17. Perasaan Canggung

"Jangan judge cover by... apa lagi itu istilahnya?"

"Hmm, makanya jangan sotoy, dont judge a book by cover," ucap yang lainnya.

Mereka akhirnya bubar sendiri karena takut ketahuan sedang bergosip di waktu jam kerja apa lagi yang menjadi bahan gosip merka adalah pimpinan sendiri.

"Tutup pintunya," perintah Rey.

Lucia yang mendengar itu, sangat menurut. Dia segera menutup pintu sesuai dengan perintah Rey. Setelah itu, dia dan Rey sama-sama duduk di sebuah kursi. Sejenak mereka sama-sama canggung untuk memulai sesuatu. Lucia sangat gelisah dengan mengepalkan tangannya dan seskali menatap ke arah Rey.

Sedangkan Rey pun bingung apa yang harus dia katakan untuk menyapa Lucia, dia tidak ingin ucapannya menyakiti Lucia kembali. Tapi ada yang aneh dengan wajah Lucia, tadinya berwarna putih bersih tapi saat itu perlahan berubah menjadi merah.

"Apakah dia mulai marah? Tapi apa maslaahnya? Aku harus bersiap," batin Rey.

Rey mulai mengeratkan jasnya dan merapikan setelan jasnya untuk bersiap, jika terjadi sesuatu kembali yang tidak di inginkan dalam ruangan itu, sedangkan bagi Lucia, wajahny memerah bukan karena marah tapi karen merasa malu. Dia membayangkan adegan yang dia lakukan kemarin dalam ruangan itu sungguh sangat memalukan.

Dari prespektif hari ini, kelakuannya yang kemarin sungguh keterlaluan,apapun alasannya.

"Aku mau minta maaf," ucap Lucia pelan tapi jelas.

Rey terdiam dengan mata melotot tidak percaya. Suatu sikap yang selama ini yang Rey tahu tentang wanita adalah, Tidak ada kata permintaan maaf dalam kamus hidup mereka. Dia akan selalu merasa benar dalam hidupnya dan juga menyalahkan orang lain adalah keahliannya.

Rey masih sibuk dengan pikirannya. Mungkin saja sat itu matahari terbit dari arah yang lain. Dia bsa mengenal watak Lucia dari amukannya kemarin. Dia adalah wanita mandiri dan pekerja keras, karena itu saat amarahnya meledak tidak akan ada yang bisa mengendalikannya selain dirinya sendiri.

"Aku mau minta maaf," ulang Lucia kembali.

Rey akhirnya tersadar dari lamunannya. Dia akhirnya menggeleng dengan cepat.

"Tidak. Jangan minta maaf, harusnya aku yang harus minta maaf. Kalau aku tahu kau sedang banyak masalah, tentu saja acara penyambutan itu tidak akan pernah ada."

"Tapi sikapku kemarin memang sangat bikin malu," jelas lucia.

"Tidak apa-apa. Namanya juga sedang emosi, sedang marah," timpal Rey.

Dia kemudian menjelaskan bahwa jika setelah marah pasti akan timbul rasa malu. Buktinya saat ini wajah Lucia merah, awalnya dia mengira Lucia marah tapi ternyata tebakan yang lainnya benar, dia sedang malu.

"Ngomong-ngomong,kiriman bunganya sampai, kan? Kau sudah melihatnya?" tanya Rey alasan.

Lucia mengangguk kemudian tertawa di hadapan Rey. Dia menjelaskan bahkan ibunya yang berada di rumah sakit pun tahu tentang bunga itu. Pagi buta, para tetangganya berkumpul di halaan rumah melihat karangan bunga sebesar itu. Mereka mencari kejelasan tentang kesehatan bunya. Tapi Lucia menjelaskan jika kata-kata yang tertulis adalah intinya, bukan tentang ibunya.

"Karangan bunga itu permintaan maaf dari seseorang," jelas Lucia kepada para tetangganya.

"Lalu di mana bunga itu sekarang? Masih berada di halaman rumahmu?" tanya Rey.

Lucia mengangguk kemudian menjelaskan jika dia telah meminta para tetangga untuk menyimpannya di halaman belakang karena bunganya sudah sangat layu. Bahkan beberapa dari mereka meminta bunga tersebut. Mendengar itu Rey sangat senang, dia bahkan tidak berhentinya memamerkan senyumnya yang mahal itu.

"Hmm, syukurlah. Yang jelas niatnya. Aku tidak ingin kau salah tanggap. Ini kantor yang tidak menyeramkan sama sekali. Para karywan sangat ramah apa lagi pimpinannya. Saya juga bukan pimpinan yang menyebalkan, yang kemarin itu jangan masukkan di hati," jelas Rey.

Padahal yang sebenarnya memang demikian. Rey sangat kaku, profesional dalam bekerja,disiplin dan sedikit menyebalkan bagi para karyawan lainnya, Lucia belum termasuk.

"Aku tahu, karena itu aku merasa malu sekali," timpal Lucia kemudian menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu itu.

Rey kemudin bergumam dan melirik jam tangan yang melingkar di jemarinya. Jam tangan yang sudah di tebak harganya, seharga sebuah mobil.

"Sudah waktunya!" ucap Rey.

"Waktunya untuk apa?" tanya Lucia bingung.

"Bekerja. Sekarang kau temui pak Maksimo dan minta dia siapkan mobil, lalu kau harus ikut aku keluar!" perintah pertama Rey.

Lucia yang mendengar itu dengan semangat berdiri dari tempatnya.

"Baik, tuan" ucap Lucia kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

Rey yang melihatnya, mengulas senyumnya kembali. entahlah, dia begitu senang.

Lucia keluar dari ruangan dan segera berjalan bertanya kepada salah satu karywan, di mana letak meja kerja tuan Maksimo, dan akhrinya dia diberi arahan dan Lucia segera ke arah yang di jelaskan. Langkahnya menjaid tatapan semua orang.

"Apakah kali ini berimbas ke tuan Maksimo? Kasian dia. Bisa saja dia mati karena jantung bertemu dan mendapat amarah sekretaris tun Rey itu," bisik salah satu dari mereka.

Salah satu dari yang lainnya memberi tanggapan yang lain pun. Hingga akhirnya salah satu manager di kantor tersebut berdehem untuk menghentikan mereka.

Tidak berselang lama Lucia kembali terlihat berjalan ke mejanya mengambil tas dan memasuki ruangan Rey. Kali ini mereka berdua berjalan beriringan membuat semua mata memandang. Kalau dipikir-pikir terlihat dari postur tubuh dan wajah mereka terlihat sangat serasi. Tidak bisa di pungkiri jika body dan wajah Lucia juga cukup untuk sebagai sekretaris. Dia cantik.

Mereka berdua akhirnya tiba di lantai bawah menara Alfred. Maksimo dan mobil merek Maserati dengan lambang trisula itu sudah terparkir. Mobil buntut Rey untuk sementara di simpannya setelah perbaikan, entah apa alasannya. Maksimo menyerahkan kuncinya dan segera berlalu.

Mereka berdua kemudian bergegas naik dan meleset dibawa mobil mewah itu untuk membelah jalan dalam keramaian lalu lintas kota Italia, Roma tepatnya. Lucia duduk sambil merasa agak jengah. Karena tadi pagi dia mengingat merasa beruntung untuk berangkat di pagi buta dan mendapatkan transport umum lebih cepat dari biasanya, ternyata tidak sesuai harapan.

Tetap saja dalam kota besar itu, bus transport akan tetap ramai dan tidak memiliki tempat agar bisa menghirup udara dengan bebas. Kini Lucia bisa naik mobil mewah Maserati yang dingin dan be-AC bersama pimpinan. Lucia tidak berani untuk membuka suara sebelum REy sendiri yang bertanya.

Lucia merasa ingin tertidur saja karena merasa mobil itu sangat nyaman, karena tujuan mereka mau meeting kemana pun Lucia tidak tahu. Tapi Lucia berusaha sekuat tenaga agar matanya bisa dikondisikan.

"Jangan tertidur Lucia, sudah cukup kehebohan yang lakukan, sudah cukup hal memalukan yang kau lakukan. Tahan dirimu agar tidak tertidur, please!" batin Lucia.

Episodes
1 01. Masa Lalu Rey
2 02. Keluarga Baru di Italia
3 03. Hari yang kacau
4 04. Siapa dia
5 05. Nepotisme
6 06. Payah!
7 07. Bertemu Kembali
8 08. Amarah Lucia
9 09. Amarah Lucia 2
10 10. Mengusir pemilik perusahaan
11 11. Tangisan Lucia
12 12. Terusir kembali
13 13, Terusir kembali 2
14 14. Permintaan Maaf
15 15. Wejangan Supir Taksi
16 16. Permintaan Maaf ala Negeri Dongeng
17 17. Perasaan Canggung
18 18. Hah? Bertemu ibuku?
19 19. Kehebohan Keluarga dan Tetangga Lucia
20 20. Kekasih Lucia
21 21. Merakyat dan Sederhana
22 22. Jangan Panggil Aku Tuan
23 23. Undangan Syukuran Nyonya Donna
24 24. Pertemuan Keluarga Besar Lucia
25 25. Pertemuan Keluarga Lucia 2
26 26. Kerjaan yang Padat
27 27. Belum Siap
28 28. Pengalihan Wacana
29 29. 500 Euro Untukmu
30 30. Ajakan Carlo
31 31. Tentang Rey
32 32. Apakah Dia Mutan?
33 33. Rencana Perjodohan Rey
34 34. Cemburu?
35 35. Bertemu Tuan Rocco Alfred
36 36. Tuan Rocco Tertawa
37 37. Selera Musik Yang Sama
38 38. Kekesalan Rey
39 39. Kecurigaan Melda
40 40. Tuan Rocco dan Lucia
41 41. Perpustkaan dan Tuan Rocco
42 42. Makan Malam
43 43. Sejarah Hidup Tuan Rocco
44 44. Perkenalan Rey dan Pedro
45 45. Rey dan Pedro
46 46. Pedro Cemburu
47 47. Kediaman Rey
48 48. Bertemu Nyonya Maura
49 49. Perkenalan Sera dan Lucia
50 50. Lucia dan Keluarga Alfred
51 51. Kedekatan Lucia dengan Keluarga Alfred
52 52. Stop! Berhenti!
53 53. Skenario Dadakan
54 54. Memutuskan Tali Persaudaraan
55 55. Hubungan Berpacaran Ditangguhkan
56 56. Dinner with Angel
57 57. Rey Ilfeel
58 58. Umpatan Rey
59 59. No Komen
60 60. Ke Korea?
61 61. Lunch Bersama Carlo
62 62. Pertengkaran Pedro dan Lucia
63 63. Break!
64 64. Kunjungan Nyonya Maura
65 65. Meeting Dua Minggu
66 66. Bukan Hasutan
67 67. Kita?
68 68. Pasangan Pengantin Baru?
69 69. Mirip Acara Kumpul Besan
70 70. Tebakan Rey
71 71. Menunggu Sebuah Panggilan
72 72. Ibumu atau Ibuku?
73 73. Kenapa Harus Lucia
74 74. Bersama Bianca
75 75. Omong Kosong!
76 76. Sebatas Itu
77 77. Sindrom CInta Anak Remaja
78 78. Hai, Seksi!
79 79. Tolong Resign.
80 80. Masih Rahasia
81 81. Mau Ikut Kan?
82 82. Selamat Datang di Korea.
83 83. Hanya Sekretaris
84 84. Putus
85 85. Kau Akan Bertemu Dengan Pria Yang Lebih Baik
86 86. Bersantai Sejenak
87 87. Rey Stop
88 88. Secret Admirer di Negeri Sakura
89 89. Mendadak Pulang
90 90. Saya Tunangan Carlo
91 91. Aku Tidak Bisa
92 92. Semuanya Berlalu Begitu Saja
93 93. Cinta Juga Harus Tahu Diri
94 94. Love Sucks
95 95. Aku Kenapa?
96 96. Lalu Masalahnya Apa?
97 97. Tapi Dia Sekretarisku!
98 98. Kissing
99 99. Will You Marry Me?
100 100. Istri Siapa?
101 101. Lepaskan!!!
102 102. Tidak Ada Solusi
103 103. Kau Dari Mana Saja.
104 104. Konsepnya Berganti
105 105. Thank You
106 106. Berbahagia.
Episodes

Updated 106 Episodes

1
01. Masa Lalu Rey
2
02. Keluarga Baru di Italia
3
03. Hari yang kacau
4
04. Siapa dia
5
05. Nepotisme
6
06. Payah!
7
07. Bertemu Kembali
8
08. Amarah Lucia
9
09. Amarah Lucia 2
10
10. Mengusir pemilik perusahaan
11
11. Tangisan Lucia
12
12. Terusir kembali
13
13, Terusir kembali 2
14
14. Permintaan Maaf
15
15. Wejangan Supir Taksi
16
16. Permintaan Maaf ala Negeri Dongeng
17
17. Perasaan Canggung
18
18. Hah? Bertemu ibuku?
19
19. Kehebohan Keluarga dan Tetangga Lucia
20
20. Kekasih Lucia
21
21. Merakyat dan Sederhana
22
22. Jangan Panggil Aku Tuan
23
23. Undangan Syukuran Nyonya Donna
24
24. Pertemuan Keluarga Besar Lucia
25
25. Pertemuan Keluarga Lucia 2
26
26. Kerjaan yang Padat
27
27. Belum Siap
28
28. Pengalihan Wacana
29
29. 500 Euro Untukmu
30
30. Ajakan Carlo
31
31. Tentang Rey
32
32. Apakah Dia Mutan?
33
33. Rencana Perjodohan Rey
34
34. Cemburu?
35
35. Bertemu Tuan Rocco Alfred
36
36. Tuan Rocco Tertawa
37
37. Selera Musik Yang Sama
38
38. Kekesalan Rey
39
39. Kecurigaan Melda
40
40. Tuan Rocco dan Lucia
41
41. Perpustkaan dan Tuan Rocco
42
42. Makan Malam
43
43. Sejarah Hidup Tuan Rocco
44
44. Perkenalan Rey dan Pedro
45
45. Rey dan Pedro
46
46. Pedro Cemburu
47
47. Kediaman Rey
48
48. Bertemu Nyonya Maura
49
49. Perkenalan Sera dan Lucia
50
50. Lucia dan Keluarga Alfred
51
51. Kedekatan Lucia dengan Keluarga Alfred
52
52. Stop! Berhenti!
53
53. Skenario Dadakan
54
54. Memutuskan Tali Persaudaraan
55
55. Hubungan Berpacaran Ditangguhkan
56
56. Dinner with Angel
57
57. Rey Ilfeel
58
58. Umpatan Rey
59
59. No Komen
60
60. Ke Korea?
61
61. Lunch Bersama Carlo
62
62. Pertengkaran Pedro dan Lucia
63
63. Break!
64
64. Kunjungan Nyonya Maura
65
65. Meeting Dua Minggu
66
66. Bukan Hasutan
67
67. Kita?
68
68. Pasangan Pengantin Baru?
69
69. Mirip Acara Kumpul Besan
70
70. Tebakan Rey
71
71. Menunggu Sebuah Panggilan
72
72. Ibumu atau Ibuku?
73
73. Kenapa Harus Lucia
74
74. Bersama Bianca
75
75. Omong Kosong!
76
76. Sebatas Itu
77
77. Sindrom CInta Anak Remaja
78
78. Hai, Seksi!
79
79. Tolong Resign.
80
80. Masih Rahasia
81
81. Mau Ikut Kan?
82
82. Selamat Datang di Korea.
83
83. Hanya Sekretaris
84
84. Putus
85
85. Kau Akan Bertemu Dengan Pria Yang Lebih Baik
86
86. Bersantai Sejenak
87
87. Rey Stop
88
88. Secret Admirer di Negeri Sakura
89
89. Mendadak Pulang
90
90. Saya Tunangan Carlo
91
91. Aku Tidak Bisa
92
92. Semuanya Berlalu Begitu Saja
93
93. Cinta Juga Harus Tahu Diri
94
94. Love Sucks
95
95. Aku Kenapa?
96
96. Lalu Masalahnya Apa?
97
97. Tapi Dia Sekretarisku!
98
98. Kissing
99
99. Will You Marry Me?
100
100. Istri Siapa?
101
101. Lepaskan!!!
102
102. Tidak Ada Solusi
103
103. Kau Dari Mana Saja.
104
104. Konsepnya Berganti
105
105. Thank You
106
106. Berbahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!