Alvaro kembali melajukan mobilnya.
"jadi kapan kita melakukan itu?" tanya nya pada Alvaro
"jangan bahas itu, aku belum memiliki perasaan dengan mu"
"melakukan hal itu, harus dengan perasaan...biar enak" jelas Alvaro
Benar kata Alvaro, pria itu belum memiliki perasaan pada Dessy. Sama hal nya dengan Dessy, ia juga belum memiliki perasaan dengan mantan kakak iparnya itu. Tapi....kenapa ia merasa tidak enak, dengan jawaban Alvaro tadi?
Dessy sedikit menggeleng kan kepalanya, menepis pikiran kotor dari benaknya.
Mobil Alvaro kembali berhenti.
"sampai?" tanya Dessy diangguki Alvaro. Dessy memandang rumah besar, namun masih besaran rumah ah ralat, mansion mertuanya.
Alvaro juga memandangi rumah itu, rumah yang ia tempati selama setahun lebih dengan Ana.
Rasa rindu kembali ia rasakan, namun sebisa mungkin ia menepis kan nya. Mengingat Dessy sudah mengganti kan nya.
"ayo masuk" ucap Alvaro diikuti Dessy, yang tengah menggendong Lily.
Sebelum Alvaro kembali ke rumah ini, ia menyuruh pembantunya untuk menyimpan semua, yang bersangkutan dengan Ana. Ia tidak ingin berputar-putar di dunianya, yang seakan Ana pasti kembali. Walau ia belum memiliki perasaan dengan Dessy, namun ia juga ingin menjaga perasaan wanita itu.
Dessy memandangi rumah Alvaro dan mendiang kakanya. "rumah kakak aku juga ya?" tanya Dessy sambil memandangi rumah itu.
"jangan bahas, ia tidak akan kembali" ucap Alvaro mengingat kan. Dessy hanya bisa mengangguk, benar apa kata pria itu.
"kamar kita mana?" tanya Dessy
"dilantai atas, pintu pertama" ucap Alvaro, ia bahkan sudah mengunci kamar, yang dulu ia gunakan dengan Ana. Entah kapan, kamar itu terbuka lagi.
Dessy mengangguk, dan berjalan menuju kamar mereka.
"bibi akan mengantar kan, asi untuk Lily" ucap Alvaro sebelum Dessy jauh darinya.
"baik" ucap Dessy sembari melanjutkan langkah nya.
"orang kaya, benar-benar enak ya" gumam Dessy setelah berada di kamarnya. Ia meletakkan Lily di boks bayi, yang telah disediakan disana.
"waw, bahkan baju untuk ku juga sudah disediakan" ucapnya kagum, saat membuka lemari bahkan label baju itu, masih disana.
"sayang banget, aku ngak porotin kakak ku dulu" monolog nya.
"heran deh sama dunia ini, perasaan dari rumah mama ke sini, ngak jauh-jauh banget dah"
"udah jam lima aja" tambahnya lagi.
Dessy berjalan kepada Lily
"mami mandiin kamu dulunya sayang, nanti keburu malam" ucapnya sambil mencium bibir Lily gemes.
Ia melangkah ke kamar mandi, siapa tau perlengkapan untuk Lily juga disediakan kan?
Benar saja, bahkan tempat Lily untuk mandi sudah disediakan dengan shampo nya.
"oh no sayang....kamu belum bisa mandi" ucap Dessy menghentikan langkahnya.
"astaga, aku hampir membuat putri kecil mami sakit." Dessy kembali membawa Lily ke kamar.
Dessy melebarkan beberapa handuk di atas kasur, supaya pas ia membersihkan tubuh Lily, kasur tidak ikut basah.
"kita pakai washlap, aja ya sayang soalnya kamu belum besar" jelas Dessy lalu mulai membersihkan badan Lily.
"hummmm wangi banget, anak mami" ucap Dessy sambil menciumi Lily yang tampak segar.
tok
tok
"permisi nyonya" ucap bibi dari balik pintu.
"masuk saja bi" ucap Dessy, namun bibi itu tidak masuk.
Dessy heran, lalu membuka pintu dan melihat bibi berdiri disana.
"kenapa ngak masuk bi? kan aku udah bilang masuk aja" ucap Dessy bingung.
"kamar ini kedap suara nyonya, bibi minta maaf" ucap sang bibi agak segan, karena baru melihat Dessy.
" tidak apa-apa bi, itu asi untuk Lily ya? kok baru diantar?" tanya nya, sambil mempersilahkan sang bibi masuk untuk meletakkan nya.
"maaf nyonya, asi nya baru sampai" ucap sang bibi sambil menunduk.
"jangan menunduk bi, aku tidak marah" ucap Dessy.
"yaudah bibi permisi ya nyonya" pamit sang bibi, diangguki Dessy.
"tumben ngak nangis, anak mami" ucap Dessy sambil memberi asi itu, untuk diminum oleh Lily.
"kayaknya haus banget xixixi" ucapnya saat melihat Lily sedikit cepat, saat menyedot asi itu dari dodot nya.
****
"Pak Al kapan masuk sih?" kesal Tina saat bos mereka belum masuk kerja.
"kenapa sih Tin, Al Al mulu dari tadi?" tanya Ayu teman Tina
"aku kangen ogeb" kesal Tina
"katanya si bos sudah nikah lagi ya?" tanya Ayu
Tina mengangguk malas
"kayak buaya ngak sih? baru aja bini nya meninggal udah nikah aja" ucapnya sedikit tidak terima.
"turun ranjang kayaknya " ucap Ayu
"maksud nya?" tanya Tina tidak paham.
"Bos menikah dengan adek atau kakak almarhum istri nya, karena menurut ku bos kita kan coll coll gitu, ngak mungkin buaya seperti dipikiran mu" jelas Ayu
"emang bisa gitu ya?" tanya Tina tidak tau.
"ya bisalah, kamu kita ngak?" tanya Ayu diangguki Tina.
"lagian nih ya, kamu ngak usah kejar bos lagi deh, kan laki-laki banyak" ucap Ayu mencoba menyadarkan Tina.
"ngak bisa Ayu, aku udah cinta mati sama pak Al " ucap Tina membuat Ayu memasang ekspresi dongkol nya.
"bos udah punya istri Tin, cari yang lajang kenapa sih?"
"emang mau di cap pelakor?" tanya Ayu
"ngak papa, yang penting dapet pak Al" ucap Tina tidak peduli.
"itu nama nya obsesi" ucap Ayu
"aku tidak peduli" ucap Tina
Ayu memilih untuk tidak merespon Tina, dia memilih untuk melanjutkan pekerjaan nya.
Azalea tengah berada di kamarnya, dengan Lily yang sedang diajak wanita itu bercanda.
Ceklek
"ih...jangan kotori mata anak aku Al" ucap Dessy saat melihat Alvaro, keluar dari kamar mandi menggunakan celana pendek, dengan telanjang dada.
"orang Lily lihat nya ke atas" ucap Alvaro heran, lalu mulai mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"pakai baju kamu, aku gampang tergoda" ucap Dessy jujur. Dessy tidak tahan, jika lebih lama melihat perut sixpack milik suaminya itu.
"hm" ucap Alvaro lalu mengambil kaos nya, dan memakaikannya.
Dug
Alvaro ikut bergabung, dengan Lily dan istrinya diatas ranjang.
"anak kita udah minum susu?" tanya Alvaro sambil mengelus pelan, pipi Lily.
"ha?" tanya Dessy. Anak kita? auhhh...kalimat itu mampu membuat wajah wanita itu, memerah seperti tomat.
"kamu sakit?" tanya Alvaro saat melihat wajah merah istrinya itu. Tangan nya terulur mengelus pipi Dessy.
Alvaro sebenarnya sudah tau Dessy sedang bulshing, tapi tangannya tanpa sadar membuat Dessy semakin memerah.
"ah... itu..emm..apa..itu aku mandi dulu, tolong jaga Lily ya" pintanya gelagapan. Sial ia tidak bisa, menahan rasa gugupnya, saat Alvaro mengelus pipinya.
Sebelum dia berjalan, Dessy kembali menoleh
"emm...jaga anak kita ya" ucapnya malu-malu, lalu berlari terbirit-birit ke kamar mandi.
Melihat kepergian Dessy, Alvaro mengangkat tangan nya, yang ia gunakan untuk mengelus pipi istrinya itu.
"membingungkan" ucapnya tak habis pikir, dengan sikap nya tadi. Alvaro menghela nafas, saat bayangkan Ana terlintas di benaknya.
"aku bingung Ana..."
"ingatkan aku jika salah..." monolognya, lalu mulai bercanda dengan putrinya itu
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
happy reading
semoga suka Amin🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments