Rasa nya otak ku senewen, saat Om Bob kayak nggak rela ngelepasin Aku naik ke atas, tangan nya terus saja menggenggam tangan Ku dan tatapan nya begitu teduh menatap mata Ku.
" Om gimana Rumi mau naik kalau tangan nya nggak di lepas" protes Ku karena udah nggak kuat bersitatap, dekat Om Bob jujur jantung ku nggak karuan masih untung aku nggak punya riwayat penyakit jantung kalau ada wah..bisa bahaya kan?.
" oh .iya maaf sayang Om nggak bisa jauh dari kamu greep" ucap nya tapi kembali memeluk Ku lagi kali ini pelukan nya kuat, panas dan seolah hendak mematahkan tulang belulang Ku.
Yang Ku rasa sesak, sebegitu kuat nya mana aku bisa nafas belum lagi kayak ada yang ganjel di bawah, ya mungkin itu sesuatu yang ada di saku nya Om Bob barang kali.
" uuhh Rumi sesak Om" kata Ku sambil nolak dada nya.
" Maaf sayang " ucap nya melonggarkan pelukannya, Aku baru bisa bernafas ku hirup udara serakus nya sampe Aku tersengal.
" Naik lah" ucapnya lagi.
Aku langsung lari setelah Om Bob benar-benar melepas pelukan nya, tidak Ku lihat lagi kebelakang.
Sampai di atas aku langsung masuk ke kamar tampa mengetuk pintu karena ku pikir Harunina sudah tidur duluan, begitu pintu Ku buka Aku sedikit kaget ternyata Harunina belum tidur malah sedang berdiri melihat ke luar jendela, ada rasa was-was Aku jadi serba salah dari pulang tadi Harunina sudah menunjukkan sikap acuh.
Aku masuk dan menutup kembali pintu, perasaan Ku makin nggak enak saja tidak mungkin Harunina tidak mendengar Aku masuk. Tapi mana bisa aku berdiam diri bagaimana pun aku yang datang numpang di rumah nya, sungguh malang nasib Ku batin Ku otak ku kuperas untuk mencari kata-kata yang tepat menegur nya.
Apa ya?.. kira-kira kata-kata yang pas, Ohh iya berhubung hari sudah malam kenapa nggak ku tanya aja kenapa Dia belum juga tidur.
" Belum tidur Na?" tanya Ku agak susah Aku ngomong rasa nya lidah ku kaku.
" Hhmm...belum, Lo sebaiknya besok pindah kerumah Naomi" ucap nya kayak petir menyambar.
Duaarr...
Aku kayak tersengat, seluruh tubuh Ku panas dingin, apa maksud nya cobak tadi siang Dia begitu antusias meminta Ku tinggal di rumah nya sekarang Dia ngusir Aku seenak udel.
Tapi Aku bisa apa selain membeku, sakit ternyata sangat sakit kalau di posisi seperti ini, kata-kata nasehat ibu dulu kembali teringat jelas dalam ingatan ku.
Kaki ku gemetar, rasa nya Aku kayak di permainkan dengan keadaan, dada ku berdebar hebat menahan marah benci dan ketidak berdayaan.
Mata Ku memanas. Sedih rasanya Aku nggak tau harus bawa diri kemana, ternyata begini nasib orang susah. Ya Tuhan apa yang harus Aku lakukan batin Ku putus asa.
Tersadar tidak ada tempat lain Aku mengadu selain pada Naomi, Ya Aku harus segera memberitahu Naomi cuma Dia tumpuan Ku sekarang, kalau kasih tau Ayah Ibu rasanya tidak mungkin ini sudah malam dan lagi apa orang tua ku masih punya uang tabungan atau nggak Aku nggak tau intinya Aku nggak mau nyusahin Ayah dan Ibu.
Aku keluar dari kamar Harunina menuju balkon, air mata Ku lolos jatuh di pipi ternyata prasangka baik Ku untuk Harunina salah temen yang ku sangka baik ternyata bikin Aku kayak bola yang di tendang sana sini.
Aku berdiri di depan pagar balkon, Ku ambil ponsel dari dalam tas kecil yang masih setia tersemat di bahu ku.
Klik... begitu Ku buka pemberitahuan batre ponsel ku tinggal sepuluh persen dan harus segera di charging, tapi nggak pa-pa lah dengan batre yang sisa aku harus menghubungi Naomi malam ini juga Aku harus keluar dari rumah Harunina.
Ngapain nunggu besok orang Dia sudah terang-terangan mengusir Ku, dengan hati sedih' Aku memanggil kontak Naomi.
Tidak perlu berulang kali Aku memanggil Naomi, memang Naomi sahabat terbaikku sekali tersambung langsung di terima.
" Halo Mi ada apa?" tanya nya , Dengar suara nya dada ku makin sesak Aku bukan menjawab malah menangis.
" Mi Lo baik-baik kan?" tanya Naomi. Aku masih tidak menjawab rasanya nggak sanggup ngomong terlalu pahit nasib ku.
" Mi ngomong dong Arumiiii" bentak nya dari seberang.
Aku makin sedih apa yang musti Ku bilang pada Naomi lidah Ku rasanya kelu.
" Nom jemput Aku sekarang ya? " pinta Ku dengan suara tersendat karena hati ku begitu sakit.
" Ok Loe tunggu di situ" kata Naomi langsung mematikan sambungan telepon.
Aku nggak tau kenapa nasib Ku bisa semalang ini, apa ini akibat kesombongan ku tapi rasanya Aku nggak pernah jadi orang sombong ya kalau masalah pamer-pamer tas atau pakaian baru rasa Ku itu wajar dan umum bagi anak-anak cewek seusia ku.
" Ya Tuhan" lirih Ku dalam hati, buat balik ke kamar Harunina rasa nya udah malas, ku putuskan untuk menunggu Naomi datang baru Aku kembali' ke kamar Harunina sekalian kemas barang-barang Ku dan pergi dari rumah nya.
Aku menatap lurus gelap nya malam dari atas balkon, kalau siang pemandangan akan sangat indah tapi kalau malam gelap gulita yang menyelimuti. Aku termenung memikirkan apa kesalahan Ku hingga Harunina bisa setega itu pada Ku.
" Greep... Ngapain sayang" Seperti ada yang memeluk dan berbisik, Aku pikir Aku halusinasi tapi ternyata tidak Om Bob memang memeluk Ku dari belakang.
Di tengah perasaan Ku yang hancur nggak ada tenaga Ku untuk menghindar, tidak pula Aku setuju dengan tindakan nya.
" Lepas Om" pinta Ku.
" Kamu kenapa sayang?" tanya nya bukan nurutin permintaan Ku tapi malah membalikkan badan Ku secara paksa, otomatis kami berhadapan.
" Kamu nangis?" tanya nya jelas Aku nggak harus jawab karena memang nyata iya aku nangis.
" Apa Om menyakiti Mu?" tanya nya lagi, Aku menunduk tidak mungkin aku bilang kalau keponakan nya yang sudah bikin Aku nangis.
" Lihat sini!?" Om Bob mengangkat daguku, perlahan Om Bob menghapus jejak air mata Ku menggunakan jempol tangannya yang halus.
" Cup cup, bilang kenapa kamu menangis" tanya nya setelah mencium mata Ku kiri kanan dengan begitu lembut Aku sulit menolak.
Aku seperti tersudut dengan pertanyaan Om Bob, nggak mungkin Aku bilang kalau Aku mau pergi malam ini, pasti pertanyaan akan semakin panjang nggak mungkin juga aku menjelekkan keponakan nya biar pun Harunina sudah terang-terangan mengusir ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Utayiresna🌷
om Bob seperti lagi menenangkan anaknya😂😂
2024-05-19
0
Atha Diyuta
Naomi gercep bgt
2024-05-15
0
Atha Diyuta
wkwkwk bukan sesuatu yang ada disaku tapi burungnya om bob sudah mode on
2024-05-15
0