Bab 6 - Mendengar Kenyataan

Ibram pulang dan melihat listrik di rumahnya padam begitu juga dengan rumah tetangganya. Ibram mengetuk pintu dan mengucapkan salam berulang kali tapi tak ada jawaban. Ibram lantas memegang kenop pintu dan memang tidak terkunci.

Membuka pintu dan melihat ke arah istrinya yang tertidur di sofa. "Ckk... ceroboh sekali dia!" gerutunya.

Ibram lantas membangunkan Arumi namun tak kunjung membuka matanya. "Pasti dia sangat mengantuk," pikirnya.

Ibram akhirnya menggendong istrinya dan membawanya ke kamar. Di ranjang ia merebahkannya lalu menyelimutinya, ia bahkan sempat menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Arumi ke belakang telinga.

Ibram sejenak menatap wajah istrinya yang menurutnya cukup cantik dan teduh, tapi rasa cinta atau suka belum ada muncul di hatinya.

Ibram segera memalingkan wajahnya karena Arumi bergeliat. Bersamaan dengan listrik menyala, selimut yang menutupi sebagian tubuh Arumi tersingkap. Dapat terlihat jelas paha putihnya Arumi, Ibram berusaha menahannya. Tanpa sengaja, Ibram melihat kaki istrinya ada lebam biru.

"Apa yang terjadi dengannya? Apa dia begitu tidak hati-hati sehingga kakinya sampai begini?" batin Ibram bertanya.

Ibram lalu mengambil salep, pelan-pelan ia mengobati kaki istrinya agar tak terbangun, setelah itu menarik selimut dan menutup sebagian tubuh istrinya lagi. Ibram kemudian melangkah ke kamar mandi membersihkan diri.

-

Arumi terbangun pukul 4 pagi, ia tersentak karena melihat dirinya sudah berpindah tempat. Menoleh ke samping Ibram tertidur pulas. Arumi menarik ujung bibirnya, ia begitu senang suaminya memperhatikannya dan sudi mengangkat tubuhnya.

Turun perlahan dari ranjang agar tak membangunkan suaminya. Arumi melangkah ke dapur menyiapkan bahan masakan untuk dijadikan sarapan sembari menunggu waktu adzan berkumandang.

Setelah bahan sudah selesai di siapkan, Arumi mengambil wudhu dan segera melaksanakan sholat. Begitu membuka pintu kamarnya tampak Ibram berdiri dihadapannya.

"Mas, sholat di rumah, 'kan?" tanya Arumi karena Subuh ini hujan turun meskipun tidak terlalu deras.

"Aku sholat di masjid saja," jawab Ibram.

"Ya sudah," Arumi memakluminya.

Ibram berangkat ke masjid dan Arumi memakai mukenanya.

"Apa salahnya dia mengajakku sholat di masjid jika menolak berjamaah denganku?" Arumi membatin.

-

Sepulang suaminya dari masjid, Arumi kembali ke dapur menyiapkan sarapan bahkan ia sekaligus masak buat bekal makan siang.

Setelah semuanya beres, Arumi memanggil suaminya yang masih berada di kamar. Tanpa sengaja ia mendengar percakapan Ibram dengan seseorang di telepon.

"Aku terpaksa menikahinya demi ibuku. Aku tidak mampu membantah. Bagaimana lagi? Aku berharap semoga aku dapat menerimanya dengan baik walaupun pelan-pelan," kata Ibram membuat hati Arumi perih.

"Jadi itu alasan Mas Ibram sampai sekarang menolak menyentuhku," batin Arumi.

Arumi akhirnya tak jadi memanggil suaminya, ia sengaja membiarkan Ibram menyelesaikan obrolannya.

Selang 10 menit kemudian Ibram muncul di ruang makan, ia duduk dan menyeruput teh hangat.

"Aku sudah siapkan bekal makan siang buat Mas," ucap Arumi dengan raut wajah mendung.

"Iya, terima kasih." Ibram tersenyum tipis.

"Mas, apa aku boleh berkunjung ke rumah orang tuaku?" Arumi meminta izin.

"Aku tidak bisa mengantarmu," kata Ibram.

"Tidak apa-apa, Mas. Aku pergi sendiri," ucap Arumi.

"Aku suamimu, kamu adalah tanggung jawabku. Tidak baik seorang wanita berpergian jauh tanpa didampingi mahramnya," jelas Ibram.

"Tapi, aku sudah rindu dengan mereka, Mas." Kata Arumi.

"Bagaimana jika kita pergi ke sana bulan depan? Kebetulan banyak hari libur nasional," ucap Ibram.

Arumi terdiam.

"Atau minta adik laki-laki kamu yang menjemputnya," tambah Ibram memberikan saran.

"Aku tunggu kamu saja, Mas."

Ibram tersenyum, "Baiklah, bulan depan aku akan atur jadwal."

"Terima kasih, Mas!" ucap pelan Arumi.

Episodes
1 Bab 1 - Rejeki atau Musibah?
2 Bab 2 - Hari Yang Hampa
3 Bab 3 - Pasca Menikah
4 Bab 4 - Menutupi Kekurangan Ibram
5 Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik
6 Bab 6 - Mendengar Kenyataan
7 Bab 7 - Pulang Tanpa Ibram
8 Bab 8 - Bebas
9 Bab 9 - Kedatangan Tamu
10 Bab 10 - Bertemu Robi
11 Bab 11 - Tak Suka Mendengar Arumi Dipuji
12 Bab 12 - Resepsi
13 Bab 13 - Arumi Bertemu Nadira
14 Bab 14 - Pengakuan Arumi Dan Ibram
15 Bab 15 - Ibram Gundah
16 Bab 16 - Mimpi Buruk, Kebahagiaan Arumi
17 Bab 17 - Ibram Begitu Manis
18 Bab 18 - Semakin Mesra
19 Bab 19 - Ditemani Malik
20 Bab 20 - Robi Buat Ulah
21 Bab 21 - Robi Ingin Belajar Ilmu Agama
22 Bab 22 - Nadira Berdebat Dengan Robi
23 Bab 23 - Merasa Bersalah
24 Bab 24 - Menolong Karena Kasihan
25 Bab 25 - Salah Paham
26 Bab 26 - Meluruskan Masalah
27 Bab 27 - Menolak Permintaan Robi
28 Bab 28 - Bertemu Annisa Kedua Kalinya
29 Bab 29 - Belajar Hijrah
30 Bab 30 - Terpaksa Menuruti Mama
31 Bab 31 - Menuduh Nadira
32 Bab 32 - Nadira Minta Maaf
33 Bab 33 - Klarifikasi
34 Bab 34 - Terlibat Skandal
35 Bab 35 - Akal Licik Nadira
36 Bab 36 - Mencari Penjelasan
37 Bab 37 - Lamaran
38 Bab 38 - Nadira Dan Robi Resmi Menikah
39 Bab 39 - Rumah Baru
40 Bab 40 - Sikap Cuek Robi
41 Bab 41 - Minta Izin Keluar Rumah
42 Bab 42 - Dianggap Pembantu
43 Bab 43 - Kenyataannya Sebenarnya
44 Bab 44 - Terasa Sakit
45 Bab 45 - Perasaan Aku Tidak Pernah Berubah
46 Bab 46 - Aku Akan Pergi Menepati Janji
47 Bab 47 - Sad Ending
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 - Rejeki atau Musibah?
2
Bab 2 - Hari Yang Hampa
3
Bab 3 - Pasca Menikah
4
Bab 4 - Menutupi Kekurangan Ibram
5
Bab 5 - Ibu Mertua Yang Baik
6
Bab 6 - Mendengar Kenyataan
7
Bab 7 - Pulang Tanpa Ibram
8
Bab 8 - Bebas
9
Bab 9 - Kedatangan Tamu
10
Bab 10 - Bertemu Robi
11
Bab 11 - Tak Suka Mendengar Arumi Dipuji
12
Bab 12 - Resepsi
13
Bab 13 - Arumi Bertemu Nadira
14
Bab 14 - Pengakuan Arumi Dan Ibram
15
Bab 15 - Ibram Gundah
16
Bab 16 - Mimpi Buruk, Kebahagiaan Arumi
17
Bab 17 - Ibram Begitu Manis
18
Bab 18 - Semakin Mesra
19
Bab 19 - Ditemani Malik
20
Bab 20 - Robi Buat Ulah
21
Bab 21 - Robi Ingin Belajar Ilmu Agama
22
Bab 22 - Nadira Berdebat Dengan Robi
23
Bab 23 - Merasa Bersalah
24
Bab 24 - Menolong Karena Kasihan
25
Bab 25 - Salah Paham
26
Bab 26 - Meluruskan Masalah
27
Bab 27 - Menolak Permintaan Robi
28
Bab 28 - Bertemu Annisa Kedua Kalinya
29
Bab 29 - Belajar Hijrah
30
Bab 30 - Terpaksa Menuruti Mama
31
Bab 31 - Menuduh Nadira
32
Bab 32 - Nadira Minta Maaf
33
Bab 33 - Klarifikasi
34
Bab 34 - Terlibat Skandal
35
Bab 35 - Akal Licik Nadira
36
Bab 36 - Mencari Penjelasan
37
Bab 37 - Lamaran
38
Bab 38 - Nadira Dan Robi Resmi Menikah
39
Bab 39 - Rumah Baru
40
Bab 40 - Sikap Cuek Robi
41
Bab 41 - Minta Izin Keluar Rumah
42
Bab 42 - Dianggap Pembantu
43
Bab 43 - Kenyataannya Sebenarnya
44
Bab 44 - Terasa Sakit
45
Bab 45 - Perasaan Aku Tidak Pernah Berubah
46
Bab 46 - Aku Akan Pergi Menepati Janji
47
Bab 47 - Sad Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!