Keluarga Cemara?

Kini Alvaro duduk di kasur, dengan badan bersandar di sandaran kasur. Jangan lupakan tatapan datar nya, mampu membuat atmosfer kamar terasa seram.

Sedangkan Dessy berada di sampingnya, sambil mengompres wajah Alvaro. Ia sedikit meringis, ketika bayangan ia menampar Alvaro terlintas di benaknya.

"maaf ya mas, aku reflek tadi" ucap Dessy merasa sangat bersalah, telah menyakiti suaminya itu.

Alvaro masih terdiam, kedua tangan nya masih dilipat di depan dada nya.

Dessy merosot kan bahunya, saat Alvaro tidak menjawab pertanyaan nya.

"ma..."

"jangan diulangi" potong Alvaro saat Dessy hendak, kembali meminta maaf padanya.

Dessy sedikit menarik kedua ujung bibirnya.

Cup

"makasih ya mas" ucap Dessy setelah mengecup pelan pipi Alvaro.

Wait? Dessy mengecup pipi Alvaro? Oh No!!!

Ini harus diabadikan!!! Jujur saja Dessy bingung, darimana ia mendapat keberanian hingga dengan santai, mencium pipi Alvaro.

"Omo!! maaf mas...muka kamu ternodai ya? aku minta maaf mas" ucap Dessy sedikit menjauhkan badannya dari Alvaro.

Alvaro yang masih terdiam, seolah menerima kejutan itu dari istrinya. Ia menelan ludahnya, lalu memandang Dessy yang sudah memerah, sambil menutup mulutnya.

Dessy menggeplak pelan bibir nya, yang sangat tidak tau malu itu.

Alvaro tersenyum miring, ia kini memandangi Dessy.

Dessy sedikit gelagapan, karena Alvaro selalu memperhatikan nya.

Alvaro menyimpan baskom yang Dessy pakai, untuk mengompres mukanya dan ditaruh pada Meja.

Alvaro semakin mendekat kan badan nya pada Dessy, membuat wanita itu semakin menegang.

Hap

Alvaro berhasil mengurung Dessy dibawah nya, dengan posisi Alvaro menindih nya.

"kamu semakin berani...." ucap Alvaro pelan sambil mengelus pipi Dessy. Sial, perlakuan Alvaro mampu membuat Dessy menegang.

"kita lakukan sekarang?" tanya Alvaro pelan.

Dessy sedikit menahan dada Alvaro, dengan tangan nya. Nafasnya memburu tak dapat ia kendalikan.

"ihks......wakhj......iks...." tiba-tiba tangisan Lily menghentikan tangan Alvaro, yang hendak membuka kancing baju Dessy.

Dessy menghela nafas lega, untung saja putrinya itu menangis tepat waktu.

Dessy sedikit menepiskan tangan Alvaro dari perutnya

"Lily nangis, aku periksa dulu ya" ucap Dessy dengan senyum kemenangan nya, sambil berguling dan menjauh dari Alvaro.

Alvaro berdecak kesal, sunggung Lily sedikit menghancurkan kegiatan nya.

"makasih ya nak kamu sudah nangis" ucap Dessy pelan sambil menggendong Lily.

"pipis ternyata" ucapnya saat menyadari celana Lily, yang sudah basah.

Alvaro kini duduk dengan tegak, lalu berjalan mengambil bajunya dan berakhir masuk kedalam kamar mandi.

Dessy yang melihat itu, sedikit tersenyum. Jujur saja...ia suka laki-laki yang....manis?

Dessy memilih untuk membersihkan Lily dulu.

Saat Alvaro kembali ke kamar nya, ia tidak melihat keberadaan Dessy istrinya itu.

Keningnya berkerut bingung, kemana istri manis nya itu?

Alvaro mengeringkan rambutnya, dan memberikan polesan skincare pada wajah nya.

"mami kamu mana sayang?" tanya Alvaro pada Lily yang sedang bermain-main, dengan boneka kecil di boks nya.

"affuah...affuah..blakhhh...." ucap Lily tidak jelas.

"apa sayang? kamu panggil papi?" tanya Alvaro dengan wajah senangnya.

Lily malah tertawa membuat Alvaro gemes, dan mencubit pelan pipi Lily.

Ceklek

Alvaro melihat kearah pintu, dimana Dessy tengah membawa mapan berisi makanan.

"makan dulu" ucap Dessy pada Alvaro.

"kamu yang buat?" tanya Alvaro

Dessy menggeleng

"aku ngak pernah masak, takut kamu ngak mau makan" jelas Dessy lalu mengambil Lily untuk wanita itu gendong.

"mulai besok, aku mau bawa bekal dari kamu" ucap Alvaro kini mulai memakan, makanan nya.

"iya nanti aku buatin" ucap Dessy

"kamu yang masak tapi" ucap Alvaro

"hm" ucap Dessy sambil mengelus-elus kepala Lily, agar bayi itu tertidur.

Alvaro bingung, tumben Dessy sedikit diam. Biasanya kalau ia tidak menjawab Alvaro dengan kerandoman nya, ia bercanda ria dengan Lily putri mereka.

Tak

Dessy menoleh pada Alvaro, yang meletakkan sendoknya dengan sedikit keras.

"kenapa Al?" tanya Dessy bingung, apa makanan itu tidak enak?

Al? Ah... Alvaro semakin kesal. Mulai dari Dessy yang sedikit diam, ditambah lagi panggilan Al yang keluar dari mulut istrinya itu. Dimana panggilan manis yang biasa Dessy sebut itu?

Alvaro memandang Dessy dengan perasaan dongkolnya. Sungguh, ia bingung dengan perasaan yang sangat tiba-tiba ini. Perasaan apa yang ia rasakan sekarang? Mungkinkah Alvaro mulai menyukai istri nya itu? Ah...rasanya tidak mungkin, itu terlalu cepat menurut nya.

"aku tidak selera makan" ucap Alvaro sambil berlalu pergi, keluar kamar menuju lantai satu.

"lah?...aku salah?" tanya Dessy.

Tidak mau ambil pusing, kini Dessy merebahkan Lily di kasurnya. Ia berniat untuk tidur bertiga, dengan anak nya itu. Dessy memasuki kamar mandi, sekedar mencuci wajah nya. Setelah itu Dessy memakai skincare malam nya, namun ia sedikit bingung Alvaro belum juga kembali ke kamarnya.

"mas Al mana ya?" tanya nya. Ia melihat Lily yang tenga tertidur lelap. Dessy mulai berjalan menuju Lily

"disini dulu ya sayang, mami ingin lihat papi kamu dulu" ucap Dessy

Setelah mencium kening Lily, kini wanita itu berbalik dan meninggalkan Lily.

Dap

"aws..." Dessy meringis kecil saat keningnya terantuk pada sisi pintu. Dessy tidak sengaja, saat membuka pintu ternyata bertepatan dengan Alvaro yang hendak masuk.

"mau kemana?" tanya Alvaro dengan tatapan datar nya.

"mas dari mana?" tanya Dessy sambil mengelus keningnya, jujur sedikit sakit membuat tangan nya reflek aja mengelus kening itu.

Alvaro mengangkat tangan nya, dan mengelus kening istrinya itu.

"sakit?" tanya nya

Dessy menggeleng, sambil menjauhkan badan nya dari Alvaro, hingga elusan Alvaro terputus.

Alvaro menghela nafas, lalu menutup pintu itu.

Alvaro menyusul Dessy ke kasur.

"kenapa kamu kayak ngak nyaman, berdekat dengan aku?" bingung Alvaro kini duduk di samping Dessy

Jelas ngak nyaman bambang! soalnya jantung Dessy sering diskoan jika Alvaro memberikan kejutan pada nya. Ingatkan pada Alvaro, jika istrinya itu gampang baper!

"ngak mas, kenapa ngak nyaman?" tanya Dessy

"tadi kenapa langsung mundur?'' tanya Alvaro

"ngak baik berdiri di pintu, makanya aku masuk" elak Dessy diangguki oleh Alvaro

"yaudah aku mau tidur dulu" ucap Dessy mulai merebahkan badan nya, disamping Lily.

"Lily gabung sama kita?" tanya Alvaro juga mulai berjalan kearah samping, dan tidur tepat disamping Lily. Posisinya sekarang Dessy di samping sebelah kiri, Alvaro disamping sebelah kanan dan Lily ditengah-tengah mereka.

"kayak keluarga cemara" ucap Alvaro tiba-tiba, sambil mengelus pipi Lily.

Dessy mengangguk dengan senyuman kecil, yang ia tampilkan. Jujur saja, ia bahagia jika Alvaro mulai menerima nya mulai sekarang.

Setelah beberapa jam tertidur, Alvaro tiba-tiba membuka kelopak matanya.

Ia melihat Dessy yang tengah tidur pulas, sambil memeluk Lily yang berada di samping nya.

Ia memperhatikan wajah tenang Dessy, sungguh ia baru menyadari jika Dessy benar-benar memperlakukan Lily layaknya anaknya sendiri.

Alvaro kini menggeser Lily ke sebelah kanan, hingga Alvaro sekarang berada di tengah. Ia membuat Lily senyaman mungkin, agar bayi itu tidak menangis.

Ia tersenyum, lalu membawa Dessy kedalam pelukannya. Persetan dengan ego dan gengsi, ia benar-benar ingin melakukan nya!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading

Mohon dukungan guys🫶🤟🏽

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!