Masih di apartemen Nichol. Nichol membuat dua menu masakan yang kini sudah siap di meja, Nichol tak sehebat Derald dalam memasak tapi masakan yang ia buat cukup layak untuk di makan.
"Lo gak mau ganti baju?" Tanya Nichol.
Ocha melirik baju yang ia kenakan, ia sadar baju nya kotor karna terjatuh tadi.
"Mau. Tapi, gue gak bawa baju ganti..." Jawab Ocha.
Nichol menatap Ocha, ia berlalu tanpa bicara. Tak lama Nichol kembali dengan membawa kemeja putih di tangan nya.
"Kalo Lo mau, Lo pake aja ini. Gue gak punya baju lain lagi, cuma ada ini. Kalo Lo gak suka juga gak papa," Ujar Nichol datar.
Ocha menatap kemeja putih itu, "Makasih.."
"Lo bisa ganti di kamar gue " Tambah nya.
"Oke,"
Ocha pergi ke kamar Nichol. Beberapa menit kemudian, Ocha turun ia nampak kurang nyaman. Karna kemeja Nichol terlihat kebesaran di tubuhnya yang imut, bahkan panjang kemeja Nichol hanya di atas lutut nya.
Nichol nampak tergugu melihat Ocha yang terlihat imut menggunakan kemejanya. Rambut yang tergerai menambah kesan manis pada gadis yang selalu membuat nya kesal itu.
"Ekhem!! Biasa aja kali liat nya, awass.. Nanti jatuh cinta," ledek Ocha dengan posisi yang sangat dekat.
Nichol tersadar buru-buru ia memundurkan dirinya, menjaga jarak dari gadis di depan nya.
"Gak usah ngarep!" Ujar Nichol berlalu ke meja makan.
Ocha terkekeh, kemudian mengikuti Nichol untuk makan. Keduanya duduk saling berhadapan, Ocha tak banyak bertanya ia menikmati makanan yang Nichol buat tanpa rasa malu sedikitpun.
Nichol melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, tanpa banyak protes ia pun sama-sama menikmati makanan di piringnya.
Setelah selesai mengisi perut, Ocha duduk di luar. Tepatnya disisi kolam renang dengan kaki yang ia masukkan ke air. Ocha menengadah menatap langit malam yang di tutupi awan.
Entah kenapa hatinya tiba-tiba terasa sesak. Ocha merasa kesepian, dulu sebelum Anin menikah. Ocha akan menumpahkan semua keluh kesahnya kepada sahabatnya, tapi melihat situasinya yang berbeda sekarang. Ocha tak lagi bercerita tentang hidupnya pada Anin, walau Anin tak pernah membatasi jika Ocha ingin bertemu. Tapi, Ocha tidak mau membebani Anin. Apalagi saat ini Anin tengah hamil besar, Ocha tidak mau menambah beban pikiran sahabatnya.
Sedangkan Vinara. Ocha tau bagaimana hubungan Vina dan Bastian, keduanya tengah berusaha membangun hubungannya. Ocha tidak mungkin mengganggu Vina yang masih berusaha memperbaiki diri dan menumbuhkan cinta suaminya. Bagaimana mungkin Ocha cerita tentang masalah hidupnya pada seseorang yang juga tengah memperbaiki hubungan rumah tangga.
Ocha menghela panjang, tiba-tiba air matanya meluncur bebas. Kata-kata Bibinya tadi sore kembali terbayang di pikiran nya. Yang membuat hatinya semakin sakit, saat Fiko menjebak dan membuat Ocha hampir kehilangan sesuatu yang sangat berharga di dirinya.
Air matanya mengalir semakin deras, entah kenapa Ocha jadi seperti ini? Padahal biasanya Ocha tak pernah menanggapi ucapan orang lain. Tapi, akhir-akhir ini hati nya mudah sekali rapuh. Ocha berusaha menghapus air mata yang terus mengalir di pipi nya, bukan nya berhenti air matanya malah semakin deras.
Nichol melihat Ocha tengah menangis, hatinya seolah tersentuh ia mendekati Ocha. Memberikan sebuah sapu tangan untuk gadis itu, Ocha berhenti menangis ia menengadah menatap Nichol. Satu buliran kembali meluncur dari sudut matanya, dengan ragu Ocha menerima sapu tangan Nichol.
"Makasih..." Ucap gadis itu serak.
Nichol merasa ada yang aneh di dirinya, kenapa ia peduli terhadap Ocha? Nichol hendak berbalik untuk masuk, namun suara Ocha menghentikan niatnya.
"Ternyata sendiri itu gak enak ya?" Menahan tangis nya.
Nichol berbalik melihat Ocha yang berada di bawah nya dengan pandangan lurus ke depan.
"Baru kali ini gue merasa gue sendirian. Gue gak bisa menumpahkan semua beban di hati gue seperti dulu! Gak enak banget rasanya menyimpan rasa ini sendirian. Hiks..! " Lanjutnya terisak.
Hati Nichol berdenyut, bagaimanapun ia juga merasakan yang Ocha rasakan. Karna, selama ini Nichol juga hidup sendiri, walaupun ia punya keluarga Derald. Tapi, tidak mengobati rasa sepi di hatinya apalagi saat ia sendirian di apartemen semewah ini.
Ocha menghentikan tangisnya, ia menghapus sisa-sisa air matanya. Bodoh nya ia mengatakan isi hati nya terhadap Nichol, pria datar sepertinya mana bisa memahami perasaan nya. Ocha beranjak bangun, berbalik menghadap Nichol. Namun, kakinya yang basah membuat Ocha terpeleset hingga membuat tubuhnya yang tak seimbang hendak jatuh ke dalam kolam.
Dengan cekatan Nichol meraih tangan Ocha lalu menarik tubuh ramping gadis itu. Refleks, Ocha menubruk tubuh tegap Nichol. Sadar atau tidak, tangan Nichol melingkar di pinggang Ocha. Pandangan keduanya beradu saling menatap dengan pemikiran masing-masing, Ocha nampak hanyut dalam tatapan yang Nichol tunjukan malam ini. Tatapan mata yang tak seperti biasa dingin dan datar, tatapan Nichol kini berbeda.
Ocha menatap mata itu semakin dalam, seolah tengah menyelami tatapan dari pria di depan nya ini. Namun, semakin dalam ia menatap Nichol jantungnya berpacu semakin cepat. Ocha memutus pandangan nya lebih dulu, perlahan Nichol melepas pegangan nya.
"Gak semestinya Lo ngerasa kalo Lo sendirian. Lo masih punya nyokap, Lo punya sahabat yang sayang sama Lo. Banyak di luar sana yang gak punya siapapun di hidupnya, bener-bener hidup sendiri. Lo masih beruntung di bandingkan mereka..." Ocha menatap Nichol dengan mata berkaca-kaca.
"... Kalo seandainya Lo merasa gak nyaman harus menyembunyikan, menyimpan masalah Lo sendirian. Ceritakan! Bukan hanya diam dan menangis kaya gini. Semuanya gak akan pernah bisa terselesaikan! Kadang, realita itu gak sesuai dengan ekspektasi kita, Lo bisa menutupi masalah Lo. Tapi, semakin Lo tutupi, Lo akan semakin terpuruk, masalah akan semakin menumpuk sampai Lo sendiri gak akan bisa menanggung nya! " Menatap Ocha tanpa teralihkan.
"Terus gue harus apa?! Hisk... Gue mau cerita, tapi gue gak mau masalah gue jadi beban buat orang lain. Kenapa sih? Kenapa orang-orang tuh gak bisa ngerti, gue juga manusia biasa. Gue gak bisa ngatur jalan hidup yang jelas-jelas udah Tuhan tulis buat gue. Gue juga masih muda, tapi kenapa keluarga gue gak bisa ngerti?! Mereka terus maksa gue buat nikah, nikah dan nikah. Mereka pikir gue gak mau nikah? Gue mau nikah. Tapi, gue mau nikah sama cowok yang gue cinta, cowok yang mencintai gue dan bisa menerima gue apa adanya. Gue mau pernikahan yang hanya terjadi sekali dalam seumur hidup gue. Hiks.. Gue terkekang, gue muak! " Pekik Ocha menggebu-gebu.
"Hati gue sakit saat tante gue sendiri ngehina gue. Gue berusaha buat gak peduli, tapi gue juga gak bisa bohong kalau gue terluka! " Memegangi dadanya, "Gue gak bisa menikah hanya karna terpaksa. Gue gak mau..!" Ucap Ocha mulai melemah seraya menangis terisak.
Entah dorongan dari mana, Nichol memeluk Ocha yang tengah menangis. Mendapat perlakuan yang tidak disangka, Ocha semakin terisak. Namun, Nichol tak mempermasalahkan nya ia diam, membiarkan Ocha melepas beban yang mengganjal di hati nya.
Setelah menumpahkan rasa sesak di dada, kini Ocha dan Nichol duduk di sofa ruang tengah. Ocha sudah merasa lebih baik sekarang, seolah yang sedari tadi mengganjal di hatinya hilang begitu saja.
"Thanks ya," Nichol mengalihkan pandangan nya menatap Ocha.
"Setelah gue cerita semuanya sama Lo, sekarang gue merasa lebih baik..."
"It's oke!" Jawab Nichol singkat.
"Sorry kemeja Lo jadi basah,"
"Basah sih gak masalah, cuman yang jadi masalah itu ingus Lo." Ujar Nichol bergurau hanya saja eksfresinya datar.
Mata Ocha membelalak, "Gak usah ngada-ngada deh. Ingus gue gak kena baju Lo ya, kalaupun kena ingus gue kan bening..." Protes gadis itu nyolot.
"Jorok!" Desis Nichol bergidik.
Nichol beranjak meninggalkan Ocha ke kamar nya. Ya, ini sudah sangat larut waktunya untuk istirahat. Malam ini Ocha akan tidur di sofa, baginya tidak masalah yang penting ia tidak tidur di luar apalagi sampai satu kamar dengan Nichol. Beruntung sofa di ruang tengah sangat empuk dan nyaman, Ocha tidak merasa tidur di sofa melainkan di kasur yang empuk.
...****************...
Next...
Tinggalkan Like, Vote dan Komen ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Felicia amira
sering" up dong kak jngn lama"
2024-04-14
1