Dessy kini berada di kamar mandi, untuk melakukan ritual nya. Ia kini hanya memakai pakaian dalam saja. Pakaian luar yang sudah basah, karena berenang tadi sudah ia lepaskan.
Dessy hendak membuka pengait bra nya, namun suara kenop pintu yang di buka membuat Dessy menghentikan pergerakan nya.
Ceklek
Dessy langsung menutupi badan nya, dengan handuk yang tepat di sampingnya.
Alvaro, suami Dessy memasuki kamar mandi itu.
Alvaro meneguk ludahnya, saat tidak sengaja melihat badan istri nya yang hanya ditutupi bra dan celana dalam. Walau hanya sekejap, namun mampu memberikan gairah untuk Alvaro.
"kenapa masuk mas?" tanya Dessy bingung.
Alvaro mendekat dan menutup pintu itu. Setiap langkah yang di tempuh Alvaro, membuat detak jantung Dessy semakin cepat.
Dessy mentok di wastafel
Alvaro memandang lekat manik mata milik Dessy. Sudah hampir enam bulan ia tinggal dengan Dessy, namun baru kali ini ia melihat Dessy sangat....seksi?
Ah Alvaro ingin jujur .....kalau selama ini.....ia ingin membuka hati pada Dessy.
Alvaro meletakkan kedua tangan nya, diatas sisi wastafel hingga Dessy sedikit condong ke belakang.
"mas aku mau mandi" ucap Dessy sedikit kaku.
"boleh ....aku ikut?" tanya Alvaro
"hm?" tanya Alvaro lagi.
Dessy sungguh tidak bisa menjawab pertanyaan yang di lontarkan suaminya itu. Ingin rasanya ia menjawab 'kenapa ngak dari lama kamu mengajak nya mas?'
"kenapa kamu diam saja?" ucap Alvaro kini sambil menyelipkan rambut Dessy, di belakang telinga wanita itu.
"diam berarti iya kan?" tanya Alvaro
Saat Alvaro memberanikan diri agar mencium Dessy, namun Dessy malah memiringkan kepalanya.
"kenapa?" tanya Alvaro tidak suka.
"Lily masih kecil mas" ucap Dessy
"kenapa kalau Lily masih kecil?" tanya Alvaro
Dessy meneguk ludahnya, sungguh dirinya sangat tegang.
"nanti kalau aku hamil gimana?" tanya Dessy polos.
Alvaro tersenyum kecil, saat mendengar penuturan Dessy
"dimana keberanian mu dulu Dessy?" tanya Alvaro dengan senyum miringnya.
Ah Dessy ingat, saat ia dulu mengajak Alvaro untuk membuat adik bagi Lily. Itu dulu waktu mereka baru menikah, sekarang udah lama.... masalahnya Dessy ....malu!
"salah kah jika sekarang aku tergoda, pada mu?" tanya Alvaro
"kamu cinta badan aku mas, bukan hati aku" ucap Dessy mencoba menyadarkan Alvaro.
Alvaro menggeleng
"salahkan saja aku, mulai suka sama mu termasuk....badan mu" ucap Alvaro langsung memajukan wajahnya untuk mencium bibir Dessy.
Dessy mengulum bibirnya ke dalam, saat Alvaro melumat bibirnya.
Alvaro langsung melepaskan ciumannya, dengan rasa kesal.
"tau ngak kenapa suami kadang memilih selingkuh?' tanya Alvaro menahan rasa kesalnya.
"kenapa?" tanya Dessy
"karna kurang jatah dari istrinya" ucap Alvaro santai.
Dessy tidak menjawabnya
"aku capek" ucap Dessy tiba-tiba.
"capek kenapa?" tanya Alvaro
"capek berdiri heheheh" ucap Dessy terdengar lucu, ditambah deretan gigi yang wanita itu tunjukkan. Jujur saja punggung nya sakit, karena terlalu di condong kan ke belakang.
"kita lanjut di kamar?" tanya Alvaro
"kita mandi bareng saja ya...tapi jangan sekarang, aku belum siap" jelas Dessy dengan tidak enak hati, menolak permohonan Alvaro.
Alvaro sedikit kecewa, namun ia memaksa untuk tersenyum.
"mandilah sendiri, aku tidak yakin bisa menahan nya" ucap Alvaro mengecup kening Dessy, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Dessy menghela nafas saat melihat pintu kembali tertutup, setelah Alvaro keluar.
"maaf ya mas" monolog Dessy lalu melanjutkan ritual nya.
Setelah melakukan ritual nya, Dessy kembali ke kamarnya. Ia menemuka Alvaro sedang bermain dengan Lily.
"kamu mandi dimana mas?" tanya Dessy saat menyadari Alvaro sudah mandi.
"di kamar mandi tamu" ucap Alvaro
Dessy mengangguk, lalu berjalan menuju meja rias untuk sedikit menata penampilan nya.
"ayo gih makan ke bawah" ucap Dessy sambil bergabung dengan putri serta suaminya.
"ayo" balas Alvaro sambil menggendong Lily, yang mulai menggemuk.
"udah kangen ya gendong Lily" ucap Dessy pada Alvaro, yang sedang menuruni tangga.
"anggap saja begitu" ucap Alvaro
Dessy mengangguk paham.
"nilai seratus deh sama kamu" ucap Dessy di tangah-tengah kegiatan mereka.
"kenapa?" bingung Alvaro sambil memakan makanannya.
"soalnya kamu bisa makan, sambil gendong Lily" jelas Dessy sambil menyuapi mulut nya sendiri.
"aku juga harus bisa kayak kamu" ucap Alvaro
"kenapa gitu?" tanya Dessy
Alvaro tampak berfikir
"biar kalau kita udah punya bayi lagi, aku bisa bantu kamu...trus aku bisa deh dimanjain sama kamu juga" ucap Alvaro random. Sebenarnya ia tidak berniat mengucapkan nya, namun bibirnya spontan saja mengucap kan nya.
Dessy mengangguk paham pada ucapan Alvaro.
Alvaro pernah bilang padanya, jika Alvaro sudah sayang pasti ia akan bucin akut.
"emang udah siap punya anak lagi?" tanya Alvaro
Alvaro menghela nafasnya, tidak mungkin rasa trauma nya membuat ia tidak berkembang lagi.
"udah" singkat Alvaro kembali melanjutkan makannya.
Dessy terdiam, biarlah suatu saat jika Alvaro kembali memintanya.. ia akan merelakan nya. Lagian Alvaro sudah suaminya sekarang. Apa salahnya bukan?
"jangan pikirkan...aku tidak memaksanya" ucap Alvaro yang melihat Dessy seolah merasa bersalah.
"besok mama dan papa datang kesini, kamu cepat pulang ya besok" jelas Dessy
"aku ngak ke kantor besok" ucap Alvaro
"kenapa gitu?" tanya Dessy
"malas...aku ingin berlama-lama dengan anak kita, rasanya sudah sangat lama aku tidak memberikan waktu ku pada Lily" jelas Alvaro
"ngak ada meeting mas?" tanya Dessy
"tenang saja, Joko sudah menangani nya semua" ucap Alvaro dengan santai.
"orang kaya mah bebas" cibir Dessy yang masih di dengar oleh Alvaro.
"bukan karna kaya nya...tapi karna bijak nya" ucap Alvaro memperbenarkan.
"terserah mas lah" ucap Dessy
"ngapain mama dan papa kesini?" tanya Alvaro
"kangen sama Lily katanya" balas Dessy
"semua orang sayang Lily, kamu sayang Lily juga?" tanya Alvaro
Dessy sempat menaikan satu alisnya bingung.
"kenapa sih mas ngak jelas gitu, ya sayang lah" jelas Dessy
"hehehe random aja, soalnya bibir aku pengen bicara sama kamu terus" jelas Alvaro
"tiba-tiba banget" heran Dessy
Disisi lain
"kenapa sih ma, kok malah nangis gini?" tanya Erwin pada Ribka istri nya.
"mama kangen cucu kita pa" ucap Ribka sendu. Sudah jarang mereka melihat Lily, walau berada di kota yang sama. Selalu aja ada alasan, supaya mereka tidak bertemu.
"tidur aja ma, lagian besok ketemu kok" ucap Erwin
Erwin memilih membantu Ribka, untuk merebahkan badan nya.
"kita harus berangkat cepat ya pa" ucap Ribka
"iya ma...iya kita berangkat cepat besok"
"tidur lah, Lily tidak suka Oma nya sakit" pinta Erwin sambil membawa Ribka kepelukan nya.
"udah tua masih manis aja" pikir Ribka
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading
Support ya beb🫵🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments