Mulai Tertarik?

Setelah memarkirkan mobilnya, Ocha melangkah dengan ragu. Di depan pintu Ocha terdiam sejenak, rasanya Ocha jadi takut masuk kedalam rumahnya sendiri.

"Non Ocha?"

Ocha berbalik, "Bibi. Ngagetin Ocha aja!"

"Non Ocha ngapain berdiri di depan pintu kaya gitu?"

"Em, Ocha---"

"Udah masuk aja. Ibu udah nunggu Non Ocha pulang dari semalam, tadi pagi Ibu juga udah masak makanan kesukaan Non Ocha lho. Ayok masuk," Jelas Bi Asih.

Bi Asih yang baru selesai membuang sampah di depan rumah, melihat mobil Ocha masuk gerbang. Tapi di depan pintu Bi Asih melihat gadis itu hanya diam berdiri di depan pintu. Kini, Bi Asih membukakan pintu untuk Ocha. Pada saat Ocha dan Bi Asih masuk kedalam, keduanya terkejut saat melihat Windy mengejar Ibunya yang membawa tas seperti hendak pergi.

"Bu, tolong Bu. Semalam kan kita sudah bicarakan ini, tolong jangan pergi...!" Windy berusaha menghentikan Ibunya.

Windy dan Nenek Ocha menghentikan langkah nya saat melihat Ocha tengah berdiri di depan nya.

"Nenek, Nenek mau kemana? Kenapa Nenek bawa tas?" Melirik tas hitam cukup besar yang Nenek jinjing.

"Cha, Nenek maksa mau pulang kampung ! " Sahut Windy cemas.

Ocha terkejut mendengar itu. Ocha memang tidak suka dengan cara pikir Nenek nya, tapi Ocha juga sangat menyayangi Nenek nya itu. Ocha tidak ingin Nenek nya pergi, bukan ini yang Ocha inginkan.

Ocha mendekati Nenek nya, "Nek. Nenek gak boleh pergi, Ocha gak mau Nenek pergi.."

"Kenapa? Ini mau kamu kan? Buat apa Nenek ada disini sedangkan semua orang yang ada di rumah ini tidak menginginkan keberadaan Nenek. "

Ocha menggeleng cepat, "Enggak Nek. Bukan seperti itu, Ocha seneng Nenek ada disini. Rumah ini jadi lebih ramai sejak ada Nenek, Ocha hanya gak suka kalau Nenek jodoh-jodohin Ocha kaya gini.."

"Nenek ngelakuin ini karna Nenek mau yang terbaik buat kamu. Nenek ingin kamu mendapat pasangan yang baik," menaikan nada suaranya.

"Ocha ngerti Nek. Nenek sayang sama Ocha, Nenek ingin yang terbaik buat Ocha. Tapi, tolong Nek ! Kasih Ocha kesempatan, biarkan Ocha mencari pasangan sesuai dengan keinginan Ocha," Pinta Ocha penuh harap.

"Baiklah terserah kamu. Lagi pula Nenek tidak akan peduli lagi, karna Nenek tidak akan tinggal di rumah ini ! " Tegas Nenek melengos pergi.

Ocha berbalik mengejar langkah sang Nenek, lalu memegang tangan seraya berlutut.

"Ocha mohon Nek, jangan pergi. Ocha minta maaf ! Maaf, kemarin Ocha sempat ngebentak Nenek. Ocha minta maaf Nek! Tolong jangan pergi, jangan tinggalin Ocha dan Mama. Mama pasti sangat sedih kalau Nenek pergi," pinta Ocha berderai air mata.

"Ocha sayang sama Nenek. Ocha mohon Nek..."

"Baiklah Nenek tidak akan pergi. Asal kamu mau menuruti apa yang Nenek katakan," Ucap Nenek tegas.

Bagaimanapun Ocha adalah cucu kesayangan nya, ia tidak tega melihat cucu kesayangan nya menangis seperti ini.

Mata Ocha terlihat berbinar, "Sungguh?"

"Ya. Sudah, cepat bangun!" Titah si Nenek menggenggam tangan Ocha.

Ocha mengangguk, lekas beranjak bangun.

"Nenek mau kamu bertemu dengan Farhan, cobalah untuk mengenalnya lebih dulu. Kamu mau kan?" Ucap Nenek Ocha dengan nada lembut.

Ocha bergeming, tatapan nya beralih pada Mamanya. Melihat Windy mengangguk, Ocha kembali menatap sang Nenek.

"Baiklah Nek, Ocha mau. Tapi, jika suatu saat Ocha punya pilihan dan Ocha mencintai laki-laki lain. Nenek harus menerima itu, jangan paksa Ocha lagi ! " Jawab Ocha penuh harap.

"Kalau laki-laki itu pria yang baik dan mencintai kamu dengan tulus, kenapa Nenek larang?!" Ujar si Nenek kemudian tersenyum.

Ocha berhambur memeluk Nenek nya itu dengan erat, Windy tersenyum sambil menghapus air matanya, turut ikut memeluk anak dan Ibunya. Bi Asih yang nampak haru melihat tiga wanita beda generasi itu saling berpelukan. Walaupun, Nenek itu orang nya sangat tegas tapi Bi Asih sangat menghormatinya karna ia tau kalau Nenek Ocha itu sebenarnya orang yang sangat baik dan penyayang.

Ocha memang sangat menyayangi keluarganya, apalagi sang Nenek. Hanya terkadang, yang membuat Ocha kesal adalah cara berpikir Nenek dan keluarga nya di kampung sangat kolot.

Ocha senang saat Nenek tinggal di rumah nya, selama ini Ocha hanya tinggal berdua saja bersama Mamanya dan Bi Asih yang menemani mereka. Namun, semenjak Nenek nya datang dan tinggal bersama Ocha dan Windy, membuat suasana rumah selalu ramai dan hangat. Walau terkadang ocehan Nenek Ocha itu membuat hati dongkol.

......................

Sedang di tempat lain. Tepat nya di apartemen mewah yang hanya di huni oleh satu pria yang saat ini tengah menatap layar laptopnya. Nichol terlihat gelisah, ia bahkan tidak fokus melakukan pekerjaan nya.

Nichol meneguk minuman yang tersisa setengah itu dengan sekali tegukan. Ia mencoba fokus kembali, namun lagi-lagi pikiran nya saat ini benar-benar tidak sinkron.

"Haish, sial ! " Nichol menutup laptopnya kasar.

Menyandarkan tubuhnya di sofa, pandangan nya menatap langit-langit di ruang tengah. Tiba-tiba bayangan wajah Ocha muncul di langit-langit dengan gaya menggoda yang dibuat semanis mungkin.

Nichol sempat terbuai, namun sedetik kemudian ia tersadar. Pria itu menegakkan tubuhnya, menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Beruang kutub! "

Nichol mengangkat kepalanya, menoleh ke samping. Ocha tersenyum menggoda ke arah nya, Nichol menatap tak percaya. Tapi, jujur gadis itu terlihat sangat cantik apalagi rambut nya beterbangan menambah kesan kecantikan nya.

Nichol memalingkan wajahnya lagi, menangkup wajahnya. Lalu, ia kembali menoleh ke samping memastikan gadis itu masih ada atau tidak. Namun, yang membuat Nichol tak tersentak adalah dimana gadis itu sudah berada di dekatnya.

"Kenapa ngeliatin nya kaya gitu? Kangen ya? Gue tau kok, makanya gue ada di sini sekarang " Ucap Ocha sensual, kemudian duduk di pangkuan Nichol yang sejak tadi diam.

"Sejak kapan Lo ada di sini?" Tanya nya tergagap.

"Sejak kamu mikirin aku." Jawab Ocha tersenyum manis, sangat manis.

"A--aku, kamu?" Ulang Nichol lirih.

"Kenapa kamu mikirin aku? Apa kamu sudah mulai tertarik pada ku? Apa aku sekarang sudah menjadi selera mu?" Tanya Ocha sambil mengelus wajah tampan Nichol.

Nichol tak mampu berkata-kata lagi. Posisi mereka sangat dekat, sampai membuat Nichol menjadi salah tingkah. Ocha benar, sejak kepergian nya tadi pagi. Membuat Nichol terus saja kepikiran, entah kenapa ia juga tidak tau.

Kenapa gadis ini sangat pintar menggodanya? Nichol menahan nafas nya ketika Ocha terus saja bergerak di pangkuan nya, membuat sesuatu dibalik sana menjadi sesak.

Perlahan Ocha mendekatkan wajahnya, memiringkan kepalanya. Nichol menutup matanya, berpikir jika Ocha hendak menciumnya.

Ting Nong ..

Nichol membuka matanya, ia terkejut saat Ocha sudah tidak ada di pangkuan nya. Nichol beranjak bangun, menyapu sekelilingnya. Tapi ia tak menemukan gadis itu dimana pun.

"Kaya nya otak gue emang bermasalah. Kenapa si kaleng rombeng selalu muncul dimana-mana?" Gerutu Nichol memijit-mijit pelipisnya yang terasa berdenyut.

Nichol bingung kenapa bayangan Ocha selalu muncul, apa benar dirinya sudah mulai tertarik dengan gadis yang selalu membuatnya naik darah itu? Tapi, kenapa bisa secepat ini?

Suara bel kembali berbunyi, Nichol segera membukakan pintu. Ternyata seseorang di balik sana adalah Citra, gadis yang beberapa waktu lalu menolak cintanya.

"Citra? Sedang apa kamu di sini ?" Tanya Nichol datar.

"Kenapa? Kak Nichol, kok kaya gak suka gitu liat aku?" Balas Citra sedih.

"Enggak, bukan seperti itu. Maksud Kakak, kenapa kamu ke sini gak bilang?" Ulang Nichol berusaha memperbaiki kata-katanya.

"Itu, Citra kesini di suruh sama Mommy buat nganterin ini..." Mengangkat rantang makanan di tangan nya.

"Apa ini?" Tanya Nichol menunjuk dengan dagu nya.

"Makanan lah. Mommy masak banyak hari ini, karna Kak Nichol gak datang ke rumah jadi Mommy minta Citra buat nganterin deh ke sini. " Sahut gadis yang selalu ceria itu.

Nichol menerima rantang makanan yang Citra bawa, "Makasih ya. Seharusnya kamu telpon aja, biar Kakak yang ambil kesana. Jadi, ngerepotin kamu ! "

"Gak papa kok Kak, gak repot juga. Yaudah kalo gitu Citra pulang ya, ini udah sore takut Mommy khawatir. " Ujar Citra tersenyum manis, gadis itu berbalik. Sejak itu pula senyum nya memudar.

Citra kesal karna Nichol sungguh tak menawarinya masuk. Padahal, Citra belum pernah masuk ke apartemen Nichol dan Citra ingin sekali masuk ke dalam. Tapi, Nichol hanya mengajaknya bicara di luar.

"Tunggu Citra!"

Mendengar itu seketika membuat senyuman Citra kembali mengembang.

"Iya Kak, kenapa?" Sahut Citra cepat.

"Kamu kesini sama siapa?"

Wajah Citra berubah seketika, ada gurat kekecewaan di wajahnya. Ia pikir Nichol ingin menyuruhnya masuk, untuk sekedar minum.

"Aku bawa mobil sendiri Kak," jawab Citra tersenyum tipis.

Nichol mengangguk mengerti, "Baiklah. Kamu hati-hati ya, sekali lagi terimakasih.. "

Citra mengangguk samar dengan senyuman kaku. Kemudian pergi meninggalkan apartemen Nichol dengan penuh rasa kecewa.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dan kalau suka sama ceritanya, komen ya..😊

Terpopuler

Comments

Felicia amira

Felicia amira

udah mulai bucin nih si nichol, buat si nichol cemburu dlu Thor kyk y seru

2024-05-31

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 64 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!