Berkunjung

Beberapa hari kemudian...

Ocha dan Vina berkunjung menemui Anin di rumah Derald sore ini. Beruntung pekerjaan mereka sudah selesai lebih cepat, Anin meminta bertemu karna Derald tak mengizinkan bertemu di luar jadi Ocha dan Vinalah yang datang ke rumah.

Tok-tok-tok

Anin membuka pintu kamar nya, "Kenapa Bi ?" Tanya Anin ramah.

"Maaf Non, Bibi ganggu. Di bawah ada temen-temen Non Anin," ucap Bi Inah.

"Mereka udah dateng?" Tanya Anin berbinar.

Bi Inah pun mengangguk, "Yaudah.. Suruh mereka tunggu sebentar ya Bi, aku mau ganti baju dulu " Pinta Anin.

"Iya Non.."

Anin kembali ke kamar nya. Ocha dan Vina sudah menunggu di ruang tamu, seperti biasa rumah besar ini selalu sepi karna pemiliknya tengah melakukan pekerjaan mereka masing-masing di luar. Namun, setiap sore dan malam maka rumah ini akan selalu hangat dan ramai. Mungkin sebentar lagi para penghuni rumah ini akan segera pulang.

Anin menuruni tangga dengan hati-hati, seulas senyum terukir indah di wajah nya yang chuby. Anin hanya menggunakan baju ibu hamil dengan rambut di ikat ke atas, bahkan ia tak memakai make up. Tubuh Anin juga semakin berisi, namun kecantikan nya tak pernah pudar.

"Anin.." Ucap Vina melihat Anin menuruni tangga.

Ocha mengikuti arah pandang Vina, meraka pun bangkit menghampiri Anin dan membantu Anin turun. Vina memegangi tangan Anin sebelah kiri dan Ocha sebelah kanan.

"Kalian apapaan sih. Gue bisa sendiri kali," kata Anin menatap Ocha dan Vina bergantian.

"Iya. Tapi, kita yang liat ngilu, tau gak?" Sahut Ocha.

Anin terkekeh, mereka menggandeng Anin sampai mendudukan nya di sofa.

"Nin, perut Lo udah makin besar ya..." Ujar Ocha mengusap perut buncit Anin.

"Iya lah, berarti bayi dalam kandungan Anin tumbuh sehat " timpal Vina turut memegangi perut Anin.

Tanpa di duga bayi dalam kandungan Anin bergerak, "Ehh.. Perut Lo gerak Nin," pekik Ocha terkejut.

"Kayanya anak gue seneng deh di jengukin kalian," ujar Anin.

"Hy... Ade bayi, maaf ya kita ganggu tidur kamu " Ucap Ocha pelan.

"Kita? Lo kali," tuduh Vina.

"Iya-iya, maafin aunty ya sayang..." Ucap Ocha lagi di dekat perut Anin.

"Jadi gak sabar deh nunggu bayi Lo launching Nin," ujar Vina.

"Gue juga. Doain ya.." Balas Anin.

Obrolan mereka semakin asik, sesekali mereka tertawa. Citra nampak memasuki rumah,

"Kak Ocha, Kak Vina..." Teriak Citra.

"Hy Citra..." Ucap Ocha dan Vina bersamaan.

Tak lama Tamara muncul, "Eh.. Kalian ada di sini?"

"Sore, Tante..." Ocha dan Vina beranjak berdiri lalu menyalami Tamara.

"Udah lama?" Tanya Tamara.

"Enggak juga Tan, mungkin setengah jam yang lalu.." Sahut Vina.

Tamara mengangguk samar, "Derald belum pada pulang?" Tanya Tamara menatap Anin.

"Belum Mom. Mungkin bentar lagi," jawab Anin.

"Yaudah. Gimana keadaan cucu Mommy di dalem?" Mengusap perut Anin lembut.

"Baik Oma.." Anin yang menjawab.

Tamara tersenyum manis, Ocha, Vina dan Citra pun turut ikut tersenyum.

"Vitamin nya udah kamu minum?"

"Udah Mom..."

"Baiklah. Silahkan kalian lanjutkan, Mommy mau mandi dulu. Gerah!"

Mereka nampak mengangguk, kemudian Tamara berlalu menuju kamarnya.

"Kak jangan pada pulang dulu ya. Disini aja dulu, Citra mau ikutan ngobrol. Tapi, sebelum itu Citra mandi dulu ya "

"Oke."

Citra melesat pergi ke kamarnya. Anin, Ocha dan Vina kembali duduk dan melanjutkan obrolan mereka. Tak lupa Anin memangku satu toples cemilan kesukaan nya dan memakan nya sendiri, seolah tak ingin kedua sahabatnya itu mengambilnya.

"Udah ah. Dari tadi perasaan gue mulu yang cerita tentang hubungan gue dan Derald, gantian dong! Sekarang kalian yang harus cerita sama gue,"

Ocha dan Vina saling melempar pandang, "Ayo Cha, giliran Lo.." Ujar Vina.

"Ihh, kok gue? Lo aja, pasti cerita Lo lebih menarik di banding cerita gue yang notabene nya seorang jomblo. Udah bosen tau gak, gak seru!" Elak Ocha.

"Tapikan, koleksi cowok Lo banyak. Pasti Lo punya banyak cerita dong," timpal Vina.

"Gak ada ya. Gue udah tobat sekarang! Capek gue, koleksi cowok banyak. Tapi gak ada yang srek sama hati gue, huuhf.." Kata Ocha sebal.

"Kasian sahabat gue..." Ujar Anin memeluk Ocha.

"Gimana sama Lo Vin? Hubungan Lo sama Bastian ada kemajuan?" Tanya Anin menatap Vina serius.

Bukan nya menjawab, Vina malah senyum-senyum.

"Diih... Napa tu anak?" Ucap Ocha menatap Vina aneh.

"Kayanya, kisah percintaan mereka udah kembali membaik nih..." Tambah Anin meledek Vina.

"Gue tau Nin, kalau Bastian masih belum sepenuhnya ngelupain Lo. Tapi... Lo tau? Sekarang sikap dia sama gue sudah lebih hangat, dan gue tau kalau dia udah berjuang mencintai gue. Itu aja udah cukup buat gue, gue gak akan maksa Bastian buat melupakan Lo secepatnya. Karna gue tau, Lo adalah kenangan terindah buat dia..."

"Maaf ya Vin!" Ucap Anin lirih.

"Lo gak salah Nin. Lo gak perlu minta maaf ! "

"Walaupun cinta nya belum sepenuhnya milik gue, tapi gue yakin cepat atau lambat. Bastian akan mencintai gue dengan sepenuh hatinya," kata Vina menggenggam tangan Anin.

"Gue bangga sama Lo Vin. Sampai kapan pun gue akan selalu ada mendukung Lo, dan gue pastikan dalam waktu dekat ini hubungan kalian akan semakin kuat.." Ujar Anin tersenyum tulus.

"Iya Vin. Ada kita berdua yang akan selalu mendukung hubungan kalian " Tambah Ocha.

Mereka bertiga akhirnya berpelukan dengan posisi Anin berada di tengah. Citra turun dan melihat tiga sahabat itu saling memeluk.

"Em... So sweet, ikutan dong..!" Citra berlari merangkul ketiga nya dari belakang.

Mereka saling berpelukan, sampai tak sadar kedatangan Derald dan Nichol bahkan Davian juga ada di sana.

"Wah wah wah... Kalian sudah seperti Teletubbies saja," ucapan Davian mengalihkan perhatian keempat wanita cantik itu.

"Eh, sejak kapan kalian ada di sana?" Ujar Anin terkejut.

"Kamu terlalu asik. Sampai aku pulang aja gak sadar, " sindir Derald.

"Maaf ya, aku gak sadar kamu udah pulang! " Ucap Anin merasa bersalah, padahal setiap hari Anin akan selalu menyambut kepulangan suaminya.

Derald tersenyum tipis, menurutnya wajah Anin begitu menggemaskan saat seperti ini. Derald menghampiri istrinya itu, di kecupnya kening Anin mesra.

"Maaf, aku cuma becanda sayang..." Kata Derald lembut.

"Tetep aja aku salah," lirih Anin dengan suara bergetar menahan tangis.

"Enggak! Kamu gak salah sayang. Maaf ya...!" Memeluk Anin penuh cinta.

Semenjak hamil Anin selalu seperti ini, mudah nangis, manja dan mudah terbawa perasaan. Tidak seperti Anin yang dulu sebelum menikah, Anin lebih sensitif sekarang.

"Kak Derald tu ya suka banget gangguin Kak Anin !" Ujar Citra jutek.

"Iya, kamu ini gimana sih?!" Tambah Davian memukul tangan Derald.

"Daddy, jangan pukul suami aku...!" Ucap Anin manja kemudian mengusap tangan Derald yang terkena pukulan mertuanya.

Derald tersenyum, sedang Davian hanya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, kalian lanjutkan ngobrolnya. Aku mau keruang kerja dulu,"

"Gak mandi dulu?" Tanya Anin.

"Nanti aja. Masih ada kerjaan yang harus aku dan Nichol urus," jawab Derald.

Anin mengangguk mengerti, Derald dan Nichol berlalu. Ocha menatap Nichol, namun pria itu bersikap datar saja seolah tak terjadi apapun.

Tak terasa hari mulai gelap, Anin meminta Ocha dan Vina untuk makan malam bersama. Namun, Vina mengatakan jika Bastian akan menjemputnya. Alhasil Vina tidak bisa ikut sedang Ocha ia sih oke-oke aja.

Seorang pelayan menghampiri mereka, "Permisi Non! Di luar ada yang mencari Non Vina, katanya beliau suami nya " Ucap si pelayan.

"Mungkin itu Bastian," kata Anin.

"Iya. Makasih Bi, " Vina beranjak menemui Bastian di luar.

Ternyata Anin mengikutinya, "Hy Bas!" Sapa Anin.

Bastian menoleh kearah Anin dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Apa kabar?" Tanya Anin ramah.

"Baik. Kamu gimana?" Tanya Bastian balik.

Anin tersenyum mengangguk, "Kalian mau langsung pulang?" Tanya Anin lagi.

"Iya, Nin. Kita mau langsung pulang aja," sahut Vina.

"Tapi,aku mau kalian makan malam di sini dulu.. " Sela Anin penuh harap.

Vina melirik Bastian, "Bas. Kamu mau kan makan malam dulu di sini?" Lanjut Anin menatap Bastian.

Bastian bergeming melirik Vina. Namun, melihat tatapan Anin ia juga tidak tega kalau harus menolak permintaan nya.

"Tapi, apa kita gak ngerepotin?" Ujar Bastian.

"Ya enggak dong. Justru aku seneng kalo kalian mau makan malam sama kita di sini," sahut Anin berbinar.

"Em, aku sih terserah Vina aja. Kalo dia mau, ya gak papa " Ucap Bastian.

Vina menatap Bastian haru, kemudian mengangguk tersenyum. Anin ikut tersenyum melihat kedekatan Vina dan Bastian, Anin bersyukur dan bahagia melihat hubungan Vina dan Bastian kini.

"Yaudah, tunggu apalagi? Yuk masuk! " Ajak Anin.

Anin meminta Bastian dan Vina duduk, sambil menunggu masakan siap. Mereka menghilangkan kecanggungan dengan mengobrol hal-hal ringan.

...****************...

Next besok ya😊

Jangan lupa Like, Vote, Komen dan Hadiah nya...

Episodes
Episodes

Updated 64 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!