Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik

Esok harinya tepat setelah 1 jam Ibram berangkat kerja, Mayang dan putrinya pamit pulang.

"Ibu, maafkan Arumi. Jika selama berkunjung aku tidak melayani Ibu dengan baik," ucap Arumi sebelum mertuanya pergi.

"Ya Allah, Nak. Kamu sudah melayani kami dengan baik, tidak perlu meminta maaf. Kami yang harusnya berterima kasih," kata Mayang menggenggam dan mengelus punggung tangan menantunya.

"Karena aku terlambat keluar kamar, ibu jadi repot membuatkan sarapan aku dan Mas Ibram," ucap Arumi merasa bersalah.

"Tidak, Nak. Ibu yang sudah lancang masuk ke dapur milikmu," kata Mayang tersenyum.

"Rumah ini di sewa Mas Ibram, Bu. Jadi Ibu berhak juga di dalamnya," ujar Arumi.

"Tidak, Nak. Kamu adalah ratu di rumah ini, meskipun Ibu adalah orang tua kandungnya Ibram tapi Ibu tak berhak mengacak isinya," kata Mayang.

"Terima kasih, Bu." Arumi memeluk mertuanya. "Sering-seringlah main kemari!" lanjutnya. Karena Arumi begitu merindukan kedua orang tuanya yang berada di pulau seberang jadi sulit harus bolak balik berkunjung ke kota tempat tinggalnya.

Mayang melonggarkan pelukannya lalu mengangguk mengiyakan.

"Kapan-kapan ajak Mas Ibram main ke rumah, Kak. Jangan kerja saja, bilang padanya begitu!" ucap Adinda ketika dirinya dipeluk kakak iparnya.

"Nanti Kakak akan sampaikan!" janji Arumi sembari tersenyum.

-

Sore harinya, Arumi menyambut sang suami yang baru pulang kerja. Ibram menyodorkan kantong plastik berisi siomay. Arumi menerimanya dengan senyuman bahagia dan ucapan terima kasih.

"Malam ini aku pulang larut, kamu tidak apa-apa 'kan ku tinggal sendiri?" tanya Ibram sambil membuka sepatunya.

"Mas Ibram mau ke mana?" Arumi balik bertanya.

Ibram lantas menatap sinis istrinya, ia tidak menyukai Arumi balik bertanya.

"Maaf, Mas!" Arumi menundukkan wajahnya, pertanyaannya tadi ternyata menyinggung suaminya.

"Ada temanku yang baru datang ke kota ini. Kami sudah lama tidak bertemu, jadi malam ini dia mengajak makan malam di restoran dekat sekolah SMA-ku," jelas Ibram membuat Arumi kembali mengangkat wajahnya.

"Temanku itu laki-laki. Tak ada yang bawa istri apalagi teman wanita," tambah Ibram agar Arumi tak salah paham.

"Mas Ibram boleh pergi, tapi jangan pulang terlalu malam. Besok 'kan harus kerja lagi," kata Arumi dengan lembut.

Ibram tersenyum tipis mengiyakan.

Setelah sholat Maghrib di masjid, Ibram lantas berpamitan kepada Arumi pergi ke restoran yang dijanjikan temannya.

Arumi yang tinggal sendiri lantas memasukkan makanan ke dalam lemari pendingin agar esok bisa kembali dipanaskan.

Arumi duduk sendirian menikmati siomay dengan menonton televisi. Kala mendengar suara adzan Isya berkumandang, ia segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat.

Mengisi waktu kosongnya di kesunyian malam, Arumi lantas mengaji setelah itu lanjut membaca buku.

Jarum jam telah menunjukkan pukul 10 malam, Ibram belum juga pulang. Arumi mulai merasa kantuk, tapi dirinya bingung apakah harus menunggu suaminya atau memilih tidur. Tanpa terasa matanya semakin berat, ia pun tertidur.

Satu jam berlalu, Arumi terbangun karena merasa gerah. Membuka matanya dan ternyata listrik sedang padam. Arumi lantas bangkit dari tidurnya, ia berjalan mencari ponselnya untuk dijadikan sebagai penerangan.

"Auww!" pekik Arumi kesakitan. Ia memegang lututnya.

Arumi berusaha meraba-raba di meja nakas dan ponselnya berhasil ia pegang. Arumi lalu menyalakan senter. "Mas Ibram kenapa belum pulang, ya?" gumamnya.

"Apa sebaiknya aku telepon saja?"

Arumi lalu mencari kontak nama suaminya dan menghubunginya. Tersambung tapi tidak dijawab. "Mungkin Mas Ibram lagi dijalan," pikirnya.

Arumi gegas keluar kamar mencari lilin dan korek api di dapur lalu menyalakannya. Arumi akhirnya memutuskan untuk tidur di sofa.

Episodes
1 Bab 1 - Rejeki atau Musibah?
2 Bab 2 - Hari Yang Hampa
3 Bab 3 - Pasca Menikah
4 Bab 4 - Menutupi Kekurangan Ibram
5 Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik
6 Bab 6 - Mendengar Kenyataan
7 Bab 7 - Pulang Tanpa Ibram
8 Bab 8 - Bebas
9 Bab 9 - Kedatangan Tamu
10 Bab 10 - Bertemu Robi
11 Bab 11 - Tak Suka Mendengar Arumi Dipuji
12 Bab 12 - Resepsi
13 Bab 13 - Arumi Bertemu Nadira
14 Bab 14 - Pengakuan Arumi Dan Ibram
15 Bab 15 - Ibram Gundah
16 Bab 16 - Mimpi Buruk, Kebahagiaan Arumi
17 Bab 17 - Ibram Begitu Manis
18 Bab 18 - Semakin Mesra
19 Bab 19 - Ditemani Malik
20 Bab 20 - Robi Buat Ulah
21 Bab 21 - Robi Ingin Belajar Ilmu Agama
22 Bab 22 - Nadira Berdebat Dengan Robi
23 Bab 23 - Merasa Bersalah
24 Bab 24 - Menolong Karena Kasihan
25 Bab 25 - Salah Paham
26 Bab 26 - Meluruskan Masalah
27 Bab 27 - Menolak Permintaan Robi
28 Bab 28 - Bertemu Annisa Kedua Kalinya
29 Bab 29 - Belajar Hijrah
30 Bab 30 - Terpaksa Menuruti Mama
31 Bab 31 - Menuduh Nadira
32 Bab 32 - Nadira Minta Maaf
33 Bab 33 - Klarifikasi
34 Bab 34 - Terlibat Skandal
35 Bab 35 - Akal Licik Nadira
36 Bab 36 - Mencari Penjelasan
37 Bab 37 - Lamaran
38 Bab 38 - Nadira Dan Robi Resmi Menikah
39 Bab 39 - Rumah Baru
40 Bab 40 - Sikap Cuek Robi
41 Bab 41 - Minta Izin Keluar Rumah
42 Bab 42 - Dianggap Pembantu
43 Bab 43 - Kenyataannya Sebenarnya
44 Bab 44 - Terasa Sakit
45 Bab 45 - Perasaan Aku Tidak Pernah Berubah
46 Bab 46 - Aku Akan Pergi Menepati Janji
47 Bab 47 - Sad Ending
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 - Rejeki atau Musibah?
2
Bab 2 - Hari Yang Hampa
3
Bab 3 - Pasca Menikah
4
Bab 4 - Menutupi Kekurangan Ibram
5
Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik
6
Bab 6 - Mendengar Kenyataan
7
Bab 7 - Pulang Tanpa Ibram
8
Bab 8 - Bebas
9
Bab 9 - Kedatangan Tamu
10
Bab 10 - Bertemu Robi
11
Bab 11 - Tak Suka Mendengar Arumi Dipuji
12
Bab 12 - Resepsi
13
Bab 13 - Arumi Bertemu Nadira
14
Bab 14 - Pengakuan Arumi Dan Ibram
15
Bab 15 - Ibram Gundah
16
Bab 16 - Mimpi Buruk, Kebahagiaan Arumi
17
Bab 17 - Ibram Begitu Manis
18
Bab 18 - Semakin Mesra
19
Bab 19 - Ditemani Malik
20
Bab 20 - Robi Buat Ulah
21
Bab 21 - Robi Ingin Belajar Ilmu Agama
22
Bab 22 - Nadira Berdebat Dengan Robi
23
Bab 23 - Merasa Bersalah
24
Bab 24 - Menolong Karena Kasihan
25
Bab 25 - Salah Paham
26
Bab 26 - Meluruskan Masalah
27
Bab 27 - Menolak Permintaan Robi
28
Bab 28 - Bertemu Annisa Kedua Kalinya
29
Bab 29 - Belajar Hijrah
30
Bab 30 - Terpaksa Menuruti Mama
31
Bab 31 - Menuduh Nadira
32
Bab 32 - Nadira Minta Maaf
33
Bab 33 - Klarifikasi
34
Bab 34 - Terlibat Skandal
35
Bab 35 - Akal Licik Nadira
36
Bab 36 - Mencari Penjelasan
37
Bab 37 - Lamaran
38
Bab 38 - Nadira Dan Robi Resmi Menikah
39
Bab 39 - Rumah Baru
40
Bab 40 - Sikap Cuek Robi
41
Bab 41 - Minta Izin Keluar Rumah
42
Bab 42 - Dianggap Pembantu
43
Bab 43 - Kenyataannya Sebenarnya
44
Bab 44 - Terasa Sakit
45
Bab 45 - Perasaan Aku Tidak Pernah Berubah
46
Bab 46 - Aku Akan Pergi Menepati Janji
47
Bab 47 - Sad Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!