11. Tangisan Lucia

"Iya, iya, aku pergi" ucap Rey.

Rey masih gugup dengan tingkah Lucia, tidak hanya itu, Rey pun diliputi rasa bersalah setengah mati, dia kemudian melangkah keluar kantor hingga pundaknya tidak terlihat lagi. Semua orang pun ikut meninggalkan tempat tersebut karena takut mendapatkan amukan Lucia yang berada dalam ruangan.

Semua sepi, lantai lima puluh yang biasanya terdengar manusia berlalu lalang karena kerjaan, saat itu sepi. Lucia yang masih mengacungkan vas bunga yang berada di tangannya itu berusaha mengontrol emosinya. Dadanya terlihat naik turun karena menahan amarah yang paling dahsyat yang pernah dia rasakan seumur hidupnya.

Lucia sedikit lebih tenang, dia menebar pandangannya yang masih tajam itu di dalam ruangan dan berusaha menatap ke luar ruangan yang terlihat semua orang diam dan duduk di tempatnya masing-masing. Lucia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba vas bunga yang berada di tangannya tanpa sengaja terjatuh.

Bbbbrrraaaaakkkk

Semua orang yang mendengar itu kembali berdelik di masing-masing tempat duduk mereka. Semuanya terkejut dan berharap esok hari akan ada pelangi yang menghiasi langit, dalam artian semuanya kembali baik-baik saja. Lucia menatap kepingan vas bunga yang berserakan di lantai, dan juga semua benda yang telah di hancurkannya di atas meja kebesaran Rey.

Daun pintu yang sedikit terbuka membuat Lucia berjalan dengan cepat untuk menutupnya tanpa menggunakan tenaga sama sekali, tapi pintu itu masih menimbulkan suara yang besar.

Bbrraaaakkkkkk

Semua orang kembali berdelik karena terkejut.

"Ah, ya Tuhan sepertinya penyakit jantungku kambuh, apakah hari ini aku akan bertemu Tuhan? Aduhhhhh ..." ucap Tuan Maksimo dengan mengelus dadanya.

Lucia tidak bermaksud membantingnya, mungkin saja masih ada sisa amarah yang membuat tenaganya begitu sangat besar, walau hanya melakukan hal yang kecil. Lucia mulai merasa malu dengan dirinya sendiri, dengan apa yang telah di lakukannya di ruangan Rey.

Beberapa detik berlalu, terdengar suara tangisan putus asa di balik pintu ruangan kerja Rey, semua karyawan yang mendengar itu pun kembali saling menatap dan memberi isyarat jika terjadi sesuatu lagi dalam ruangan pimpinanya itu, entah apa yang perempuan itu lakukan.

Tiba-tiba Carlo datang setelah mendapatkan laporan. Dia melihat situasi lantai lima puluh benar tidak aman. Para karyawan terlihat tegang dengan suasana yang suram. Carlo merasakan sedang berada dalam adegan horor. Tidak ada seorang pun yang bergerak dari tempatnya, mereka terdiam dengan berbincang menggunakan telepati mereka saja. Dengan wajah yang cemas, Carlo berbisik di dekat Delova.

"Apa yang terjadi? Di mana dia?" tanya Carlo.

"Dia berada di dalam, dia sedang menangis,"timpal Delova.

Carlo ingin melangkah menuju ruangan tersebut tapi Delova menariknya pelan.

"Jangan. Sebaiknya anda tidak menemuinya saat ini, biar saya dan ibu Adeline yang menemuinya dan membujuknya," jelas Delova.

Carlo menghembuskan nafasnya pelan dan meminta Delova menjelaskan kejadian sebenarnya. Tidak banyak hal yang dia jelaskan, hanya beberapa adegan yang dia lihat sebelum itu.

"Apa? Benarkah???!"

Bagi Carlo, hal itu lucu sekaligus menegangkan dan sedikit ada rasa tidak percaya jika wanita itu berhasil membuat Rey tidak berkutik sama sekali bahkan dengan sangarnya mengusir si pemilik perusahaan keluar dari kantornya sendiri.

"Apakah ini yang Rey ceritakan, aneh tapi lucu? Ahh tidak, itu kisah yang lain," gumam Carlo.

Dia kemudian menanyai Delova persoalan Rey, di mana dia saat ini. Delova hanya menaikkan pundaknya sebagai isyarat dia pun tidak tahu, di mana putra tunggal tuan Rocco itu berada setelah di usir oleh sekretaris barunya itu.

"Baiklah, aku akan mencarinya," ucap Carlo.

Dia kemudian meraih ponsel yang berada di sakunya dan tidak mendapat respon apapun.

"Ah sial, aku lupa, ponselnya tertinggal di mobil buntut itu."

"Di mana dia," gumam Carlo.

Maksimo melihat itu mendekati Carlo dan membisikkan jika Rey saat itu berada di lantai atas, balkon perusahaan. Biasanya seperti itu jika dia ingin sendiri, dia berada di sana, duduk dengan menyerumput kopinya. Carlo mendengar itu segera berlari menuju lift dan menekan tombol balkon.

Rey duduk terdiam dengan menatap langit, tiba-tiba Carlo datang membuat pikirannya buyar.

"Rey, demi Tuhan, kau apakan dia?" tanya Carlo yang langsung duduk di samping Rey.

Rey yang mendengar pertanyaan itu, tiba-tiba melotot ke arah Carlo dengan pandangan yang menajam dan menusuk ke jantung.

"Apa-apaan kau ini, kenapa menatapku seperti itu?!"

"Demi Tuhan! Demi Tuhan! Memangnya siapa yang memberiku ide seperti ini? Menguji karyawan baru di hari pertama, hah? Dasar otak udang" jelas Rey dengan melimpahkan kesalahan ke Carlo.

Carlo mendengar itu melongo kemudian tertawa dengan keras. Dia tidak menyangka jika Rey benar-benar melakukannya.

"Jadi, dia seperti itu karena kau mengujinya?! Ha ha ha."

Rey kemudian menirukan pertanyaan Carlo sebelumnya dengan nada mengejek kemudian dengan gaya khas Carlo yang sesekali menggoyangkan kepala dan tangannya layaknya seorang musisi yang mengatur tangga barisan nada. Kian Rey menjelaskan kian dia merasa dongkol dengan Carlo.

"Tadi aku bilang apa sebelum pergi? Panggil aku jika dia sudah datang! Soalnya, cuma aku yang tahu persis caranya menguji karyawan baru di hari pertama, bukankah kau tidak tahu bagaimana aku menguji para karyawan baru saat pertama kerja? Mereka akan ...."

"Stop! Kepalaku sakit," ucap Rey dengan memijat kepalanya.

Dia mengingat bagaimana Carlo menguji karyawan baru, tidak ada ujian di sana, tapi karyawan baru penuh dengan gombalan dan akhirnya mereka berhasil di dekati dengan mudah perlahan olehnya. Itulah kelebihan Carlo. Karena itu Rey tidak ingin melibatkan Carlo saat karyawannya adalah wanita yang mencuri perhatiannya.

Rey yang masih melihat Carlo tertawa, meninggalkan dia sendiri. Dia bergegas dengan langkah yang panjang, hingga Carlo tidak bisa mengikuti langkahnya hingga pintu lift tertutup kembali.

"Hei! Kau mau kemana, tunggu aku!" teriak Carlo.

...----------------...

Siang hari di perusahaan Alfred Corporation.

Carlo masuk kedalam toilet dan merapikan dasi serta setelan jasnya, tiba-tiba saat dia keluar toilet lantai lima puluh itu, persis di samping pintu, sosok bayangan Rey membuatnya terlompat kaget.

"Astaga! Apa-apaan ku ini!!" semprot Carlo jengkel dengan mengelus dadanya karena terkejut.

"Kau ingin melihatku mati muda ya?" ucap Carlo kembali.

"Sssttt! Diam! Situasinya sudah aman, kan?" tanya Rey dengan berbisik.

Rey terlihat celingukan, matanya menatap setiap sudut ruangan tersebut. Seakan matanya mencari bayangan di mana Lucia saat itu.

"Hmm, sudah aman. Tadi Delova dan yang lainnya masuk ke dalam ruanganmu dan berhasil menenangkan Lucia. Itu kan namanya?" tanya Carlo menatap Rey dengan wajah meledek.

Rey mendengar itu mengangguk dengan menghembuskan nafasnya lega.

Episodes
1 01. Masa Lalu Rey
2 02. Keluarga Baru di Italia
3 03. Hari yang kacau
4 04. Siapa dia
5 05. Nepotisme
6 06. Payah!
7 07. Bertemu Kembali
8 08. Amarah Lucia
9 09. Amarah Lucia 2
10 10. Mengusir pemilik perusahaan
11 11. Tangisan Lucia
12 12. Terusir kembali
13 13, Terusir kembali 2
14 14. Permintaan Maaf
15 15. Wejangan Supir Taksi
16 16. Permintaan Maaf ala Negeri Dongeng
17 17. Perasaan Canggung
18 18. Hah? Bertemu ibuku?
19 19. Kehebohan Keluarga dan Tetangga Lucia
20 20. Kekasih Lucia
21 21. Merakyat dan Sederhana
22 22. Jangan Panggil Aku Tuan
23 23. Undangan Syukuran Nyonya Donna
24 24. Pertemuan Keluarga Besar Lucia
25 25. Pertemuan Keluarga Lucia 2
26 26. Kerjaan yang Padat
27 27. Belum Siap
28 28. Pengalihan Wacana
29 29. 500 Euro Untukmu
30 30. Ajakan Carlo
31 31. Tentang Rey
32 32. Apakah Dia Mutan?
33 33. Rencana Perjodohan Rey
34 34. Cemburu?
35 35. Bertemu Tuan Rocco Alfred
36 36. Tuan Rocco Tertawa
37 37. Selera Musik Yang Sama
38 38. Kekesalan Rey
39 39. Kecurigaan Melda
40 40. Tuan Rocco dan Lucia
41 41. Perpustkaan dan Tuan Rocco
42 42. Makan Malam
43 43. Sejarah Hidup Tuan Rocco
44 44. Perkenalan Rey dan Pedro
45 45. Rey dan Pedro
46 46. Pedro Cemburu
47 47. Kediaman Rey
48 48. Bertemu Nyonya Maura
49 49. Perkenalan Sera dan Lucia
50 50. Lucia dan Keluarga Alfred
51 51. Kedekatan Lucia dengan Keluarga Alfred
52 52. Stop! Berhenti!
53 53. Skenario Dadakan
54 54. Memutuskan Tali Persaudaraan
55 55. Hubungan Berpacaran Ditangguhkan
56 56. Dinner with Angel
57 57. Rey Ilfeel
58 58. Umpatan Rey
59 59. No Komen
60 60. Ke Korea?
61 61. Lunch Bersama Carlo
62 62. Pertengkaran Pedro dan Lucia
63 63. Break!
64 64. Kunjungan Nyonya Maura
65 65. Meeting Dua Minggu
66 66. Bukan Hasutan
67 67. Kita?
68 68. Pasangan Pengantin Baru?
69 69. Mirip Acara Kumpul Besan
70 70. Tebakan Rey
71 71. Menunggu Sebuah Panggilan
72 72. Ibumu atau Ibuku?
73 73. Kenapa Harus Lucia
74 74. Bersama Bianca
75 75. Omong Kosong!
76 76. Sebatas Itu
77 77. Sindrom CInta Anak Remaja
78 78. Hai, Seksi!
79 79. Tolong Resign.
80 80. Masih Rahasia
81 81. Mau Ikut Kan?
82 82. Selamat Datang di Korea.
83 83. Hanya Sekretaris
84 84. Putus
85 85. Kau Akan Bertemu Dengan Pria Yang Lebih Baik
86 86. Bersantai Sejenak
87 87. Rey Stop
88 88. Secret Admirer di Negeri Sakura
89 89. Mendadak Pulang
90 90. Saya Tunangan Carlo
91 91. Aku Tidak Bisa
92 92. Semuanya Berlalu Begitu Saja
93 93. Cinta Juga Harus Tahu Diri
94 94. Love Sucks
95 95. Aku Kenapa?
96 96. Lalu Masalahnya Apa?
97 97. Tapi Dia Sekretarisku!
98 98. Kissing
99 99. Will You Marry Me?
100 100. Istri Siapa?
101 101. Lepaskan!!!
102 102. Tidak Ada Solusi
103 103. Kau Dari Mana Saja.
104 104. Konsepnya Berganti
105 105. Thank You
106 106. Berbahagia.
Episodes

Updated 106 Episodes

1
01. Masa Lalu Rey
2
02. Keluarga Baru di Italia
3
03. Hari yang kacau
4
04. Siapa dia
5
05. Nepotisme
6
06. Payah!
7
07. Bertemu Kembali
8
08. Amarah Lucia
9
09. Amarah Lucia 2
10
10. Mengusir pemilik perusahaan
11
11. Tangisan Lucia
12
12. Terusir kembali
13
13, Terusir kembali 2
14
14. Permintaan Maaf
15
15. Wejangan Supir Taksi
16
16. Permintaan Maaf ala Negeri Dongeng
17
17. Perasaan Canggung
18
18. Hah? Bertemu ibuku?
19
19. Kehebohan Keluarga dan Tetangga Lucia
20
20. Kekasih Lucia
21
21. Merakyat dan Sederhana
22
22. Jangan Panggil Aku Tuan
23
23. Undangan Syukuran Nyonya Donna
24
24. Pertemuan Keluarga Besar Lucia
25
25. Pertemuan Keluarga Lucia 2
26
26. Kerjaan yang Padat
27
27. Belum Siap
28
28. Pengalihan Wacana
29
29. 500 Euro Untukmu
30
30. Ajakan Carlo
31
31. Tentang Rey
32
32. Apakah Dia Mutan?
33
33. Rencana Perjodohan Rey
34
34. Cemburu?
35
35. Bertemu Tuan Rocco Alfred
36
36. Tuan Rocco Tertawa
37
37. Selera Musik Yang Sama
38
38. Kekesalan Rey
39
39. Kecurigaan Melda
40
40. Tuan Rocco dan Lucia
41
41. Perpustkaan dan Tuan Rocco
42
42. Makan Malam
43
43. Sejarah Hidup Tuan Rocco
44
44. Perkenalan Rey dan Pedro
45
45. Rey dan Pedro
46
46. Pedro Cemburu
47
47. Kediaman Rey
48
48. Bertemu Nyonya Maura
49
49. Perkenalan Sera dan Lucia
50
50. Lucia dan Keluarga Alfred
51
51. Kedekatan Lucia dengan Keluarga Alfred
52
52. Stop! Berhenti!
53
53. Skenario Dadakan
54
54. Memutuskan Tali Persaudaraan
55
55. Hubungan Berpacaran Ditangguhkan
56
56. Dinner with Angel
57
57. Rey Ilfeel
58
58. Umpatan Rey
59
59. No Komen
60
60. Ke Korea?
61
61. Lunch Bersama Carlo
62
62. Pertengkaran Pedro dan Lucia
63
63. Break!
64
64. Kunjungan Nyonya Maura
65
65. Meeting Dua Minggu
66
66. Bukan Hasutan
67
67. Kita?
68
68. Pasangan Pengantin Baru?
69
69. Mirip Acara Kumpul Besan
70
70. Tebakan Rey
71
71. Menunggu Sebuah Panggilan
72
72. Ibumu atau Ibuku?
73
73. Kenapa Harus Lucia
74
74. Bersama Bianca
75
75. Omong Kosong!
76
76. Sebatas Itu
77
77. Sindrom CInta Anak Remaja
78
78. Hai, Seksi!
79
79. Tolong Resign.
80
80. Masih Rahasia
81
81. Mau Ikut Kan?
82
82. Selamat Datang di Korea.
83
83. Hanya Sekretaris
84
84. Putus
85
85. Kau Akan Bertemu Dengan Pria Yang Lebih Baik
86
86. Bersantai Sejenak
87
87. Rey Stop
88
88. Secret Admirer di Negeri Sakura
89
89. Mendadak Pulang
90
90. Saya Tunangan Carlo
91
91. Aku Tidak Bisa
92
92. Semuanya Berlalu Begitu Saja
93
93. Cinta Juga Harus Tahu Diri
94
94. Love Sucks
95
95. Aku Kenapa?
96
96. Lalu Masalahnya Apa?
97
97. Tapi Dia Sekretarisku!
98
98. Kissing
99
99. Will You Marry Me?
100
100. Istri Siapa?
101
101. Lepaskan!!!
102
102. Tidak Ada Solusi
103
103. Kau Dari Mana Saja.
104
104. Konsepnya Berganti
105
105. Thank You
106
106. Berbahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!