Pagi ini Ocha sudah terlihat sangat cantik dan rapi, seperti biasa ia bersiap untuk pergi bekerja.
"Mah, Ocha berangkat ya.."
"Lho, kamu gak sarapan dulu?" Tanya Windy.
"Enggak Mah. Ocha ada rapat pagi ini, yaudah ya Mah Ocha buru-buru. Bye Mah, muach! " Ocha mencium pipi Windy sekilas, melesat pergi.
Gadis itu berjalan menuju mobilnya, Ocha tersenyum karna hari ini begitu cerah. Ocha sangat suka cuaca seperti ini, menurutnya tidak membuatnya repot. Ada-ada saja gadis satu ini.
.
.
.
"Vin, keluar yuk. Laper nih gue !" Ocha menyembul dari balik pintu ruangan Vina, sama seperti yang sering ia lakukan dulu ketika bekerja bersama Anin.
"Bentar, dikit lagi." Vina fokus menatap laptopnya, "Selesai.." Menutup laptopnya.
"Yuk," ucap Vina menyampirkan tas selempang nya.
Vina dan ocha berjalan beriringan, sesekali keduanya tertawa karna pembicaraan mereka.
"Oya, Lo belum ngasih tau gue soal cowok yang kemarin datang ke kantor." Ujar Vina di dalam lift.
"Oh.. Itu, cowok yang mau Nenek jodohin sama gue," jawab Ocha bete.
Malas sekali rasanya harus membahas laki-laki itu sekarang.
"What? Jadi dia orang nya?" Pekik Vina syok.
"Hm.."
"Tapi, lumayan juga. Tuh cowok ganteng, keren lagi. Kenapa gak Lo coba aja deket sama dia? " Saran Vina.
Ya sih, memang Ocha akui jika Farhan memiliki paras yang tampan, bahkan dari segi penampilan pun Farhan sangat keren. Tubuhnya juga tinggi, walaupun badan nya lebih kurus. Tidak seperti Nichol yang memiliki badan yang kekar dan atletis. Apalagi Ocha tidak suka sama laki-laki yang banyak bicara seperti Farhan.
"Kenapa gue jadi kepikiran dia?" Gumam Ocha lirih.
"Kepikiran siapa?" Ocha mengalihkan pandangan nya, "Ciee.. Jangan-jangan Lo kepikiran cowo kemarin siang itu ya?" Sambung Vina menggoda sahabatnya.
"Apaan sih Lo akh. Gak jelas tau gak! Siapa juga yang mikirin tuh cowok?" Timpal Ocha mendelik sebal.
Pintu Lift terbuka, Ocha berjalan lebih dulu. Sedang Vina mengikuti Ocha seraya terkekeh. Karna berusaha menghindar dari godaan sahabat nya Ocha tidak memperhatikan jalan, hingga tak sengaja Ocha menabrak seseorang.
"Akh..! "
"Kamu gak papa? Makanya kalo jalan itu pelan-pelan dong," ujar seseorang di depan nya.
Ocha mengalihkan pandangan nya, jelas ia sangat mengenal suara itu. Mata Ocha terbuka lebar,
"Elo?!" Farhan menyipitkan matanya, ia kurang suka saat Ocha berkata Lo, Gue dengan nya.
"Kamu lupa apa kata Nenek? Bicara yang sopan!" Tegur pria itu lembut.
"Ish, iya-iya. Kamu ngapain sih kesini lagi?" Ucap Ocha jauh dari kata ramah.
"Aku bawain kamu makan siang. Sekaligus mau nagih janji kamu yang semalam," jawab Farhan.
"Apaan sih, emang gue anak TK apa. Pake di anterin makan segala," gerutu gadis itu pelan.
"Lagian kamu mau nagih janji apa? Perasaan aku gak punya janji apapun sama kamu, " kata Ocha.
"Semalam, kamu bilang mau ngajak aku jalan-jalan, keliling kota ini. Kamu ingat?" Kata Farhan mengingatkan.
"Oh itu. Tapikan bisa nanti, sekarang aku lagi kerja ! "
"Gak bisa nanti-nanti. Bukan nya kamu bilang kalo malem itu gelap ya, jadi gak bisa liat apa-apa. Jadi, aku tagih janji kamu sekarang ! "
Ocha berdecak sebal saat Farhan mengingat alasan ia semalam tidak ingin pergi.
"Maaf Nona. Aku pinjam dulu teman mu ya, " Ucap Farhan pada Vina.
Vina mengangguk-ngangguk, ia sendiri tidak mengerti dengan perdebatan antara pria ini dan sahabatnya.
Farhan menarik tangan Ocha membawanya pergi . Di luar Ocha menarik tangan nya dari pegangan Farhan. Dengan terpaksa Ocha mengikuti keinginan pria ini, sebenarnya Ocha malas. Tapi, jika tidak di turuti pria ini pasti akan selalu merecoki dan mengganggunya.
Farhan merebut kunci mobil Ocha, "Kamu apaan sih? Balikin kunci mobilnya ! " Sentak gadis itu garang.
"Kamu bisa gak sih gak usah marah-marah kaya gitu? Jadi makin suka aku liatnya," tersenyum tampan.
"Ish, gak jelas tau gak! " Mendelik sebal.
"Kamu duduk manis aja, biar aku yang nyetir."
"Emang kamu tau jalan nya, hah? Lagian aku ragu kalau kamu bisa nyetir," timpal gadis itu meremehkan.
"Jangan meremehkan ku Nona. Walaupun aku dari kampung, tapi aku gak kampungan. Bapak ku juga punya mobil di kampung, " Balas Farhan.
"Sombong! " Ucap Ocha melengos begitu saja.
Farhan tersenyum lebar, melihat gadis itu bersikap jutek. Malah membuatnya semakin suka dan semakin bersemangat untuk mendapatkan hati Ocha.
Mobil Ocha meninggalkan parkiran kantor, dari arah lain mobil sedan hitam memasuki parkiran kantor Queency Beauty. Nichol keluar dari dalam mobil dengan gagah nya, ia berjalan menuju pintu masuk. Namun sebelum sampai ia berpapasan dengan Vina.
"Nichol?"
Nichol menurunkan kaca matanya, "Ada apa kesini? Perasaan kita gak ada pertemuan dengan perusahaan Dharm corf, " Tanya Vina.
"Saya kesini memang bukan untuk pekerjaan, tapi ingin bertemu..."
"Bertemu siapa?" Tanya Vina karna Nichol menggantung ucapan nya.
"Ocha ! " Ucap Nichol tanpa eksfresi.
Vina menatap tak percaya, demi apa? Seorang Nichol mencari Ocha. Ia sendiri tau bagaimana kedua manusia ini yang tak pernah akur saat bertemu, tapi hari ini Nichol pria dingin ini ingin menemui sahabatnya.
"Apa dia ada?" Tanya Nichol pada Vina yang masih melongo.
Nichol menjentikkan jarinya, hingga mengeluarkan bunyi. Vina pun tersadar, "Akh.. Ocha, dia udah pergi ! " Sahut Vina.
Nichol menyerngit, "Pergi. Pergi kemana?"
"Gak tau. Tadinya sih kita mau makan siang bareng, tapi Ocha di jemput cowok terus per--"
"Cowok siapa?" Sela Nichol cepat.
Eksfresi wajahnya berubah serius, ia sungguh penasaran kemana gadis itu pergi dan bersama siapa?
"Menurut keterangan si Ocha sih, cowok itu adalah cowok yang ingin di jodohkan sama dia." Mata Vina membola, kenapa ia mengatakan hal itu pada Nichol?
"Astaga, Vina ! Kenapa mulut Lo jadi lemes gini sih? Gawat si Ocha pasti ngambek nih, " Batin Vina.
Vina tidak tau kalau Nichol sudah tau semua nya, ia berpikir jika Vina memberitahu soal perjodohan Ocha, itu akan Nichol jadikan sebagai bahan ejekan untuk Ocha.
Nichol terkejut mendengar itu, entah kenapa hatinya tiba-tiba menjadi panas? Wajah Nichol memerah menahan marah, tanpa bicara lagi. Nichol pergi meninggalkan Vina yang masih sibuk dengan pemikiran nya.
"Em, Nichol maksud aku--" Vina ingin memperbaiki ucapan nya tadi, tapi ia sudah tak melihat Nichol lagi.
"Kemana dia? Kok ilang? " Gumam nya, mencari-cari keberadaan pria dingin itu.
Nichol sudah seperti orang yang kerasukan, ia mengendarai mobil nya dengan sangat cepat.
"Berani sekali dia. Setelah membuat gue tidak bisa tidur dengan tenang, dia malah asik jalan sama cowok lain..." Ucapnya menggerutu.
Nichol menambah kecepatan mobilnya, hari ia akan mencari kemana gadis yang beberapa hari ini mengganggu pikiran nya sampai ketemu. Ya. Nichol memutuskan untuk bertemu dengan Ocha , karna dua hari ini ia benar-benar di buat seperti orang gila. Ia selalu melihat Ocha di manapun, bahkan di saat Nichol hendak tidur pun. Bayangan gadis cerewet itu selalu muncul ketika ia menutup matanya, Ocha sungguh mengganggunya.
Ia menemui Ocha untuk meminta pertanggung jawaban, karna sudah membuat pikiran nya bercabang. Nichol ingin Ocha bertanggung jawab karna sudah membuat hatinya berkecamuk.
Di tempat lain, Ocha dan Farhan mampir ke sebuah taman yang cukup populer di kota ini. Keduanya berjalan beriringan, hingga mereka duduk di kursi taman yang menghadap ke tempat bermain anak-anak.
"Nih makan. Kamu pasti belum makan kan?!"
Ocha meraih kotak makan itu, ia memang sudah sangat lapar. Tadi, pagi Ocha tidak sempat makan. Karna rapat dengan para karyawan menghabiskan waktu sarapan nya, alhasil Ocha jadi malas makan karna ia juga harus melanjutkan pekerjaan nya yang sudah menumpuk.
Ocha membuka kotak makan nya, dan mulai menyantap makanan yang Farhan bawa untuknya.
"Mama kamu bilang itu makanan kesukaan kamu?"
"Hm.. "
"Aku kira anak kota, suka makanan yang mewah-mewah. Ternyata selera kita sama aja ya,"
"Walaupun gue tinggal di kota, tapi lidah gue itu tetap rumahan tau !" Ucap Ocha dengan mulut penuh.
Farhan terkekeh gemas melihatnya, " Kalo boleh tau kemana kamu malam itu?" Tanya Farhan penasaran kenapa Ocha tidak hadir di malam pertemuan waktu itu.
Ocha menghentikan aktifitas nya, "Kabur !" Jawab gadis itu jujur.
Farhan sampai terperangah mendengarnya, Farhan memang ingin tau alasan nya. Hanya saja ia tidak menyangka jika gadis di samping nya ini akan berkata dengan jujur atas alasan mengapa ia tak ada di pertemuan malam itu.
"Kenapa mesti kabur?" Tanya Farhan hati-hati.
"Ya, karna gak mau di jodohin lah." Jawab gadis itu apa adanya, Ocha menyimpan kotak makan di kursi samping nya.
"Lagian kamu kok mau sih di jodoh-jodohin kaya gini? Ke jaman Siti Nurbayan aja ! " Sambung gadis itu mendelik sebal.
"Emang apa salahnya? Lagi pula, orang tua kita gak maksa kita buat langsung serius kan. Mereka juga mau kita kenalan dulu, lalu mencoba saling mengenal satu sama lain, ya kan? " Terang Farhan halus.
"Iya... Tapi tetap aja, norak ! Emang kamu mau di jodohin sama aku?" Tanya Ocha menatap Farhan.
"Siapa sih yang gak mau di jodohin sama perempuan cantik kaya kamu," Ujarnya dengan nada becanda.
"Aku serius. Tunggu ! Emang kamu pernah melihat ku?" Tanya Ocha penasaran.
Farhan tersenyum tipis, ia mengingat bagaimana dulu ia bertemu dengan Ocha. Gadis itu memang cuek, Ocha bahkan tak melirik Farhan saat keduanya berpapasan. Dulu saat Ocha mengunjungi keluarga nya karna ada hajatan saudaranya di kampung. Ocha datang bersama Mamanya, gadis itu terlihat sangat cantik dengan balutan dress berwarna biru muda. Dulu, Ocha menjadi pusat perhatian karna wajah naturalnya, namun begitu mempesona. Terlihat bagaimana menonjolnya Ocha, karna ia berasal dari kota. Jelas kentara sekali, perbedaan antara Ocha dan gadis-gadis di desanya.
"Woy, malah ngelamun.."
"Ya. Tapi, kamu tidak melihat ku waktu itu "
Ocha mencebikkan bibirnya mangut-mangut.
"Kalo boleh tau. Kantor tempat kamu kerja itu sangat mewah ya? Kamu sungguh menjabat sebagai CEO disana?"
"Hm.. Hebat kan, " mengangkat dagu nya angkuh. Jelas itu hanya gurauan nya saja, karna Ocha mengatakan nya dengan tersenyum.
"Tunggu apa jangan-jangan kantor itu milik mu?"
"Bukan. Perusahaan itu milik sahabat ku, namanya Anin. " Balas Ocha.
"Lalu kemana dia, kenapa kamu yang menjadi CEO nya?"
"Dia lagi hamil besar sekarang, jadi Anin memberikan tanggung jawab itu padaku. "
"Berarti posisi itu hanya sementara?"
"Kamu kepo banget sih ! "
"Ya.. Kan aku hanya bertanya,"
"Suami Anin itu sangat kaya. Tidak tau, dia akan kembali lagi bekerja atau tidak nantinya..."
Farhan mengangguk mengerti, "Lalu. Kamu sendiri bagaimana? Apa kamu akan selamanya tinggal di rumah ku, hah?"
"Boleh juga."
"Ish..."
"Haha.. Tidak, sebenarnya aku ke kota juga bukan hanya semata-mata karna permintaan Nenek kamu. Tapi, aku mendapat panggilan kerja di salah satu rumah sakit ternama di sini."
"Oya? Jadi, kamu dokter?" Mata Ocha melebar tak percaya.
"Kaget ya? Asal kamu tau aja, aku ini lulusan terbaik tau.."
"Heuh, ternyata kamu itu suka sekalinya menyombongkan diri."
"Gak papa dong asal itu real bukan ngada-ngada," ucap Farhan.
Ocha tersenyum, "Astaga! " Pekik Farhan.
"Kenapa?" Tanya Ocha kaget.
"Kamu semakin cantik saat tersenyum."
"Apaan sih gombal," Ocha terkekeh.
Tanpa sepengetahuan nya, sejak tadi Nichol tengah memperhatikan interaksi keduanya dari jarak cukup jauh. Pria itu mengepalkan tangan nya, Entah kenapa Nichol tidak suka melihat kedekatan Ocha dan laki-laki itu. Hatinya bergemuruh, rasanya ia ingin sekali melempar laki-laki itu sejauh mungkin, lalu membawa Ocha pergi dari sana.
Tunggu, tapi kenapa Nichol jadi penguntit seperti ini? Ia rela berkeliling kota mencari keberadaan Ocha, beruntung ia sangat jeli. Sampai ia melihat mobil Ocha terparkir di pinggir jalan, tepatnya di samping taman kota. Kenapa rasanya ia tak rela membiarkan Ocha bersama pria lain dan hanya berdua ?
...****************...
Jangan lupa, Like, Vote, Komen dan tabur hadiahnya ya🤗🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Felicia amira
blum up si kak
2024-06-06
1
Felicia amira
trus berkarya kak jangan kendor dan terus buat nichol kelabakan sampe kebakaran jenggot
2024-06-03
1