saudari E, apakah saat anda mengantarkan nona Karina dia terlihat suram?".
"Tidak. Tidak sama sekali. Nona saja memberiku cincin ini hari ini. Saya juga terkejut tiba-tiba mendengar nona murung."
Aku langsung menoleh kearah Saudara R. "Sepertinya ada yang ingin anda sampaikan, Saudara R?".
Saudara R memegang dahinya. Dia sedikit gelisah untuk membicarakannya tapi dia paksakan. "Apakah karena guru etikanya nona Karina?".
Sudah kuduga satu pemikiran dengan Saudara R. Jelas ini ada hubungannya dengan si Ratu Elegan.
"Bukankah dia mengajari nona Karina dengan benar?," tanya Saudara MF.
"Beliau adalah orang yang tempramen dan tidak segan untuk melampiaskan amarahnya ke seseorang. Yang aku takutkan... Nona Karina jadi bahan pelampiasannya," balas Saudara R.
Seketika suasana gaduh. Saling membicarakan tentang si ratu Elegan dan bagaimana sifatnya kepada para pelayan. Saudari M dan A pernah jadi korban pelampiasannya. Itu disebabkan Duke Kalister tidak ingin menemui si Ratu Elegan dan kebetulan Saudari M dan A lewat, mereka pun mendapatkan tamparan dari si Ratu Elegan.
Seperti si Ratu Elegan itu suasana hatinya sedang tidak baik. Ini semua gara-gara si hidung belang yang tidak mau meladeni si Ratu Elegan.
Sepertinya aku harus turun tangan. Tapi aku perlu menyelesaikan rapat ini terlebih dahulu.
"Baik, tenang, tenang saudara-saudari ku. Terima kasih informasinya Saudari M dan A."
Aku mengalihkan pandangan kepada saudara MF. Dia terlihat tidak siap untuk menyampaikan informasinya selama seminggu ini.
"Baik, Saudara Marfield—maksudnya Saudara MF dipersilahkan waktu dan tempatnya—".
"Tidak ada," balasnya.
"Hah?".
"Tidak ada. Saya tidak memiliki kesempatan untuk bertemu nona Karina minggu ini."
... Kasihan. Itu yang ada di otak kami semua. Ada hening yang begitu panjang diantara kami semua. Aku pun memecahkan hening itu dengan mengetuk palu sebanyak tiga kali.
"Rapat hari ini saya nyatakan telah selesai. Terima kasih atas partisipasi nya. Sebelum bubar mari kita kumandangkan slogan kita!".
Kita semua berdiri. Tangan kiri di dada dan dengan lantang kami mengucapkan, "Menjaga keimutan Karina dan yang membuat Karina menangis kami pecahkan kepala bapaknya."
Kemudian mereka bubar satu persatu meninggalkan ruangan keramat. Hanya tinggal aku sendiri disini. Saat hendak merenungkan apa yang sebenarnya terjadi antara Hyacinth dan si Ratu Elegan, Jack datang menemui ku.
"Nona Perkins, yang mulia Duke mencari anda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Revan
udah kayak sekte pemujaan aja🤣🤣
2024-05-06
0