Alvaro kini sampai di kantor nya.
"jok, ambilkan data keuangan bulan lalu" ucap Alvaro sama sekretaris pribadi nya, sekalian sahabat nya.
"nih, kenapa memang?" tanya Joko setelah memberikan berkas itu.
"ngak, cuman review aja" ucap Alvaro diangguki Joko.
"bagaimana hubungan mu?" tanya Joko
Joko dan Alvaro sudah bersahabat sejak SMP. Tak jarang jika Joko mengetahui, hampir semua yang Alvaro alami.
"mulai membaik" ucap Alvaro masih melihat berkas-berkas itu.
"udah belah duren?" tanya Joko, membuat Alvaro menghentikan aktivitas nya dan memandang Joko tajam.
"peace bos, galak amat" ucap Joko.
"belum" ucap Alvaro setelah beberapa saat.
Joko tersenyum miring, sifat Alvaro tidak berubah sejak masa sekolah.
"kenapa?" tanya Joko sedikit kepo.
"Lily masih kecil" ucap Alvaro, namun hatinya tidak berkata seperti itu. Alvaro masih trauma kehilangan Ana, saat istrinya itu meninggal saat melahirkan. Ia tidak ingin Dessy juga meninggalkan nya.
"justru itu" ucap Joko
"maksud nya?" tanya Alvaro bingung.
"jarak anak pertama, sama anak kedua jangan terlalu jauh" ucap Joko
"sok tau kamu, orang kamu juga belum nikah" sindir Alvaro
"tapi aku lebih tau soal itu" ucap Joko tak mau kalah.
****
Dessy memilih membantu bibi Ainun memasak.
"bi" panggil Dessy yang masih sibuk, mengiris bawang bombai.
"iya nyonya?" tanya sang bibi.
"habis ini bibi belanja kan?" tanya Dessy sambil membereskan, bawang yang sudah selesai ia iris.
"iya nya" ucap Ainun
"nitip sate ya bi heheh" ucap Dessy cengengesan
"siap nyonya, apa aja untuk nyonya bibi lakuin" ucap Ainun dengan tawa kecilnya.
"bisa aja bi"
"btw...Dessy ke atas dulu, kayaknya Lily udah bangun, nanti makanannya di antar aja ya sekalian sate nya" ucap Dessy
"berarti pulang dari sana, baru makan nya?" tanya Ainun basa-basi
"iya bi" balas Dessy sambil melangkah menuju kamar nya.
ceklek
"sayang...kamu udah bangun?" tanya Dessy sambil menggendong Lily, dari boks bayi.
"aduh....cantik banget anak mami" ucap Dessy sambil menggendong bayi itu.
cup
cup
cup
"iyah....harum banget cih? padahal belum mandi?" tanya Dessy sambil menciumi Lily. Lily bergerak geli, saat Dessy bermain dan menciumi wajahnya.
"ciluk buaaa..." ucap Dessy sambil menutup wajahnya, dengan kedua tangan nya, lalu kembali membuka wajahnya. Namun hal itu, mampu membuat bayi kecil itu terpekik tawa.
"cantik banget sih, kalau ketawa" Dessy dengan gemas memeluk, Lily yang tengah berada di atas kasur.
"tangan nya kicik banget, pengen makan" ucap Dessy sambil memasukkan tangan Lily, kedalam mulutnya.
Lily sesekali tertawa, saat Dessy menunjukkan kerandoman nya dengan bayi itu.
Tiba-tiba Dessy berhenti, beberapa saat kemudian ia berdiri dan mengambil jaket tebalnya.
Dessy memperbaiki pakaian Lily, dan menambahkan jaket pada bayi itu. Digendong nya bayi itu untuk keluar, tak lupa dengan tas kecil yang bergantung di bahu nya.
"pak, kita ke makam kakak saya dulu ya" ucap Dessy
Sopir itu mengangguk, lalu membukakan pintu untuk Dessy dan Lily, yang ada di gendongan wanita itu.
Alvaro memijat keningnya. Akhir-akhir ini perusahaan nya, mengalami beberapa kendala. Alvaro menghela nafas nya, sungguh semakin hari badan nya semakin kurus. Ia bahkan jarang makan di rumahnya, tidak seperti dulu. Salahkah Alvaro yang masih berkeliaran, di dunia lama nya?
Alvaro menghela nafas gusar, ia kembali fokus dengan laptop nya. Sedangkan Joko juga, sedang mengerjakan pekerjaan yang Alvaro suru.
Setelah beberapa jam, akhirnya bibir nya bisa tersenyum tenang. Setelah sekian lama, ia bisa membereskan semua kebocoran-kebocoran, yang membuat Smant Group yang merupakan perusahaan Alvaro, yang beberapa hari memburuk, kini mulai kembali ke tahap normal.
Alvaro melirik arloji hitam, yang melingkar di tangan nya.
"sudah pukul enam ternyata" ucapnya.
"nih, saya sudah mengerjakan nya" ucap Joko yang memasuki ruangan Alvaro. Wajar jika Joko sedikit tidak sopan dengan Alvaro, Alvaro juga tidak terlalu memikirkannya, mengingat Joko lah yang membantu Alvaro selama ini. Walau terlahir dari keluarga yang berada, Alvaro juga membutuhkan Joko, saat laki-laki itu merintis perusahaan nya.
"taro di lemari saya, besok saya periksa"
"saya mau pulang" ucap Alvaro sambil mengambil tas, dan jas hitam nya.
"kangen sama istri bos?" ucap Joko menggoda, sambil menyimpan berkas itu.
"anggap saja begitu" ucap Alvaro malas, jika lebih lama meladeni Joko. Kakinya pun melangkah meninggalkan Joko, menuju parkiran dimana mobil nya berada.
Joko mengambil ponselnya, dari dalam saku
"halo..." ucap Joko
"kenapa?" tanya seseorang dari seberang sana.
Joko melanjutkan telepon nya, sambil berjalan meninggalkan ruangan Alvaro menuju ruangan nya.
"ayo bertemu" ucap Joko
"aku masih bekerja, sabarlah beberapa hari ini" ucap seorang gadis, dari balik telepon.
"kita..."
"udah dulu ya, aku buru-buru nih bye sayang muach" potong gadis itu, saat Joko hendak berucap.
"gini banget pacaran, sama orang sibuk" ucap Joko sambil memandang ponselnya. Ia baru pacaran, dari satu bulan yang lalu. Namun Joko tak dapat menyangka, ia sedikit tidak nyaman jika jauh dari kekasihnya itu, kenapa ya?
Alvaro kini menepikan mobilnya, tepat dipekarangan rumah mereka.
Ia memasuki rumah nya, namun keningnya berkerut bingung. Biasanya saat ia kembali dari kantor, suara Dessy yang tengah bercanda dengan putrinya, kedengaran. Dessy istrinya itu sering mengajak Lily menunggu nya di ruang tengah dengan , berjoget lah bernyanyi lah, dan banyak hal lainnya, membuat Alvaro kadang bingung. Mengingat Lily masih kecil, yang bahkan hanya bisa duduk, itupun masih. dibantu oleh Lily.
Alvaro memang tidak mempermasalahkan nya, selagi Lily bahagia Alvaro tidak masalah.
Dan sekarang? dimana suara rencong istrinya itu? kenapa rumah ini tampak sepi?
"bi...Dessy kemana?" tanya Alvaro saat berpapasan dengan Ainun.
"ngak tau tuan, tadi nyonya Dessy nitipin sate sama bibi, tapi sampai sekarang nyonya belum kembali" ucap Ainun
"emang Dessy tadi ngak pamit, sama bibi?" tanya Alvaro sedikit khawatir.
"engga tuan" ucap Ainun menunduk.
"silahkan" ucap Alvaro sedikit tegas, lalu Ainun pun kembali ke tujuan nya.
Alvaro menghela nafas nya, pikiran nya mengarah pada Dessy. Kemana wanita itu? dan sayang nya Lily bersama nya. Alvaro memilih untuk pergi ke kamar nya. Ia mandi dan mengganti pakaian nya.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun istri nya belum kembali. Ia sudah menelpon supir, yang biasa menemani Dessy kemana pun. Namun supir itu tidak menjawab, telepon dari Alvaro.
Alvaro kalang kabut, rasa marah dan capek bercampur di benak nya. Lihat saja ia akan memarahi Dessy setelah ini.
"kemana tuan?" tanya Bibi saat melihat Alvaro, memakai jaket dengan kunci di tangan nya.
"nyari istri saya bi" ucap Alvaro
"tadi bibi sudah telepon pak Dudu, katanya sebentar lagi mereka sampai" ucap Bibi
'' kenapa telepon ku, tidak di angkat tadi?" tanya Alvaro tidak terima.
"ponselnya di pakai oleh nyonya Dessy, jadi ia tidak bisa menjawab nya" jelas Ainun membuat Alvaro mengangguk, namun hatinya sangat kesal.
Ceklek
Pintu terbuka, membuat Alvaro yang sedari tadi menoleh. Alvaro langsung berdiri, saat melihat kedatangan istri nya itu.
"DARI MANA SAJA KAMU, TIDAK TAU KAH KAMU SEDANG MEMBAWA PUTRI SAYA? JANGAN MENTANG-MENTANG KAMU ISTRI SAYA, JADI SEENAKNYA MEMBAWA ANAK SAYA. INGATKAN PADA DIRIMU SENDIRI, BAHWA LILY BUKAN ANAK MU" Bentak Alvaro
Deg
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
happy reading 🫶
jangan lupa dukungan nya saudara² 🥰😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments