Theo Ingin Adik!

"Yang mulia kaisar, yang mulia permaisuri dan pangeran sedang menunggu didepan." Ucap pelayan muncul dari balik pintu.

Neil yang sedang berkutat dengan dokumennya itu langsung terhenti dan mendonggakkan kepalanya.

"Apa yang kalian tunggu? Suruh mereka masuk!" seru Neil.

Yvonne dan Theo pun masuk ke ruangan kerja Neil dengan ekspresi senang. Neil yang melihat itu ikut senang dan bangkit dari duduknya.

"Ayah!" seru Theo berlari kecil menghampiri ayahnya.

Neil menangkap Theo dan membawanya ke pangkuan.

"Apa kabar pangeran ayah? Apa kamu menikmati waktu di istana?" tanya Neil, Theo mengangguk senang.

"Aku berteman baik dengan Geran, dia bilang dia akan menjadi kesatria pelindungku nanti, ayah!" seru Theo.

Tampaknya Neil mempertimbangkan hal itu. Jika itu anak Gowen, mungkin ia bisa menerima karena kemampuan Gowen yang hampir setara dengannya. Mungkin saja anaknya Geran juga bisa mengimbangi kekuatan Theo.

"Baiklah, lakukan yang kamu mau."

Yvonne melihat keakuran suami dan anaknya itu menghela nafas lega. Dirinya sedikit merasa bersalah karena seharusnya pemandangan ini sudah lama ia saksikan.

"Neil, Theo mengajak kita untuk piknik di hutan utara. Disana ada danau indah yang pernah Theo lihat, apa anda bersedia?" tanya Yvonne.

"Ah, tentu saja! Ayo kita berpiknik sekarang! Kebetulan aku senggang." Sahut Neil dengan gembira.

"Ayo, kita piknik!" seru Theo, Neil pun berjalan semangat keluar ruangan.

Gowen hanya bisa menangis dalam hati melihat atasannya lagi - lagi harus menunda pekerjaan. Sepertinya ia harus mengajarkan mengenai urusan negara pada anaknya, jaga - jaga kalau Theo akan melakukan hal yang serupa seperti ayahnya.

"Pelayan, tolong siapkan beberapa camilan dan teh, kami akan berpiknik di hutan utara." Titah Yvonne.

"Baik, yang mulia permaisuri."

Yvonne dan Neil beserta Theo berlalu bersama menuju hutan utara. Letak hutan utara tidak jauh dengan istana. Ditempuh dengan jalan kaki pun, hanya memakan waktu sepuluh menit.

"Wah, apakah ini petinggi negara? Saya memberi salam kepada yang mulia kaisar, permaisuri dan pangeran."

Yvonne dan Neil refleks terhenti.

"Marquess Albrech, apa kabar?" tanya Neil, Yvonne hanya diam menyimak mereka.

"Atas perhatian anda, saya sangat baik yang mulia. Putri saya juga seumuran yang mulia pangeran, beliau sangat manis dan sepertinya akan cocok jika bermain bersama pangeran."

Neil yang sudah hafal dengan sifat licik bawahannya itu hanya terkekeh pelan. Memang, calon putri mahkota yang paling layak untuk saat ini adalah keluarga Marquess. Selain keluarga mereka yang lumayan berpangkat tinggi, para duke kekaisaran juga tidak ada yang mempunyai seorang putri.

"Kau bisa tanyakan sendiri pada anakku, apakah dia butuh hal semacam itu?" tanya Neil, Theo merasa terpanggil.

"Aku sudah nyaman bermain dengan Geran. Selain kuat, Geran juga sangar, aku tak suka orang yang lemah untuk menjadi temanku, sangat merepotkan." Jelas Theo membuat semua orang membelakkan mata kecuali Neil.

"Hahaha, apa kamu sudah mendengarnya? Aku juga belum berniat untuk mencarikan tunangan untuk anakku, jadi urus saja dulu putri manismu itu agar dia menjadi kuat." Sambung Neil membuat Marquess semakin menunduk.

"Baik yang mulia, terimakasih atas perhatian anda."

Yvonne yang merasa penindasan ini harus dihentikan mulai turun suara untuk menyelesaikan permasalahan.

"Marquess, semoga urusanmu di istana cepat selesai. Kami akan melanjutkan perjalanan kami." Ucap Yvonne.

"Ah, iya silahkan yang mulia. Maaf saya telah menahan waktu anda, selamat jalan."

Yvonne membalas itu dengan senyuman. Mereka pun berjalan bersama menuju hutan yang hanya dilihati oleh Marquess Albrech.

.

"Ibu, lihat air danaunya sangat jernih!" seru Theo menunjuk danau yang begitu luas.

Yvonne tersenyum senang lalu menghampiri anaknya.

"Theo, bagaimana kalau kita memakan camilan dulu." Ajak Yvonne, Theo mengangguk patuh.

Merekapun terduduk bersama dikarpet yang sudah Neil sediakan untuk berteduh. Mereka memakan camilan yang disediakan pelayan dengan tenang.

Neil tiba - tiba teringat sesuatu. Ia melirik pada Yvonne dengan ragu untuk menjelaskan tentang kemampuan Theo. Sangat tidak adil bukan jika Yvonne tidak tahu tentang anaknya?

"Yvonne, aku ingin memberitahumu sesuatu tentang Theo." Ucap Neil membuat Theo dan Yvonne melirik bersama.

"Tentang Theo? Ada apa Neil?"

Neil melirik pada anaknya. Theo terlihat sedikit tegang tentang apa yang akan ayahnya sampaikan, namun Neil justru membelai sang anak.

"Theo.. mempunyai bakat sihir." Jelas Neil membuat Yvonne kini terbungkam.

Ini pasti akan mengejutkan Yvonne. Pasalnya, penyihir diseluruh dunia ini sangat langka, bahkan dalam beberapa ratus tahun sudah hilang semenjak kepergian kaisar pertama kerajaan.

Bahkan kaisar terdahulu sudah melarang para penyihir untuk menunjukkan diri, karena kontrak sihir yang digunakan kaisar terdahulu membuat permaisuri mati dalam sekejap.

"Apakah Theo akan dalam bahaya?" tanya Yvonne, Neil menggeleng.

"Mana mungkin aku membiarkan Theor berada dalam bahaya. Mungkin untuk saat ini kita harus mengizinkan penyihir lagi untuk beroprasi. Kita juga membutuhkan guru untuk mengendalikan sihir Theo." Jelas Neil, Yvonne menunduk.

"Mana mungkin ada penyihir yang mau menunjukkan dirinya kembali setelah kaisar terdahulu melakukan pembantaian besar - besaran?"

Neil menjadi sedih melihat Yvonne yang seperti hilang harapan. Baru dirinya ingin memberikan pelukan, Theo lebih dulu melakukan itu.

"Ibu.. ibu tidak perlu khawatir! Theo akan baik - baik saja selama Theo dengan ibu!" Ucap Theo lembut membuat Yvonne menitikkan air matanya.

Yvonne membalas pelukan Theo sambil membelainya.

"Ya ampun, anak ibu sudah bisa menenangkan orang dewasa ya? Bagaimana bisa kamu tumbuh secepat ini?"

Theo memunculkan wajahnya lalu tersenyum senang. Yvonne melihat itu ikut tersenyum lalu mencium anaknya gemas.

Neil sangat terharu melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Ia tidak pernah merasakan kehangatan keluarga, yang dia ingat hanya ketegasan mendiang ayahnya dalam membesarkannya menjadi kaisar.

Neil tidak ingin melakukan hal yang sama pada anaknya, ia ingin memanjakan Theo seperti Yvonne lakukan. Neil pun ikut memeluk Theo dan Yvonne dengan lembut.

"Kalian.. tetap disisiku ya."

Yvonne melirik sekilas, terlihat senyuman hangat dari wajah Neil itu membuat Yvonne ikut tersenyum dan mensyukuri kedamaian keluarga kecilnya.

Sebelum akhirnya keretakan terjadi ketika Theo meminta permintaan yang sangat sulit untuk segera dikabulkan.

"Aku ingin adik perempuan!"

Yvonne dan Neil mengerutkan alisnya. Sebenarnya dari mana asalnya Theo tiba - tiba menginginkan hal seperti itu?

"Theo, saudara dalam kekaisaran itu sangat rumit, kau bi-"

"Aku tidak peduli ayah, aku ingin adik perempuan sekarang juga!" sentak Theo membuat Yvonne dan Neil membelakkan mata.

Gowen melihat itu sedikit curiga karena pangeran datang bersama anaknya. Gowen menatap anaknya lekat namun Geran hanya memalingkan wajah tak bersalah.

"Masa Geran bisa mempunyai adik perempuan sedangkan aku tidak? Katanya aku pangeran di negara ini yang bisa mendapatkan apapun yang aku mau, kenapa aku tidak bisa mendapatkan adik perempuan!" teriak Theo menggeparkan seluruh ruangan.

Neil hanya memijat pelipisnya merasa bahwa ternyata sulit untuk menghadapi anak - anak dalam masa pertumbuhan.

"Baiklah, Theo. Tapi apakah kamu bisa menunggu? Jika kamu ingin memiliki adik yang mirip denganmu, kamu harus bersabar setidaknya satu tahun, bagaimana?" tanya Yvonne, Theo yang asalnya terdiam itu kemudian mengangguk.

"Janji ya, tahun depan aku memiliki adik perempuan?" tanya Theo.

"Iya, janji." Jawab Yvonne melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Theo.

Theo mengembangkan senyum lalu mengecup pipi ibunya.

"Terimakasih ibu!"

Setelah mendapat persetujuan dari ibu dan ayahnya, Theo langsung berlari mengajak Geran keluar ruangan dengan hati yang sangat gembira.

Sedangkan Neil? Jangan ditanya ia sedang apa! Tentu saja sedang senyum kebahagiaan karena dengan kesempatan ini dia menang banyak.

"Yang mulia, datang lah ke kamar saya setiap hari senin dan kamis malam."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!