#12 judul: kenikmatan Papa Bob. harap bijak dalam membaca.

" Ya Gue setuju " jawab Harunina cepat, Aduh Aku nggak tau harus bersikap apa memang lah kedua teman Ku baik Aku sampe sedih.

" Terimakasih ya kalian udah baik sama Aku " ucap Ku udah nggak tahan nyesek banget jadi Aku lepas aja sekalian.

Aku nangis entah lah Aku nggak tau apa yang bakal Aku lalui jauh dari Ayah bukan mau Ku tapi dekat juga sekarang keadaan Ayah sedang tidak memungkinkan untuk membiayai Aku seperti dulu karena semua sudah di rampas Pakde Darus.

Naomi dan Harunina memeluk Ku mereka juga ikut nangis ya mungkin sedih karena liat Aku nangis, entah lah Aku cuma berharap Tuhan menguat kan Aku dalam melalui keadaan ini.

Jam istirahat sudah selesai kami harus kembali ke kelas, Anak-anak hari ini rapat guru " ucap Ibu wali kelas tau lah kelas ku langsung riuh kayak di pasar, ada yang langsung ngacir keluar kelas karena kesenengan pulang cepat.

Aku segera menelepon Ibu untuk memberitahu soal kos-kosan.

" Assalamualaikum Bu"

" Wa'alaikumsalam nak"

" Bu Arumi udah dapat tempat kos "

" wah bagus itu udah tanya Nak berapa perbulan nya sekalian sama uang makan "

" hhhmmm... nggak bayar kok Bu karena nanti ngekos nya di rumah Harunina "

" siapa Harunina?. Ibu kok nggak pernah tau temen mu yang namanya Harunina!?"

" Ada Bu cuma memang Dia nggak pernah main kerumah "

" Oh yaudah kalau begitu kenalin Ibu sama orang tuanya "

" Iya Bu ini Harunina ngajak kerumah sama Om nya buat ambil pakaian untuk Arumi pakai sekalian ijin sama Ayah "

" Ya ajak aja Nak. Ibu tunggu di rumah ya?"

" Iya Bu "

Itu lah percakapan antara Aku dan ibu Ku, ada sedikit kesedihan menghimpit dada Ku. Harus pisah dari Ayah dan Ibu tapi yang paling nggak bisa jauh ya Ayah nggak tau lah jadi nya kayak apa entah Aku sanggup bertahan jauh dari Ayah nanti aja lah di pikirin yang penting Aku bisa sekolah dah itu aja dulu.

" Ayo Rum. Itu Om udah Dateng jemput" ucap Harunina mendatangi Aku yang lagi duduk di taman samping sekolah.

Aku celingukan cari keberadaan Naomi, entah kemana tuh anak tiba-tiba ngilang tadi masih ada cuma setelah Aku keluar nelepon Ibu Aku udah nggak liat lagi Naomi pergi nya kemana.

" Lo nyariin siapa?" tanya Harunina.

" Naomi kamu liat nggak?" tanya Ku.

" Tuh.." tunjuk Harunina dengan ujung bibir, Aku ngikutin arah nya ternyata Naomi lagi ngomong sama Om nya Harunina entah apa yang mereka bicarakan.

" udah yuk" sebegitu nggak sabar nya Harunina langsung narik tangan Ku.

Aku ngikutin langkah Harunina sampai ke parkiran ke dekat di mana Naomi dan Om Bob berada, dapat Ku lihat muka nya Naomi kayak nahan marah. Begitu juga Om Bob terus melirik sinis untuk Naomi. entah apa yang terjadi pada mereka seperti nya Aku melewatkan sesuatu.

" Yaudah Naomi Lo tenang aja, Gue jamin Arumi aman sama Gue" kata Harunina entah untuk menyakinkan atau apa Aku nggak ngerti, Aku jadi kepo karena memang nggak tau apa-apa mau nanya Aku sungkan kayak nya memang ada bau pertengkaran yang sudah ku lewat.

" Yaudah Ayo Nina, Cantik kita pergi Om udah gerah ini" ucap Om Bob ajak kami, Aku sih nggak mikir lain mungkin beneran Om gerah kepanasan ya tau lah Matahari lumayan terik siang ini.

" Cihh..dasar pedofil ' decih Naomi pelan tapi masih dapat ku dengar decihan nya, Aku sempat menoleh menatap muka Naomi tapi kemudian Naomi langsung kibas tangan nya sambil bilang " pergi sono " ucap nya.

Harunina menarik tangan Ku dan mendorong Aku masuk karena Om Bob sudah buka pintu mobil, jadi lah Aku duduk di depan sebelah nya Om Bob sedang Harunina di belakang.

Sebelum jauh meninggal kan gerbang sekolah Aku menelpon Ayah dan Ibu untuk kasih tau kalau Aku dan Harunina juga Om Bob ke rumah, Nggak nyangka sambutan Ibu begitu senang sedang Aku sedih karena harus berjauhan dengan Ayah.

Dua jam lebih perjalanan kami sampai di rumah kakek ku, Ayah dan Ibu ternyata sudah menunggu mereka duduk di gazebo dekat pagar rumah.

" Ayah" sapa Ku lalu mencium punggung tangan nya dengan hikmat.

" Anak cantik Ayah sudah pulang" ucap Ayah kemudian menciumi kepala Ku, entah lah dada Ku nyesek dengan perlakuan Ayah. padahal sudah setiap hari Aku dapat perlakuan ini dan itu sudah biasa tapi kali ini Aku ngerasa agak beda entah karena Aku akan pindah karena ngekos sungguh Aku nggak ngerti.

Giliran Harunina dan Om Bob memperkenalkan diri.

" Om " ucap Harunina salim dan mencium punggung tangan Ayah Ku.

" Kamu temen Arumi" tanya Ayah.

" Iya Om saya teman sekelas malah kami satu meja" jawab Harunina sambil senyum. Ayah menyambut ucapan Harunina sambil terkekeh juga mengusap kepala Harunina dua kali.

" Halo selamat siang" sapa Om Bob giliran Om Bob salaman sama Ayah, jantung ku mendadak nggak karuan karena ku lihat tatapan Ayah kayak nya kurang enak entah lah rasanya perasaan ku kayak pegel Aku capek sekali.

" sudah Yuk masuk dulu kalian pasti lapar" ucap Ibu menggiring kami masuk ke dalam, Ku lirik Ayah dan om Bob kayak nya mereka mulai akrab, ya bisa jadi Ayah tidak mau terlalu memperlihatkan ketidak sukaan nya karena tau Aku kan tinggal di rumah Harunina nantinya, ya mungkin karena itu Ayah sedikit mengubah pandangan nya terhadap Om Bob.

Sampai di dalam Ibu langsung mengajak kami semua keruang makan, begitu banyak makanan yang tersaji apa ibu memang sengaja mempersiapkan karena Harunina dan Om Bob akan datang.

Aku yang sudah lapar langsung duduk begitu juga Harunina, " Mari silahkan" Ayah mempersilahkan Om Bob yang nampak canggung.

Setelah semua duduk, kami semua mulai makan tampa ada satu pun yang bicara sampai sesi makan selesai, Aku membantu Ibu membawa piring kotor kebelakang.

Ku sadari setelah pindah kerumah kakek kami tidak punya pagi Art, hingga Ibu ku mengerjakan semuanya sendiri dan Aku kasihan.

" Sudah biar ibu saja!, kamu kemas kan mau langsung ikut kan ?" tolak Ibu saat Aku mau bantu nya cuci piring.

Tampa banyak bantah Aku ajak Harunina ke kamar Ku, sementara Ayah duduk di teras depan rumah bersama Om Bob mereka ngobrol.

Hampir satu jam Aku selesai berkemas setelah di bantu Harunina, Aku tidak bawa semu pakaian ku karena yang lebih utama adalah pakaian sekolah serta buku-buku pelajaran.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***