Bab 10 - Bertemu Robi

Arumi sebenarnya ingin bertanya mengenai sosok Nadira yang dibicarakan suaminya tetapi ia takut jika Ibram marah kepadanya. Makanya ia memilih untuk memendamnya.

Ibram telah berangkat ke kantor, Arumi mengerjakan pekerjaan hariannya sebelum pergi ke pasar.

Setelah semuanya beres, Arumi pun ke pasar dengan berjalan kaki meskipun cukup jauh namun ia sengaja biar sekalian olahraga. Begitu sampai Arumi memilih sayuran, buah dan aneka lauk.

Selama berumah tangga, Ibram memang memberikan uang belanja yang pantas. Bahkan suaminya membedakan uang nafkah dan uang jajan untuknya. Arumi juga diizinkan membeli pakaian tetapi ia tak melaksanakannya karena memang belum butuh.

Hampir 1 jam, Arumi pun pulang. Dia sengaja kembali ke rumah dengan berjalan kaki lagi karena belanjaannya tidak terlalu banyak dan tak terburu-buru.

Tanpa disadari Arumi, sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Setelah beberapa meter dari pasar, terdengar suara klakson. Arumi menoleh dan berhenti.

Mobil itu pun berhenti, pengemudinya lantas turun dan menghampiri Arumi. Pria dengan tinggi 180 cm melemparkan senyuman kepada Arumi. "Assalamualaikum!" sapanya.

"Waalaikumussalam!" Arumi membalasnya dengan senyuman tipis dan singkat.

"Kamu Arumi, 'kan?"

Arumi mengangguk mengiyakan.

"Kenalkan namaku Robi!" pria itu mengulurkan tangannya.

Arumi yang kedua tangannya memegang barang belanjaannya sejenak menundukkan kepalanya. "Maaf!"

Robi menarik tangannya. "Aku temannya Ibram, kemarin malam datang berkunjung ke rumah kalian."

"Jadi Mas Robi yang kemarin malam datang," ucap Arumi.

"Iya. Kita pernah bertemu ketika kalian menikah," kata Robi.

"Maaf, saya lupa!" Arumi benar-benar tidak mengenal teman-teman suaminya.

"Mau aku antar pulang?" Robi menawarkan diri.

"Tidak, terima kasih. Saya jalan kaki saja," tolak Arumi dengan sopan.

"Rumahmu masih jauh," kata Robi.

"Tidak, Mas. Terima kasih tawarannya," tolak Arumi sekali lagi.

"Baiklah, jika kamu tidak mau. Kalau begitu, aku pamit. Sampai jumpa lagi, assalamualaikum!" Robi kembali ke mobilnya. Sebelum pergi ia membunyikan klakson singkat sebagai tanda 'duluan'.

Arumi bernapas lega, akhirnya terhindar dengan 1 dosa. Meskipun teman suaminya hanya ingin berbuat baik tapi ujungnya kemungkinan akan menjadi fitnah.

Di dalam mobil sembari memperhatikan Arumi dari jarak jauh dengan kaca spion, Robi menarik kedua sudut bibirnya. Ia begitu terpesona melihat sosok istri sahabatnya, tipe wanita yang diimpikannya.

"Jika Ibram meninggalkannya, aku siap menggantikan posisi," gumam Robi.

-

-

Sore harinya, Ibram pulang dari kantornya. Arumi tersenyum menyambutnya, istrinya itu meraih tangannya dan mengecupnya.

"Bagaimana pekerjaan hari ini, Mas? Apakah berjalan lancar?" tanya Arumi.

"Alhamdulillah, Rum. Semua berjalan lancar," jawab Ibram.

"Alhamdulillah, aku senang mendengarnya." Arumi kembali tersenyum.

Ibram lantas duduk membuka sepatu kerjanya dan Arumi segera memindahkannya ke rak. Arumi berjalan ke dapur mengambil secangkir teh lalu diletakkan di atas meja.

"Tadi pulang dari pasar, aku tidak sengaja bertemu dengan Robi, Mas." Kata Arumi membuka obrolan, dia ingin berbicara jujur.

"Robi? Memangnya kamu kenal wajahnya?" tanya Ibram. Meskipun pernah mengundang temannya di acara pernikahan tapi Ibram tak mengenalkan mereka satu persatu kepada istrinya.

"Dia sendiri yang bilang. Katanya dia kemarin datang ke sini," jawab Arumi.

"Kalian bicara apa saja?" tanya Ibram penasaran sembari menyeruput teh.

"Tidak ada. Hanya saja dia berniat mengantarkan aku pulang, Mas." Jawab Arumi.

"Lalu kamu mau?" tanya Ibram.

Arumi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kenapa tidak mau? Dia 'kan hanya mengantar saja," ucap Ibram.

"Memangnya Mas Ibram ridho istrinya jalan dengan pria lain yang bukan mahramnya?" Arumi malah balik bertanya.

"Sebenarnya tidak. Tapi kalau kamu mau, silahkan saja. Aku takkan marah," kata Ibram.

Mendengar perkataan suaminya membuat hati Arumi sakit. Ibram tak memiliki rasa cemburu. Arumi memilih diam dan tidak melanjutkan obrolannya.

"Aku senang kamu menjaga diri tidak mudah menerima laki-laki lain," ucap Ibram.

"Memang seharusnya begitu, Mas!" kesal Arumi kemudian berlalu.

Ibram yang melihat istrinya cemberut hanya dapat mengulum senyum.

Episodes
1 Bab 1 - Rejeki atau Musibah?
2 Bab 2 - Hari Yang Hampa
3 Bab 3 - Pasca Menikah
4 Bab 4 - Menutupi Kekurangan Ibram
5 Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik
6 Bab 6 - Mendengar Kenyataan
7 Bab 7 - Pulang Tanpa Ibram
8 Bab 8 - Bebas
9 Bab 9 - Kedatangan Tamu
10 Bab 10 - Bertemu Robi
11 Bab 11 - Tak Suka Mendengar Arumi Dipuji
12 Bab 12 - Resepsi
13 Bab 13 - Arumi Bertemu Nadira
14 Bab 14 - Pengakuan Arumi Dan Ibram
15 Bab 15 - Ibram Gundah
16 Bab 16 - Mimpi Buruk, Kebahagiaan Arumi
17 Bab 17 - Ibram Begitu Manis
18 Bab 18 - Semakin Mesra
19 Bab 19 - Ditemani Malik
20 Bab 20 - Robi Buat Ulah
21 Bab 21 - Robi Ingin Belajar Ilmu Agama
22 Bab 22 - Nadira Berdebat Dengan Robi
23 Bab 23 - Merasa Bersalah
24 Bab 24 - Menolong Karena Kasihan
25 Bab 25 - Salah Paham
26 Bab 26 - Meluruskan Masalah
27 Bab 27 - Menolak Permintaan Robi
28 Bab 28 - Bertemu Annisa Kedua Kalinya
29 Bab 29 - Belajar Hijrah
30 Bab 30 - Terpaksa Menuruti Mama
31 Bab 31 - Menuduh Nadira
32 Bab 32 - Nadira Minta Maaf
33 Bab 33 - Klarifikasi
34 Bab 34 - Terlibat Skandal
35 Bab 35 - Akal Licik Nadira
36 Bab 36 - Mencari Penjelasan
37 Bab 37 - Lamaran
38 Bab 38 - Nadira Dan Robi Resmi Menikah
39 Bab 39 - Rumah Baru
40 Bab 40 - Sikap Cuek Robi
41 Bab 41 - Minta Izin Keluar Rumah
42 Bab 42 - Dianggap Pembantu
43 Bab 43 - Kenyataannya Sebenarnya
44 Bab 44 - Terasa Sakit
45 Bab 45 - Perasaan Aku Tidak Pernah Berubah
46 Bab 46 - Aku Akan Pergi Menepati Janji
47 Bab 47 - Sad Ending
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 - Rejeki atau Musibah?
2
Bab 2 - Hari Yang Hampa
3
Bab 3 - Pasca Menikah
4
Bab 4 - Menutupi Kekurangan Ibram
5
Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik
6
Bab 6 - Mendengar Kenyataan
7
Bab 7 - Pulang Tanpa Ibram
8
Bab 8 - Bebas
9
Bab 9 - Kedatangan Tamu
10
Bab 10 - Bertemu Robi
11
Bab 11 - Tak Suka Mendengar Arumi Dipuji
12
Bab 12 - Resepsi
13
Bab 13 - Arumi Bertemu Nadira
14
Bab 14 - Pengakuan Arumi Dan Ibram
15
Bab 15 - Ibram Gundah
16
Bab 16 - Mimpi Buruk, Kebahagiaan Arumi
17
Bab 17 - Ibram Begitu Manis
18
Bab 18 - Semakin Mesra
19
Bab 19 - Ditemani Malik
20
Bab 20 - Robi Buat Ulah
21
Bab 21 - Robi Ingin Belajar Ilmu Agama
22
Bab 22 - Nadira Berdebat Dengan Robi
23
Bab 23 - Merasa Bersalah
24
Bab 24 - Menolong Karena Kasihan
25
Bab 25 - Salah Paham
26
Bab 26 - Meluruskan Masalah
27
Bab 27 - Menolak Permintaan Robi
28
Bab 28 - Bertemu Annisa Kedua Kalinya
29
Bab 29 - Belajar Hijrah
30
Bab 30 - Terpaksa Menuruti Mama
31
Bab 31 - Menuduh Nadira
32
Bab 32 - Nadira Minta Maaf
33
Bab 33 - Klarifikasi
34
Bab 34 - Terlibat Skandal
35
Bab 35 - Akal Licik Nadira
36
Bab 36 - Mencari Penjelasan
37
Bab 37 - Lamaran
38
Bab 38 - Nadira Dan Robi Resmi Menikah
39
Bab 39 - Rumah Baru
40
Bab 40 - Sikap Cuek Robi
41
Bab 41 - Minta Izin Keluar Rumah
42
Bab 42 - Dianggap Pembantu
43
Bab 43 - Kenyataannya Sebenarnya
44
Bab 44 - Terasa Sakit
45
Bab 45 - Perasaan Aku Tidak Pernah Berubah
46
Bab 46 - Aku Akan Pergi Menepati Janji
47
Bab 47 - Sad Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!