Bosan

Alvaro menghargai keputusan Dessy, yang tidak ikut dengan nya ke kantor. Setelah ia selesai makan, ia diberangkatkan dengan baik oleh istri nya. Ia sedikit kagum dengan sifat lembut Dessy, walau ia kadang random namun ia tidak bisa menyangkal, jika Dessy adalah wanita yang sabar dan lembut.

"Bentar lagi rapat bos, segerin muka kamu gih"

"Dari tadi ditekuk mulu, ngak di kasih jatah?'' Tanya Joko sedikit mengejek.

"Siapin materi nya, dan perbaiki cara bicara mu" ucap Alvaro.

Joko membuat nya semakin kesal saja. Ingin rasanya ia membuang Jodoh saja, namun hatinya belum mengizinkan nya.

"Oke nanti saya datang lagi" ucap Joko tidak ingin menambahi rasa kesal bos nya itu.

Setelah kepergian Joko, Alvaro memijit pelipis nya.

"Baru aja baikan sehari, pikiranku kenapa diisi dia terus?'' Monolog nya. Kenapa pikir nya di isi sama wajah polos istrinya itu? Ia hampir gila, karena bingung pasalnya pikiran nya selalu tak fokus. Padahal rapat sebentar lagi akan dimulai, namun otaknya belum bisa ia ajak kerjasama.

Alvaro menggeleng, lalu ia mulai merapikan meja nya, dan memilih keluar menemui Joko.

Disisi lain:

"Bosan banget ya sayang?" Tanya Dessy pada Lily yang berada di gendongan nya.

Dessy tengah berada di kamarnya, dengan Lily yang sedari tadi belum memejamkan matanya.

"Ayo kebawah ah...mami bosan di kamar terus" ucap Dessy seolah Lily akan menjawabnya.

Dessy memilih untuk beralih ke lantai bawah.

"Bi..." panggil Dessy setelah berada di anak tangga terakhir.

"Kenapa nya?'' Tanya Ainun yang menghampiri Dessy.

"Bikinin nasi goreng dong bi...boleh ngak?" Tanya Dessy sedikit enggan, jika merepotkan Ainun.

"Boleh dong nyonya,....itu sudah tugas bibi" jelas Ainun membuat Dessy mengangguk mantap.

Dessy memilih untuk pergi ke ruang tengah. Ia mulai menyalakan Tv, dengan Lily berada di gendongan nya.

"Apaan sih azab ngak jelas, masa mayat nya di jadiin bola sama buaya?" Gerutunya tidak jelas.

"Udah ah....nga jelas nih sinetron" ucapnya lalu mematikan tv nya.

Dessy memandangi Lily yang berada di gendongan nya.

"Mirip banget sama papi nya" ucap Dessy sambil mengelus-elus pipi gembul putrinya itu.

"Permisi...Ini nya..." ucap Ainun sambil meletakkan nasi goreng nya beserta dengan jus jeruk, yang menjadi kesukaan Dessy.

"Makasih ya bi..." balas Dessy

"Bibi bantuin gendong Lily nya...nya?" Tanya Ainun.

"Ngak usah bi...bikinin susu nya aja" ucap Dessy diangguki oleh Ainun.

"Yaudah bibi permisi sebentar, bikinin susu untuk non Lily" ucap Ainun diangguki oleh Dessy.

Dessy mulai memakan nasi goreng, yang menurut nya sangat enak.

"Mama aha dulu yang makan ya sayang, anggap aja kamu udah makan lebih dari ini" ucap Dessy diiringi tawa kecil nya.

Dessy sibuk memakan nasi goreng nya, sesekali membuat candaan kecil yang berhasil, membuat Lily terpekik kecil.

Setelah Dessy menyelesaikan acara makan nya, kini Dessy sedikit memainkan handphone nya.

Dessy kini mulai menelepon seseorang dari ponselnya.

Tut

Tut

Tut

"Halo...kenapa Des?" Tanya seseorang dari seberang sana.

"Datang ke rumah aku dong, bosen banget ini" ucap Dessy, dengan tangan mengelus-elus pipi Dessy.

"Aku lagi kerja beb...gimana nih?" Tanya Heni

Ya, orang yang Dessy telepon adalah Heni, sahabat karip nya.

"Injin aja dulu...satu kali doang kok Hen" bujuk Dessy

"Yaudah bentar, aku coba..." ucap Heni

"Makasih beb, kabari kalau kamu udah otw" ucap Dessy dengan senyum lebar, penuh kemenangan nya.

Heni adalah satu-satunya, orang yang tidak meninggalkan nya. Sejak mereka dekat mulai dari jaman sekolah, Heni sangat jarang menolak permintaan wanita itu. Kadang Dessy sedikit tidak enak, namun Heni justru semakin membuat Dessy semakin manja.

Heni: "aku otw....sama seseorang"

Dessy mengejutkan kening nya bingung.

Seseorang? Apakah Heni sudah punya pacar, tapi tidak memberi tahu Dessy?

Dessy sedikit bercanda-canda dengan putri kecil nya.

"Aunty kamu Bentar lagi datang...kayaknya dia bawa calon om kamu deh" ucap Dessy

"awhk...khwaaa" ucap Lily tidak jelas

"Iya benar banget, dia tega banget ngak sih ngak ngasih tau mami?" Ucap Dessy lagi seolah sedang mengerumpi dengan Lily.

"khwaaa" ucap Lily seakan ingin memasuki pembicaraan mami nya itu.

"Iya nanti mama marahin...." ucapan Dessy terhenti saat bel rumahnya ada yang menekan.

"Ayo...kita buka pintu, kayaknya itu aunty kamu" ucapnya sambil berdiri dan melangkah menuju pintu, dengan Lily berada di gendongan nya.

Ceklek

"Akh....ponakan aunty....sini sama aunty sayang ku" ucap Heni langsung sambil mengambil Lily, dari gendongan Dessy.

"Lah? Joko?" Tanya Dessy sembari melepaskan Lily dari gendongan nya.

Joko menggaruk tengkuknya, yang tidak gatal. Ia sungguh tidak tau jika Dessy, adalah sahabat Heni yang selama ini ia ceritakan.

"Kalian kenal?" Tanya Heni

"Udah...masuk dulu baru kita cerita" ucap Dessy

Kini Joko, Dessy dan Heni serta Lily yang ada di gendongan Heni tengah berada di sifat ruang tengah.

"Kalian kenal?" Tanya Heni kembali

"Iya, dia istri bos aku" jelas Joko.

"Oh iya? Dunia sempit banget kayaknya" ucap Heni diangguki Joko dan Dessy.

"Kalian kenal dari mana?" Tanya Dessy

"Kita kenal, waktu di pernikahan kalian, tapi aku ngak tau kalau Joko sahabat suami kamu" jelas Heni sambil menggoyang-goyangkan badan Lily.

"Terus kenapa kamu ngak ngasih tau, kalau Dessy sahabat kamu?" Tanya Joko

"Ya...gunanya apa?" Bingung Heni

"Ya...aku juga butuh kali kenalan sama orang terdekat kamu" jawab Joko

"Eum...Dessy cantik, aku takut kamu tergoda'' jelas Heni malu-malu.

"Kok ngak jelas? Orang aku lihat kok Dessy nikah" jawab Joko

"Ya aku cuman..."

"Stop! Kalian berantem di mobil aja nanti, kalau mau pulang...kita disini mau nongki" ucap Dessy memotong pembicaraan, Heni dan Joko.

"Iya" singkat Heni.

"Jadi kalian tinggal berdua disini?" Tanya Heni setelah sama-sama terdiam, beberapa saat.

"Enggak" jawab Dessy

"Terus sama siapa?" Tanya Heni

"Tuh si Lily, putri kesayangan aku" jelas Dessy

"Lah?"

"Aku lupa heheheh" ucap Heni cenges-ngesan.

"Gimana hubungan kalian? Udah mulai baik?" Tanya Heni

"Bisa dibilang begitu" ucap Dessy dengan senyum kecil nya.

"Kamu masih dibentuk?" Tanya Heni

Dessy membelalakkan kan matanya, ia takut Joko memberi tahunya pada Alvaro.

"Apasih Hen...ngak usah dibahas" ucap Dessy pelan.

"Kenapa?" Tanya Heni bingung

"Kalian ngak dimarahin kan, karna ijin?" Tanya Dessy mengalihkan pembicaraan mereka.

"Aku sih ngak, Joko juga ngak ...iya kan Jok?" Tanya Heni

Joko yang sedari terdiam pun, mengangguk.

Namun pikiran nya sedikit teralihkan pada ucapan Dessy yang tadi.

Ceklek

Suara pintu terbuka, membuat ketiga nya serempak menoleh.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading 🫶

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!