#11 judul: kenikmatan Papa Bob. harap bijak dalam membaca.

Kami sama-sama masuk ke kelas, tidak lama ibu Kanaya guru IPA masuk Ibu Kanaya yang paling ramah di sekolah Ku, teringat omongan Naomi kayak nggak pa-pa nanti saat ada sesi tanya jawab Aku tanya aja ke Ibu Kanaya sebagai seorang guru nggak mungkin Bu Kanaya nggak tau apa itu pedofil.

Pelajaran di mulai Bu Kanaya memberi kan beberapa soal dan Itu harus segera kami kerjakan, kami semua menyalin ke buku apa yang sudah di tulis di papan tulis oleh Ibu Kanaya.

Ada lima soal, Aku yang duluan selesai. " Arumi" panggil Ibu Kanaya.

" Ya Bu" jawab Ku.

" Kamu udah selesai" tanya nya lagi, Aku mengangguk.

" Ya sudah sini kumpul buku nya " ucap Bu Kanaya. Aku nggak mau buang waktu kebetulan memang udah selesai ya Aku langsung kumpul kedepan seperti yang Ibu Kanaya perintah kan.

Tidak lama Aku memberikan buku ke meja Bu Kanaya, teman sekelas Ku juga mengumpulkan buku nya masing-masing di meja Bu Kanaya.

" Ok sudah selesai semua" tanya Bu Kanaya takut mungkin masih ada yang belum selesai.

" Sudah Bu" jawab Kami se isi kelas serempak.

" Ya bagus. Sekarang kita mulai sesi tanya jawab coba siapa yang mau duluan kasih pertanyaan!?" kata Bu Kanaya. Aku langsung tunjuk tangan dong karena Ku pikir ini kesempatan bagus biar Bu Kanaya bisa menjelaskan pada teman-teman semua apa itu pedofil.

" Ya Arumi apa pertanyaan kamu" tanya Bu Kanaya.

Aku berdiri dulu sebelum melontar kan pertanyaan, " hhhmmm...apa yang di maksud dengan pedofil " ucap Ku lantang.

" Woi salah nanya Lo goblok ini pelajaran IPA " teriak si Jejen. Ahir nya kelas mendadak riuh.

" sudah-sudah tidak apa-apa itu termasuk pertanyaan bagus. Baik ibu akan jawab" Bu Kanaya menghentikan kerecokan yang di sebabkan oleh si Jejen.

Aku seneng banget karena Bu Kanaya mau menjawab pertanyaan Ku, dengan seksama Aku mendengar kan penjelasan dari Ibu Kanaya.

" Nah terutama bagi kalian semua ingat ya berhati-hati, masa depan kalian masih panjang jadi ibu minta sama kalian belajar yang rajin biar kalian tidak mudah terpengaruh karena cukup banyak manusia-manusia haus yang menggunakan uang dan incaran mereka anak-anak seusia kalian bahkan bisa yang lebih kecil lagi dari kalian"

Nggak tau lah dengar penjelasan Bu Kanaya Aku kok merasa takut, apapun bagi ku itu tergantung manusia nya kalau mau ya terjadi kalau nggak kan nggak mungkin terjadi juga orang sekarang jaman now lapor polisi beres.

Itu yang ada di fikiran ku, jam Istirahat Aku ajak Naomi dan Harunina duduk di taman samping setelah Aku membelikan mereka minuman dan beberapa macam Snack.

" Eh kira-kira kalian tau nggak di mana ada tempat kos ya minimal dekat-dekat sini" Aku mulai bertanya soal kos-kosan.

" Emang siapa yang mau ngekos?" tanya Harunina dan Naomi barengan.

" Ya Aku lah " jawab Ku kemudian Aku menutup mulut pake tangan karena Aku lihat Naomi dan Harunina saling lempar pandangan, Aku jadi serba salah pasti habis ini mereka banyak pertanyaan.

" Kenapa Lo mau ngekos mau ngabisin uang bokap Lo hah.." tanya Naomi sarkas. tau lah Naomi modelan kayak mana, pasti selalu bawaan nya ketus dingin keras kayak batu mana perna manis Dia jadi orang.

" Kenapa kamu mau ngekos Mi?" tanya Harunina, Nina jelas beda dari Naomi kayak bumi dan langit.

Aku diam mencari alasan apa yang harus Aku berikan kepada mereka, kalau bilang Ayah ku sudah bangkrut jelas Aku malu. bakal jadi cemooh Naomi Aku nya, karena di balik sifat nya yang ketus dan dingin Naomi sering ngingatin Aku untuk tidak terlalu mengikuti trend ala-ala.

" Nggak ada Aku cuma mau mandiri aja kepengen tau gimana hidup jauh dari orang tua" jawab Ku rasanya itu udah paling tepat dari pada jawab jujur bilang Ayah Ku udah bangkrut.

" Emang Lo bisa jauh dari Ayah Lo" tanya Naomi saat ini Dia sedang natap muka ku kayak mau kupas kulit wajah Ku.

" Ya di coba Mi, aku cuma pengen mandiri kok" jawab Ku sebisa mungkin Aku santai biar mereka percaya dan nggak banyak tanya lagi.

" Bagus kalau begitu cuma Gue masih curiga kayak ada sesuatu yang Lo sembunyiin dari Gue" kata Naomi menatap mata Ku. Glek...Aku sampe Telen ludah Ku sendiri memang Naomi selalu peka Aku merasa terpojok.

" Tinggal di rumah Gue aja gimana Rum, nggak usah bayar abis itu kalau berangkat sekolah kita bisa bareng-bareng" ucap Harunina bikin aku jadi pengen lompat karena di saat begini masih ada yang gratisan.

" Nggak usah di rumah Gue aja gratis semua" kata Naomi dingin.

" Di tempat Gue juga gratis Kok" ucap Harunina menatap Naomi, tau kalian Aku merasa di perebutkan jadi nggak enak juga biar Naomi lebih lama kenal dan Harunina baru kenal tetap saat ini mereka lah best friend yang terbaik bagi Ku.

" Udah Rum Lo di tempat Gue aja, ntar nanti pulang sekolah Gue ajak Om Bob kerumah Lo kita ambil pakaian Lo pindah kerumah Gue" ucap Harunina.

" Nggak bisa Arumi di rumah Gue" solot Naomi berapi-api kayak nya marah nggak setuju kalau Aku tinggal di rumah Harunina.

" Nggak ada di rumah Gue lo baru kenal brapa hari sedang Gue udah lama Arumi di rumah Gue" timpal Naomi nggak mau kalah.

Aku jadi nggak enak. mereka jadi berantem memperebutkan Aku, entah lah jadi nya kayak mana ini Aku juga bingung.

" Ayok Rum " Naomi menarik tangan Ku, " Nggak ikut Gue" giliran Harunina narik tangan sebelah lagi, sumpah Aku pengen nangis bukan karena sakit di tarik tapi Aku sedih karena kedua teman Ku jadi berantem.

" Sudah-sudah lepas" Ku hentakan kedua tangan Ku agar terlepas dari cekalan mereka berdu.

" Aku nggak jadi ngekos" kata Ku memutuskan dari pada mereka berantem.

" Kenapa??" tanya mereka barengan. Naomi dan Harunina saling tatap dengan tatapan musuh.

" Nggak udah lupain aja Aku nggak jadi ngekos" jawab Ku.

" Kenapa sih Rum, Gue nggak punya adik atau kakak jadi kalau Lo di tempat Gue kan Gue ada temen plus punya saudara " ucap Harunina melembut.

" Hhhmmm... hhhmmm.." Naomi berdahem mungkin tenggorokan nya kering kurang minum.

" Gini aja dari pada kita berantem memperebutkan Arumi lebih baik jadwal kita bagi seminggu Arumi di rumah Lo seminggu di rumah Gue gimana cocok nggak!? " ide Naomi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***