Ocha di bawa masuk ke dalam kamar lalu di di hempas dengan kasar ke kasur.
"Akhh..." Ocha beranjak duduk, "Jangan berani macem-macem sama saya! Lepasin saya...!" Pinta Ocha ketakutan.
"Tidak bisa! Saya sudah membayar mu dengan harga yang mahal, sekarang kamu sudah menjadi milik saya dan kamu harus melayani saya malam ini " Ucap nya menyeringai.
Pria itu mendekati Ocha, melepas satu persatu kancing kemeja nya. Ocha menggeleng kuat, dirinya benar-benar takut sekarang. Apa yang harus Ocha lakukan?
Sampai ia teringat pesan Mamanya di kamar tadi.
“...Jangan menunjukan kamu lemah di depan orang yang meremehkan kamu. Kamu harus terlihat kuat dan tegas menghadapi orang-orang seperti bibi kamu, siapapun itu dan bagaimana keadaan nya. Kamu harus menjadi perempuan kuat yang bisa menjaga harga diri kamu ya sayang..”
Pria tua itu hendak mengungkung Ocha. Dengan gerakan tak terduga Ocha menendang benda pusaka milik pria tua itu. Membuat pria tua itu meringis kesakitan, memegangi aset berharganya.
Kini Ocha mendapat celah, buru-buru ia turun dari tempat tidur.
"Rasain.. Itu akibat nya kalo berani macem-macem sama gue, dasar bandot tua! Gue doain semoga tuh burung gak bangun-bangun lagi, biar gak celap-celup sana sini ! " Sumpah gadis itu merasa sangat puas.
"Kurang ajar..! Akh!!" Ucap nya meringis kesakitan.
"Udah ah, mending gue kabur. Bye-bye bandot tua, bau tanah..." Ocha melesat pergi, tak lupa ia menyambar tas nya yang tergeletak di lantai.
Ocha berlari tergesa, beberapa anak buah dari pria tua itu melihat ke arah Ocha. Dengan cepat Ocha berlari ke luar club, pria tua itu keluar dari kamar.
"Dasar bodoh! Kenapa kalian hanya melihatnya saja? Cepat kejar wanita sialan itu..." Teriak pria tua itu dengan tangan satunya memegangi benda pusakanya.
"Baik Bos!" Mereka berempat bergegas pergi mengejar Ocha.
Ocha mulai panik, ia terlihat bingung. Yang ada di pikiran nya hanya lari dan pergi sejauh mungkin, Ocha tidak mau sampai tertangkap dan menjadi budak nafsu pria tua itu. Saking panik nya, bukan nya kabur menggunakan mobil nya Ocha malah berlari meninggalkan mobilnya.
"Hey, berhenti!!" Teriak salah satu anak buah yang mengejar Ocha.
Sesekali Ocha menoleh ke belakang, lalu fokus kembali ke jalan yang ia lalui.
"Gimana ini mereka masih ngejar gue..." Gumam Ocha terus berlari sekuat nya.
"Akh..!" Ocha tersandung membuatnya jatuh ke aspal.
"Haha.. Mau kabur kemana lagi Lo?" Ujar orang itu tertawa.
Ocha mundur dengan keadaan masih duduk di tanah, salah satu dari mereka meraih tanga Ocha.
"Lepasin gue..!!" Ocha beranjak bangun.
Lalu satu orang lagi menarik sebelah tangan Ocha, "Ayo ikut. Bos sudah menunggu," ujarnya.
"Enggak. Gue gak mau kembali ke sana, lepasin gue... Tolong!!"
Tak lama sebuah mobil muncul dari belakang, mobil milik Nichol. Nichol memperhatikan orang-orang yang tengah menarik seorang wanita.
cKitt...!!
"Lepas... Lepasin gue!!" Ocha terus berusaha melepaskan diri.
Nichol keluar dari mobil nya, berjalan mendekati orang-orang yang memaksa Ocha pergi.
"Tolong...!!"
"Diam! Gadis ini berisik sekali," Ujar salah satu yang memegangi tangan Ocha.
"Lepas. Brengsek! Lepasin gue..." Teriak Ocha kencang.
Bhugh!!
Bhugh!!
Nichol menendang dua orang yang menarik tangan Ocha, membuat pegangan nya terlepas dan membuat Ocha hampir terjungkal ke belakang. Untung Nichol berhasil meraih tangan nya, menahan Ocha untuk tidak jatuh.
Tatapan keduanya beradu sejenak mereka diam. Nichol menarik Ocha, tanpa di duga Ocha memeluk Nichol erat seraya menangis terisak. Nichol tidak tahu harus apa, ia hanya diam membiarkan Ocha menangis memeluknya.
"Sialan! Berani banget Lo ikut campur urusan kita," pekik orang yang kini tengah berdiri di depan Nichol.
Nichol menggeser tubuh Ocha di samping nya dengan menggenggam tangan Ocha kuat.
"Kasih cewek itu ke kita, dan Lo. Mending Lo pergi dari sini ! " Kata salah satu orang itu.
Nichol melirik Ocha, dengan cepat Ocha menggelengkan kepalanya.
"Pergi. Tunggu gue di mobil, cepat!" Pinta Nichol mendorong Ocha untuk pergi.
"Tapi... Gue gak mungkin ninggalin Lo sendirian," jawab Ocha gemetar.
"Lo gak usah mikirin gue. Sekarang cepat pergi lalu kunci pintu nya, CEPAT!!" Ucap Nichol meninggikan nada suaranya.
Ocha sampai terperanjat, dengan ragu ia melepas tangan Nichol lalu berlari ke arah mobil Nichol.
"Hey, mau kemana Lo?" Salah satu dari mereka hendak mengejar Ocha. Namun, Nichol berdiri di depan orang itu menghalangi jalan nya.
Bhugh..!
Nichol melayangkan tinju nya di wajah pria itu, Ocha berhenti ia menoleh ke belakang. Air matanya meluncur bebas melihat Nichol tengah melawan empat orang demi menyelamatkan dirinya.
"Ngapain masih berdiri di situ? CEPAT MASUK!!" Teriak Nichol yang saat ini tengah memelintir tangan salah satu dari orang-orang itu.
Ocha masuk dan mengunci pintu mobil Nichol. Nichol masih berusaha untuk melumpuhkan orang-orang itu, walau sendirian tapi kemampuan Nichol tidak bisa diragukan. Ia sangat hebat, kini tiga lawan nya sudah terkapar. Tinggal satu lagi, dia cukup kuat dan jago bela diri. Tapi, Nichol tidak pernah mengenal kata menyerah ia dan orang itu saling adu kekuatan. Beberapa kali Nichol terkena pukulan, hingga membuat sudut bibirnya berdarah. Namun, Nichol semakin brutal ia menghajar balik lawan nya beberapa kali ia menendang orang itu hingga tersungkur ke aspal.
"Ayo bangun!!" Pinta Nichol menantang.
Orang itupun bangkit, diam-diam mengeluarkan pisau dari belakang celana nya. Nichol tidak menyadari itu, hingga 'Srett!' Pisau itu melukai tangan Nichol cukup dalam, darah mengalir cukup banyak.
"Nichol..." Teriak Ocha dari dalam mobil.
"Akh... Dasar curang!!" Desisi Nichol lalu melayangkan kembali tinju nya di wajah orang itu.
Orang itu terhuyung, namun ia kembali tegak lalu melayangkan pisau itu pada Nichol. Kali ini Nichol mengelak dan mereka saling menyerang, lalu Nichol tahan pergerakan tangan orang itu kemudian dengan sekali gerakan pisau itu terlepas dari genggaman tangan pria itu. Pisau itu jatuh di bawah mereka, orang itu berusaha mengambil kembali pisaunya, dengan gerakan cepat Nichol menendang pisau itu jauh.
Cukup lama keduanya saling serang, akhirnya Nichol berhasil melumpuhkan lawan nya. Nichol memperbaiki jas nya, ia juga sudah sangat lelah. Kemudian ia meninggalkan semua orang itu begitu saja dan kembali ke mobil.
"Lo gak papa kan?" Tanya Ocha cemas.
Nichol enggan menjawab ia mengambil botol air mineral lalu meneguknya beberapa kali.
"Ta-tangan Lo luka!" Melirik tangan Nichol penuh darah.
"Udah gak papa," timpal pria itu datar.
"Gak papa gimana ini lukanya cukup parah lho," meraih sebelah tangan Nichol yang terluka.
"Biar gue obatin, dimana obat-obatan nya?" Tanya Ocha panik.
"Gue bilang gue gak papa!" Menarik tangan nya.
"Tapi---" Nichol menatap Ocha tajam, seketika membuat Ocha langsung bungkam.
Ocha memperhatikan Nichol yang kesakitan, namun harus mengemudikan mobil nya.
"Lo bisa nyetir? Gimana kalo gue aja yang nyetir?" Saran Ocha.
"Gak perlu, gue bisa sendiri " Ucap pria itu singkat.
"Tapi, tangan Lo pasti sakitkan?"
Nichol diam melajukan mobilnya, "Keras kepala" sindir Ocha lirih.
Nichol melirik Ocha sekilas, "Btw. Thanks ya udah nolongin gue," ucap Ocha menunduk sedih.
"Hm... Kalo boleh gue tau kenapa mereka bisa ngejar Lo?" Tanya Nichol penasaran.
Bukan menjawab, Ocha malah menangis.
"Oke, kalo Lo belum siap gak usah cerita..."
"Hiks..! Gue di jebak," ucap Ocha di sela tangisnya.
"Di jebak?" Ulang pria itu.
"Iya, gue di jual dan gue hampir di lecehin sama pria hidung belang. Mereka itu anak buah nya dan mereka ngejar gue karna gue kabur..." Jelas Ocha.
"Siapa yang jebak Lo?" Ocha enggan untuk menjawab.
"Oke. Kalo Lo kabur, kenapa gak bawa mobil Lo? Kenapa cape-cape lari?"
Mata Ocha membelalak, "Astaga! Mobil gue..." Pekik Ocha.
Kenapa ia sampai melupakan mobil nya? Ia baru sadar kalau mobilnya tertinggal dan masih terparkir di tempat itu.
"Dasar gadis bodoh.." Gumam Nichol.
"Gimana dong ini? Mana mobil nya masih baru lagi," ucap nya panik.
"Mana gue tau," sahut Nichol.
"Ihh... Kok Lo gitu sih, kita balik lagi ya ambil mobil gue..." Pinta Ocha memohon.
"Gak ini udah jauh!" Jawab Nichol singkat.
Ocha mengerucutkan bibirnya, memasang ekspresi sedih. Nichol hanya bisa menghela nafas,
"Oke! Nanti gue suruh orang buat ambil mobil Lo."
Ocha tersenyum merekah, "Beneran?"
"Hm.. Dimana lokasi mobil Lo sekarang?" Tanya pria itu memainkan ponselnya.
"Night Club House..." Jawab Ocha pelan, meremas tangan nya.
Nichol mengalihkan pandangan nya, "Lo suka pergi ke tempat itu?"
"Gue kan udah bilang gue di jebak!" Protes Ocha tak suka dengan pertanyaan Nichol.
Kini, suasana menjadi hening. Keduanya hanyut dalam pemikiran masing-masing.
"Dimana alamat rumah Lo?" Tanya Nichol.
"Gue gak mau pulang!" Sahut Ocha nampak kacau.
"Terus, gue harus bawa Lo kemana?" Kata Nichol meninggikan nada suaranya.
"Terserah. Kemana aja asal gak ke rumah," timpal gadis itu tampa melihat Nichol.
Nichol menghela nafas kasar, "Merepotkan!" Batin Nichol kesal.
Nichol menambah kecepatan mobilnya, membelah jalanan yang nampak sepi.
...****************...
Lanjut nanti ya...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, terimakasih🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
S. M yanie
semangatttt...
2024-06-10
1