17 - You Lie To Me

“Inget, jangan jauh-jauh dari aku dan jangan deket-deket sama cowok lain.”

“Iya, aku inget.”

Entah sudah berapa kali Leo mengingatkan Liya tentang hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh wanita itu. Padahal cukup satu kali saja pria itu mengingatkan, ia sudah bisa mengingat dengan baik.

Kedatangan mereka langsung disambut oleh tamu-tamu lain yang hadir. Kolega-kolega yang melihat kedatangan Leo pun langsung mendekati pria itu. Xander, salah satu rekan tersenyum dan menjabat tangan Leo.

“What’s up bro.”

“As you can see.”

Pria bersurai pirang itu terlihat melebarkan netranya ketika menatap wanita yang mengalungkan tangannya pada Leo, “Oh, wow. Is she new? Can I borrow your doll?”

Ucapan Xander membuat Liya terkejut? Apakah yang pria itu bicarakan memang dirinya? Apakah pria itu memang menganggapnya seperti benda murahan yang bisa dipinjam-pinjamkan?

Oh tidak, Liya benar-benar tersinggung sekarang. Apalagi ketika pria itu tiba-tiba menarik tangannya dengan kuat hingga ia terlepas dari rangkulan kekasihnya.

Dengan cepat Leo menarik kembali Liya dan merangkul wanita itu dengan lebih erat dari sebelumnya. Ia melayangkan tatapan elangnya yang sangat mengintimidasi pada pria itu.

“She’s mine, dude. Don’t do your fucking plan to my girl.”

Ketegasan Leo membuat Xander terkejut. Setelah lama tak bertemu ternyata pria itu nampak berbeda. Sebelumnya, pria itu tak pernah marah jika ia meminjam gadis-gadis yang pria itu bawa hanya untuk memuaskan hasratnya.

Namun sekarang? Mengapa Leo sangat marah ketika Xander ingin meminjam boneka yang terlihat lebih sempurna daripada boneka-boneka lain yang pernah Leo bawa?

Apakah Leo tak mau membagikan tubuh wanita itu kepadanya? Xander mulai mengamati lekukan tubuh Liya yang sedikit berisi. Kedua netranya seolah menelanjangi tubuh wanita itu dengan napsu.

Oh shit! I want fuck her now.

Jika Leo tau isi hati Xander, pria itu pasti sudah membunuh Xander detik ini juga. Beruntungnya pria itu bukan peramal yang  bisa membaca isi hati manusia.

Namun kalimat kepemilikan yang Leo tegaskan harusnya sudah mampu membuat Xander sadar bahwa Liya berbeda dari jalang-jalang yang ia bawa. Harusnya pria itu bisa memahami penekanan Leo dengan baik.

Pada kenyataannya Xander merupakan pria yang tak akan mengerti peringatan Leo. Pria itu pun kembali memberikan tatapan mesumnya pada Liya sebelum menatap Leo dengan smirknya.

“Well... if you done with her, give her to me.”

Bugh!

Tinjuan keras berhasil Leo layangkan pada wajah tampan pria itu. Masa bodoh dengan para tamu yang menjadikan mereka sebagai pusat perhatian. Ia sudah tak memperhatikan wibawanya sebagai direktur EC Corp lagi sekarang.

Xander sudah kelewat batas dan Leo harus memberikannya pelajaran. Ia memukul wajah dan perut Xander dengan keras. Ia tak memberikan pria itu kesempatan sedikit pun untuk membalas.

Jika saja Liya tak menghentikan Leo mungkin pria berambut pirang itu sudah habis di tangannya. Leo mengakhiri pelajarannya tanpa menghilangkan tatapan intimidasinya.

“Try touch her and you die.”

“LEO!”

Seorang pria paru baya yang masih kekar itu tiba-tiba datang dan menarik Leo dengan kasar menuju salah satu kamar yang ada dalam hotel itu. Ia menghempaskan putranya dengan keras hingga Leo mundur beberapa langkah.

“What are you doing?! You ruined my event, you know?!”

Leo sama sekali tak merasa bersalah. Ia malah membalas tatapan Eddy dengan tatapan yang tak kalah sengit, “So what? I don’t care about your fucking event.”

“How dare you! You are director, Leo! You are my son, don’t you forget?”

Pria itu hanya tersenyum kecut mendengarkan bualan Eddy. Apa katanya tadi? Benarkah pria itu menganggapnya anak? Sungguh memalukan! Setelah semua yang telah pria itu lakukan, pria itu masih berani memanggilnya anak?!

“Dont call me son with your fucking mouth!”

Plak!

Suara tamparan yang begitu keras memenuhi seluruh penjuru ruangan. Semua benda yang ada di sana menjadi saksi bisu seorang ayah yang melakukan kekerasaan pada anak semata wayangnya.

Namun tamparan Eddy malah membuat Leo tertawa dengan keras. Eddy... pria itu belum berubah ternyata. Setelah satu tahun tak bertemu ternyata tak membuatnya menemukan perubahan pada diri Eddy. Hal itu pun membuatnya semakin muak.

Di sisi lain, Liya yang melihat semua kejadian itu dari celah pintu pun tak bisa menahan getaran tubuhnya. Sungguh ia takut saat ini. Apa yang ia dengar dan lihat sangat menyakitkan dan membuatnya tak kuat.

Apa yang Leo alami dengan ayahnya sungguh membuat Liya sedih dan menyalakan dirinya. Apa yang terjadi adalah karenanya. Jika saja ia tak ikut kesini dengan Leo mungkin kejadiannya akan lain.

Mungkin saja Leo bisa menikmati pesta peluncuran anak perusahaan ini dengan baik. Pria itu juga tak akan berkelahi dengan rekannya dan tak akan bertengkar dengan ayah kandungnya.

Oh Tuhan, bagaimana sekarang? Apa yang bisa Liya lakukan untuk memperbaiki semuanya? Haruskah ia melerai ayah dan anak itu? Atau haruskah ia diam saja di sini dan membiarkan Leo menyelesaikan urusannya dengan Eddy?

“Hey, who are you?!”

Bentakan seorang wanita yang tiba-tiba berdiri di belakang Liya membuyarkan lamunannya. Ia pun berbalik dan menatap wanita itu dengan tatapan takut.

“Are you a spy?”

Dengan cepat Liya menggelengkan kepala, “No, I’m not. I’m....”

“You are what?!”

Wanita itu semakin terdesak sekarang. Apa yang harus ia jawab pada wanita itu? Apakah ia harus mengatakan bahwa ia adalah kekasih Leo yang ikut bersama Leo kesini? Disaat ia menolak pria itu berkali-kali, pada akhirnya ia harus mengaku-ngaku sebagai kekasih Leo?

“Answer me!”

“I’m Leo’s girlfriend.”

Seketika tawa menghiasi wajah wanita itu. Wanita yang jauh lebih tingg dari Liya itu pun tertawa remeh dan memberikan tatapan jijiknya pada Liya seolah Liya adalah wanita paling hina.

“You’re so funny, bitch. Dont you know that Leo is my fiance? We’ll get married soon.”

Rasanya seolah ada ribuan paku yang menancap di hati Liya sekarang. Apa yang wanita itu ucapkan benar-benar membuatnya runtuh. Leo, benarkah pria yang perlahan membuatnya percaya itu sudah membohonginya dengan kebohongan yang sangat jahat?

Benarkah wanita yang berdiri di hadapannya ini adalah tunangan Leo? Jika memang benar, lalu mengapa pria itu membawanya kesini? Apakah Leo mengajaknya hanya untuk mempermalukannya saja?

“Hey, bitch... You already know, right? So you can leave now!”

Tak ada lagi alasan Liya untuk tetap berada di sana. Ia pun segera melangkahkan kakinya untuk meninggalkan wanita itu dan dua pria yang masih bersitegang.

Apa yang Liya dapatkan malam ini sudah benar-benar membuatnya muak. Ia tak pernah menyangka bahwa ia akan dipermalukan dengan cara seperti ini. Dengan bodohnya ia mengaku sebagai kekasih Leo di depan wanita yang lebih berhak atas Leo. Sungguh bodoh!

Entah kemana kakinya akan membawanya. Yang pasti Liya ingin keluar dari tempat ini. Ia tak ingin berada di tempat asing ini lagi. Ia ingin kembali ke rumah secepatnya.

Namun sebuah tangan menahan pergerakannya. Liya pun merotasi kepalanya dan melebarkan netranya ketika menatap sosok itu.

Pria dengan surai pirang itu pun tersenyum dengan cara yang mengerikan, “Let’s have fun with me.”

Xander. Entah bagaimana pria itu bisa menemukan Liya, yang pasti pria itu langsung menarik Liya menuju salah satu kamar terdekat. Ia menjatuhkan wanita itu dengan kasar ke atas kasur dan mengukungnya.

Dengan kasar Xander membuka kancing baju Liya hingga tubuhnya semakin terlihat. Berulang kali Liya memberontak tetapi usahanya seakan sia-sia. Tenaga pria itu jauh lebih besar darinya.

Sampai pada akhirnya Liya pun sudah pasrah. Entah apa yang akan terjadi setelah ini.

Tolong hamba, Tuhan...

Tak sampai satu detik setelah Liya memohon pada Tuhan, tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan menampilkan sosok yang sangat ia butuhkan.

“I’LL KILL YOU NOW!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!