Baikan?

Kini kedua sejoli itu sedang berada di ruang makan.

"Kenapa kamu selalu melihat ku?" Tanya Dessy heran. Sedari tadi Alvaro setia memperhatikan,  mulai dari Dessy sampai di meja makan.

Alvaro menghela nafasnya, lalu mulai menekuk wajahnya,  namun pandangan nya masih terfokus pada Dessy.

Dessy menyelesaikan acara makan nya, lalu berjalan meninggalkan Alvaro. Dessy menyimpan piring nya, lalu kembali kepada Alvaro.

"Ayo" ajak nya sambil berdiri di samping laki-laki itu.

Alvaro mengangguk, dan mengikuti Dessy untuk masuk ke kamar mereka.

Dessy berjalan menuju boks tempat lily berbaring. Dessy memperbaiki cara tidur putri nya itu. Setelah dengan kegiatan nya, ia kembali ke kasur dimana Alvaro tengah duduk, dan memerhatikan nya sedari tadi.

"Kenapa sih Al?, lihat-lihat mulu dari tadi" ucap Dessy heran. 

Alvaro mendekat pada Dessy yang berada di pinggir kasur.

Dipandang dalam seperti itu, kembali membuat Dessy gugup. Tidak tau kah Alvaro, jika tatapan nya sangat berbahaya pada kesehatan jantung Dessy?

Alvaro meneguk ludahnya

"Maaf ya....aku ngebentak dan membandingkan kamu tadi, dengan ....Ana" jelas Alvaro pelan namun terkesan lembut dan tulus.

Dessy juga menatap manik mata Alvaro

"Apa maksud nya?" Tanya nya bingung. Ia takut berfikir jika Alvaro, sudah mencintai nya.

Alvaro mengangkat tangan nya, dan mengelus surai hitam milik Dessy.

"Mari belajar saling mencintai" ucap Alvaro

Stop! Tolong sadarkan Dessy bahwa Alvaro sendiri yang mengajaknya, untuk saling mencintai.

"Jangan bercanda Al, aku tidak suka dipermainkan" jelas Dessy

"Lihat mata aku, apa aku terlihat bercanda?" Tanya Alvaro

"Ayo tidur, aku sudah ngantuk" ucap Dessy mengalihkan pembicaraan. Beri waktu untuk Dessy, sehari ini jantung nya tak berfungsi dengan baik. Jangan sampai ia gagal jantung, jika terus di tatap seperti itu.

" aku tidak puas dengan jawaban mu" ucap Alvaro menahan pergerakan Dessy.

"Waktu akan membawa kita untuk saling mencintai, kuncinya hanya satu....jangan keraskan hatimu" jelas Dessy

Alvaro yang terdiam sedari tadi, kini mulai menampilkan senyum kecil nya. Alvaro mengangguk dan membawa Dessy kepelukan nya, dan mengajak wanita itu untuk segera tidur.

Tidak salah kan, jika Alvaro mencoba mencintai Dessy? Sama hal nya dengan Dessy, tidak salah kan jika wanita itu berharap bisa lebih lama, dengan Alvaro suaminya itu?

Dessy yang berada di pelukan Alvaro,  membuat badan nya menegang. Sejak ia menikah dengan Alvaro,  baru pertama kali ini Alvaro memeluknya.

"Rileks sayang...." ucap Alvaro sedikit terdengar geli, saat ia mengucapkan sayang pada Dessy. Sial! Dessy cepat sekali baper dengan laki-laki itu. Dessy hanya bisa mengangguk,  ia susah payah menormalkan jantung dan kegugupan nya. Ternyata Alvaro bisa merasakan, badan Dessy yang menegang.

"Dessy..." panggil Alvaro yang masih setia memeluk tubuh Dessy.

"Kenapa mas?" Tanya Dessy terdengar terendah, karena berada di dada laki-laki itu.

"Persiapkan dirimu" ucap Alvaro sedikit melanggar kan pelukan nya.

"Kenapa mas?" Tanya Dessy bingung, ada kompetisi kah? Pikir nya.

Alvaro memandang lewat wajah cantik istri nya, yang kini menengadah untuk melihat Alvaro.

"Aku bucin akut, kalau udah cinta" ucap Alvaro

Dessy sedikit melebarkan matanya, ingatkan bahwa Dessy menyukai laki-laki yang tegas, tapi manja manis-manis gitu.

"Bagus dong...mphh" Dessy  yang  keceplosan, pun segera menutup mulutnya dengan tangannya.

Dessy kembali menyembunyikan wajahnya, di dada bidang milik Alvaro. 

Bibir Alvaro berkedut menahan tawa, ia melihat istrinya itu sangat ....lucu?

"Kamu suka kalau aku bucin?hm?" Tanya Alvaro menggoda.

"Kenapa sih mas, tidur saja udah larut" ucap Dessy menyembunyikan wajahnya yang tengah memerah.

"Lihat suami dong"  ucap Alvaro kembali menggoda Dessy. 

Dessy memilih mengikuti kata Alvaro, persetan dengan rona merah yang ada di wajah nya.

"Heran deh sama kamu" ucap laki-laki itu tiba-tiba.

Dessy mengerut bingung

"Gampang banget pipi kamu merah" ucapnya diiringi ketawa kecil diakhir kalimat nya.

"Itu karena aku glowing banget, jadi kelihatan" ucap Dessy dengan wajah pede nya.

Sungguh Dessy sangat berbeda dengan Ana, walau di bagian fisik Dessy memang pemenangnya.  Namun sifat random Dessy melebihi, dari sifat kalem kakak nya itu.

"Narsis" ucap Alvaro

Cup

Alvaro tersenyum kecil setelah mengecup pelan bibir Dessy.

"Biar kamu semangat " ucap Alvaro santai, lalu kembali memeluk Dessy.

Dessy mematung, ia masih mencoba mencerna apa yang Alvaro lakukan tadi.

Alvaro mencium nya? Yang bikin kaget tuh, Alvaro mencium nya di....bibir?

Dessy tidak sedang bermimpi kan? Astaga walau hanya kecupan, namun mampu mengguncang kan segala sistem yang ada di tubuh Dessy.

Dessy tidur dengan tidak tenang, ia masih deg-deg an. Itulah jika sudah menikah, tapi jarang berdekatan hahaha.

Dessy memaksa matanya,  hingga ia tanpa sadar memasuki alam mimpi.

Saat Alvaro mendengar dengkuran kecil, dari mulut Dessy, ia kembali membuka matanya.

Dengan sedikit menghela nafas nya, ia memandang Dessy yang terlelap di pelukan nya.

Ingatan bahwa ia tadi mencium Dessy, kembali melintas di otak nya. Jujur ia hanya mengikuti kata hatinya tadi, ia juga bingung kenapa ia sampai melakukan nya. Padahal sudah suami-istri, tetapi kenapa rasa canggung selalu mengelilingi kedua insan itu?

Daripada Alvaro terlalu memikirkan nya, ia memilih untuk menyusul Dessy menuju alam mimpi.

××××

Kini Dessy dan Alvaro berada di ruang makan.

"Tumben makan di rumah?" Tanya Dessy sambil menyiapkan makanan untuk suaminya itu.

"Mulai hari ini, aku akan makan disini" ucap Alvaro mulai memasukkan makanan itu, kedalam mulutnya.

"Kenapa?" Tanya Dessy heran.

"Bukan nya kita sudah bahas, semalam ya?" Tanya Alvaro mengingatkan

Dessy mengangguk paham, ia tau apa yang tengah suaminya itu maksud.

"Kamu mau ikut ke kantor?" Tanya Alvaro

"Ngak mas, kapan-kapan aja" ucap Dessy

"Padahal kamu ngak pernah ikut loh" ucap Alvaro

Memang benar, Dessy belum pernah ikut ke kantor Alvaro. Bahkan sahabat atau teman Alvaro, belum semuanya dikenal oleh Dessy. Dulu memang Dessy ingin ke kantor suami nya itu, tapi Alvaro tidak pernah mengizinkan nya. Namun sekarang laki-laki itu mengajaknya.

"Nanti kalau aku, Lily gimana?" Tanya Dessy

"Kan bisa kamu bawa" ucap Alvaro

Emang Dessy ingin pergi tanpa Lily?

"Emang boleh?" Tanya Dessy

"Kenapa ngak boleh?" Tanya Alvaro balik.

Dessy terdiam, bukan nya Lily cuman anak nya? Dessy takut jika Alvaro semakin marah jika ia membawa Lily.

"Sekarang aku ngak bisa, kapan-kapan aja ya" balas Dessy

Alvaro tau, jika Dessy memikirkan ucapannya kemarin. Ia menyesal akan itu.

"Maaf ya aku nyakitin hati kamu kemarin" ucap Alvaro pelan, sambil memandang Dessy.

Dessy juga menatap manik hitam milik Alvaro

"Ngak papa..." ucapannya dengan senyum kecil.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!