5 - Scary Night

Menjadi tempat dari berbagai universitas memang membuat jalanan kota selalu ramai. Liya yang tadinya berniat hati untuk menenangkan hatinya dengan menghirup udara malam pun harus bergelut dengan kemacetan yang terjadi.

“Padahal mau healing, tapi malah kejebak macet gini,”

Kia yang berada di boncengan Liya pun menepuk bahu wanita itu, “Sabar... tapi iya ya, biasanya kalau udah malem gini macetnya nggak seberapa parah. Tapi ini parah banget.”

Liya hanya bisa mengangguk menyetujui. Kemacetan yang sedang terjadi ini memang agak berbeda dengan kemacetan biasanya. Sebenarnya ia tak ingin berprasangka buruk, tetapi melihat mobil-mobil yang tak bergerak sama sekali membuatnya berpikir bahwa telah terjadi kecelakaan di depan sana.

Dan memang benar, setelah berhasil melewati mobil terakhir, Liya akhirnya bisa melihat dua mobil yang sudah ringsek di tengah jalan. Jejak hitam tercetak dari kendaraan yang dipaksa berhenti dan garis batas yang dibuat polisi membuat Liya semakin yakin jika kecelakaan yang baru saja terjadi adalah kecelakaan besar.

Tak jauh dari dua mobil ringsek itu, dapat terlihat dua pria yang sedang ditandu dengan luka yang menghiasi tubuh mereka. Satu pria terlihat dengan luka kepala dan kaki yang sangat parah. Bahkan terlihat darah yang sudah mengalir dari kepalanya.

Sedangkan pria lain yang ditandu terlihat memiliki luka yang lebih ringan tetapi tak bisa dikatakan baik-baik saja. Pria itu juga memiliki luka di keningnya yang terus mengeluarkan darah. Tangan dan kakinya juga terlihat tak bergerak sedikitpun.

Tiba-tiba jantung Liya pun berdetak tiga kali lebih cepat. Seluruh tubuhnya bergetar melihat pria yang terbujur kaku di tandu itu. Ia tak ingin mempercayai yang ia lihat tetapi matanya tak akan membohonginya.

“Ya... kamu gapapa?” tanya Kia khawatir.

Namun Liya menggeleng, “Ki... orang itu... Kak Leo,” ungkapnya menunjuk pria itu.

Tentu saja Kia terkejut dengan pernyataan temannya. Namun ia tak bisa berbuat apapun saat Liya turun dari motor dan mendekati korban kecelakaan itu. Ia hanya bisa terdiam dan menunggu kedua temannya yang lain untuk bisa menyusul Liya.

Di sisi lain, Liya yang terus melangkahkan kakinya berhenti di samping tandu Leo. Ia mengamati pria itu dengan seksama dan mengamati cairan merah yang keluar dari kening Leo.

“Kak Leo... bangun kak...” lirih Liya menepuk-nepuk pipi Leo.

Petugas medis yang tengah mengurus Leo pun segera menghentikan aksi Liya. Petugas itu menatap Liya heran, “Mbak siapa? Keluarga pasien?”

“Saya temennya pak,” jawab Liya. “Saya ingin menemani Kak Leo.”

Petugas medis itu hanya mengangguk dan mempersilahkan Liya untuk ikut masuk ke dalam ambulan. Tak lama setelah mereka masuk, mobil berpalang merah itupun pergi.

Liya hanya dapat menatap pria itu dalam diam. Mereka mungkin baru mengenal satu sama lain. Namun entah mengapa rasanya ia ikut sakit melihat darah yang terus keluar dari tubuh Leo. Ia tak suka melihat pria itu menderita.

Rasa empati yang Liya miliki sepertinya mendorongnya untuk membantu Leo. Berulang kali ia menepuk pipi Leo agar pria itu tak menutup matanya. Sungguh ia tak ingin terjadi apapun pada pria yang telah baik kepadanya.

“I hate you....”

Lirihan yang sangat pelan itu masih dapat Liya tangkap dengan indra pendengarannya. Ia pun cukup terkejut ketika Leo mengatakan hal menyakitkan itu. Namun ia bingung tanggapan apa yang harus ia berikan.

Siapa yang ada dalam bayangan Leo saat ini? Siapa orang yang pria itu benci? Sejujurnya Liya sangat penasaran dengan semua itu. Namun ia tak bisa menanyakannya langsung pada Leo yang sudah terlebih dahulu menutup matanya.

“Siapa yang kamu benci kak?”

...-+++-...

Kedatangan mobil berpalang merah itu langsung disambut oleh perawat yang bertugas. Petugas medis dengan cekatan membawa para korban kecelakaan itu ke dalam ruang IGD dan membiarkan perawat memberikan pertolongan pertama seraya menunggu dokter datang.

Seperti yang sudah Liya duga sebelumnya bahwa kondisi Leo tak separah penabrak Leo yang harus menjalani operasi. Luka yang Leo miliki hanya perlu jahitan pada beberapa titik. Namun tetap dilakukan CT scan untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi Leo.

Tak ada yang bisa Liya lakukan selain duduk di samping bangkar Leo. Ia tak tau harus menghubungi siapa karena tak ada nomor keluarga ataupun teman Leo yang ia miliki.

Tak berselang lama, ketiga teman Liya pun datang. Kia yang sudah sangat khawatir pun menepuk bahu Liya, “Gimana keadaan Kak Leo?” tanyanya.

"Masih harus nunggu tes CT scan nya. Semoga aja nggak terjadi apapun ya."

"Terus, kamu udah hubungin keluarganya?"

Liya hanya menggeleng menjawab pertanyaan Citta. Namun di saat yang bersamaan, petugas medis tiba-tiba datang dan memberikan ponsel Leo yang ditemukan di tempat kejadian.

Tanpa pikir panjang Liya pun segera menghidupkan ponsel itu. Untung saja Leo tak mengunci ponselnya, jadi ia bisa dengan mudah untuk mencari nomor keluarga dan temannya. Namun ternyata yang ada di daftar kontak Leo hanyalah satu nomor yang pria itu namai ‘Angel’

Siapa Angel? Sepertinya kekasih atau teman dekat Leo mengingat nama itu terdengar seperti nama anak muda. Namun biarlah, toh tak ada hubungannya dengan Liya. Yang harus ia lakukan hanyalah menelpon nomor itu.

Setelah beberapa saat mencoba, akhirnya panggilan itu pun tersambung, “Halo sayang? Kamu dimana nak?”

Sejujurnya Liya cukup terkejut ketika mengetahui bahwa orang yang ia telpon bukanlah kekasih, melainkan ibu Leo. Ia pun semakin ragu untuk memberitahu yang sebenarnya. Ia takut jika wanita itu akan semakin khawatir.

“Leo? Sayang? Kamu gapapa kan nak?”

“Emmm... maaf tante ini Liya. Kak Leo... kecelakaan tan dan sekarang sedang berada di rumah sakit Bhayangkara.”

Pada akhirnya Liya pun mengatakan yang sebenarnya. Sejenak tak ada tanggapan lagi dari seberang sana. Ia sangat yakin jika wanita itu sangat syok. Hampir saja ia kembali mengeluarkan suara jika ibu Leo tak kembali berbicara.

“Saya kesana sekarang.”

“Baik, tante hati-hati ya.”

Setelah panggilan terputus, Liya dan ketiga temannya hanya dapat menunggu kedatangan ibu Leo seraya menjaga Leo yang masih tak sadarkan diri. Namun tiba-tiba dokter datang, membuat Liya dan ketiga temannya saling pandang.

Hendery. Dokter itu bermaksud untuk menjelaskan kondisi Leo. Namun karena belum ada keluarga yang datang akhirnya Liya lah yang ikut dengan Hendery ke dalam ruangannya. Dokter itu memperlihatkan hasil CT scan kepada Liya seraya menjelaskan,

"Berdasarkan hasil CT scan, keadaan pasien tidak terlalu parah. Benturan yang dialami memang cukup keras tapi beruntung nya benturan tersebut tak membahayakan otak pasien. Namun untuk tangan pasien, kami harus melakukan tindakan lanjutan karena patah tulang yang pernah dialami pasien kemungkinan memengaruhi keadaan tangannya."

"Patah tulang dok?"

"Benar. Karena itu kami akan melakukan tindakan lanjutan."

Ternyata pria yang terlihat sempurna itu nyatanya pernah mengalami hal yang mengerikan hingga membuatnya patah tulang. Sebenarnya Liya merasa bahwa ia tak berhak mendengarkan fakta ini. Ia bukanlah teman dekat ataupun keluarga yang harus mengetahui kondisi detail Leo.

Liya pun segera beranjak dan keluar dari ruangan Hendery dengan perasaan bingung. Ia tak tau harus melakukan apa sekarang. Namun melihat seorang wanita yang tengah duduk di samping Leo dan menggenggam tangan pria itu membuat langkahnya terhenti.

“Dia ibunya Kak Leo.”

Hanya anggukan yang dapat Liya berikan sebelum mendekati wanita paruh baya itu. Ia menepuk bahu Anne hingga wanita itu menoleh ke arahnya. Wanita itu memberikan senyum yang terlihat begitu tulus,

“Kamu Liya?”

Liya mengangguk, "Iya tante, saya Liya," ucapnya seraya menyalami tangan Anne.

Sebenarnya ia ragu untuk memberitahukan keadaan Leo tetapi ia pikir Anne juga harus mengetahui kebenarannya karena yang lebih berhak tau tentang kondisi Leo adalah keluarganya, "Emmm tentang Kak Leo, tante. Dia…"

"Bunda tau, dia pasti baik-baik saja," potong Anne membuat Liya terhenti.

Sejenak Liya terdiam. Namun ia pun segera mengeluarkan senyumnya kala memahami maksud Anne, “Tante benar. Kak Leo baik-baik saja.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!