Bertemu Kaisar

"Nona.. hamil."

Semua orang yang ada diruangan itu terdiam membisu. Termasuk Yvonne yang merasa nyawanya ini sudah pasti akan melayang beberapa saat lagi.

"Dokter, jangan mengatakan omong kosong jika kamu masih menyayangkan nyawamu!" ancam Reagan sambil menodongkan pedang.

"Reagan, tenanglah!" tahan Hanna menarik lengan Reagan.

"Ampun, Tuan, saya tidak mungkin berbohong untuk putri semata wayang anda! Ini semua sangat mirip dengan gejala kehamila minggu pertama!" jelas dokter membuat Reagan menatap lekat Yvonne.

"Yvonne."

Gadis yang dipanggil itu meremas selimut yang tak bersalah. Ia masih menundukkan kepalanya walau sang ayah sudah memanggilnya.

"Cepat jawab, siapa ayah dari anak itu!" sentak Reagan, Yvonne memejamkan matanya takut.

"Kau tidak mau menjawab juga?!"

"Tuan, yang mulia sudah tiba di gerbang utama."

Seorang pelayan masuk ke kamar Yvonne sambil menunduk sopan karena telah memotong pembicaraan mereka.

Reagan melirik ke pelayan itu sebentar lalu melirik lagi kearah putrinya.

"Jangan biarkan Yvonne pergi kemanapun. Berikan penjagaan yang ketat dan berikan dokter pribadi disisinya!" tegas Reagan lalu pergi berlalu.

Reagan menutup pintu keras membuat semua yang ada didalam kamar tersentak.

Hanna yang khawatir langsung mendekati putrinya dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

"Yvonne, putriku, cintaku. Apa ada yang kamu rasa sakit?"

Yvonne merasa sesak mendengar itu. Bagaimana bisa seorang ibu yang melihat anaknya tengah hamil diluar nikah masih bersikap lembut seperti ini?

"Ibu.. maafkan aku. Aku melakukan kesalahan!" seru Yvonne menangis membuat Hanna semakin khawatir.

"Yvonne! Apa maksudmu meminta maaf, kamu tidak bersalah sama sekali. Ibu tahu bahwa kamu adalah korban, sekarang istirahat lah, jangan biarkan pikiranmu mengganggu janin yang ada diperutmu." Ujar Hanna mengelus rambut sang putri.

Yvonne masih menangis sambil melirik kearah ibunya. Hanna yang ikut bersedih mengelap air mata itu sambil berusaha menenangkan.

"Ibu akan menemanimu sampai kamu terlelap."

.

"Rumahmu sepi ya." Sindir Neil, kaisar dari kerajaan Khoontz begitu sampai dikediaman Jadeveuzs.

"Mohon maaf yang mulia, putri saya sedang tidak sehat dan istri saya sedang menemaninya." Jawab Reagan dengan sopan, Neil terdiam sambil memikirkan sesuatu.

"Begitu ya, padahal aku ingin melihat putri yang sangat kamu manjakan itu." Ucap Neil, Reagan hanya diam tak menjawab.

Neil masih memperhatikan Reagan, ia merasa sepertinya Reagan sedang menyembunyikan suatu hal yang besar?

"Apa aku boleh menjenguk putrimu?" tanya Neil membuat Reagan tersentak kaget.

"Mohon maaf yang mulia, tapi dia pasti tidak bisa bersiap - siap karena tubuhnya yang lemah." Tolak Reagan tegas, Neil menunjukkan smirknya.

"Tidak apa, aku hanya ingin menengok sebentar." Ucap Neil yang sudah tidak bisa di tolak lagi oleh Reagan.

"Baik, kalau begitu mari saya antar."

Reagan dan Neil berjalan bersama menuju kamar Yvonne yang diikuti oleh beberapa ajudan Neil. Mereka setia mengikuit Neil berjalan hingga akhirnya sampai didepan pintu kamar Yvonne.

"Saya hanya mengizinkan yang mulia masuk." Tegas Reagan yang bermaksud agar para ajudan Neil tidak ikut masuk.

Para ajudan hendak menolak namun Neil menahannya.

"Tidak apa."

Neil pun masuk bersama Reagan dan melihat kearaah Yvonne yang tengah bersandar pada bantalan kasur.

"Selamat datang matahari kekaisaran, yang mulia Neilsedz Khoontz." Sambut Hanna dan Yvonne bersamaan sambil menunduk.

Neil mengangguk lalu menyuruh mereka mengangkat kepalanya. Begitu tatapan Neil dan Yvonne bertemu, Yvonne merasakan getaran hebat diperutnya membuat dirinya ingin mengeluarkan kembali isi perutnya.

"Aku dengar kau sakit, padahal kau anak yang dimanja disini, kenapa bisa sakit?" tanya Neil mendekati Yvonne membuat gadis itu semakin merasa mual.

"Yvonne hanya merasa lelah karena menikmati festival kemarin hingga larut malam, jadinya ia terserang flu." Jawab Hanna mewakili Yvonne.

"Begitu.."

Neil berdiri ditepi kasur Yvonne dan menatapnya lekat. Yvonne yang tak kuasa menahan mual itu memilih untuk menunduk karena merasa mualnya itu ketika melihat wajah Neil.

"Kenapa kamu tidak mengangkat wajahmu?" tanya Neil.

Yvonne memejamkan matanya tak tahan, lalu berusaha mendonggakkan kepalanya untuk melihat kaisar.

Baru saja sedetik ia melihat wajah Neil, Yvonne langsung mengeluarkan isi perutnya dihadapan Neil membuat pria itu sedikit terkena cipratan dari muntahan Yvonne.

"Ya ampun, yang mulia!"

Bruak!

Pintu langsung terbuka begitu mendengar teriakan dari dalam yang membuat para ajudan khawatir.

"Yang mulia, apa anda tidak apa - apa?" tanya Gowen khawatir.

Neil diam tak bergeming. Hanna langsung membantu membersihkan tubuh Neil dan Juyi membantu Yvonne.

"Apakah terserang flu bisa sampai muntah ketika melihatku?" sindir Neil membuat para anggota Jadeveuzs mematung.

"Ah, sudahlah. Aku tunda pertemuan kita hingga putrimu membaik." Ucap Neil pergi begitu saja.

Reagan yang merasa bertanggung jawab atas tamunya langsung berlari kecil mengikuti Neil untuk mewakili putrinya meminta maaf.

"Saya mohon maaf yang mulia, karena saya tidak bisa menjaga putri saya dengan baik jadinya ia.."

"Tidak menjaga ya.. benar juga, kamu tidak becus menjaganya. Tapi jagalah dia kali ini sampai ia sembuh, aku yakin kamu bisa melakukannya sekarang." Titah Neil yang malah membuat Reagan kebingungan.

Neil pergi bersama para ajudannya kembali menuju kekaisaran. Setelah dipastikan bahwa rombongan mereka pergi, Reagan bergegas kembali masuk menuju kamar anaknya dan melihat keadaan disana.

"Reagan.."

"Yvonne, sebaiknya kamu bersembunyi disuatu tempat." Titah Reagan membuat Yvonne menundukkan kepalanya bersedih.

"Tidak, aku tidak bermaksud membuangmu, Yvonne, kamu bisa tinggal di villa perdesaan bersama nenekmu." Jelas Reagan.

"Tapi kenapa? Bukankan bersama kita jauh lebih aman untuk kondisi Yvonne saat ini?" tanya Hanna khawatir. Reagan bergeleng cepat.

"Tidak. Yvonne adalah kandidat ratu paling tinggi untuk saat ini, bisa bahaya jika yang mulia mengetahui kalau Yvonne mengandung anak pria lain. Lebih baik kita mengirimnya pergi agar yang mulia tidak mengangkat Yvonne menjadi calon kandidat permaisuri." Jelas Reagan panjang membuat Hanna dan Yvonne merasa semakin khawatir.

"Yvonne, apa kamu bersedia?" tanya Hanna, Yvonne mengangguk sambil tersenyum karena berpikir bahwa keputusan sang ayah adalah jalan yang paling tepat.

"Hanna, pergilah bersama Yvonne, aku akan beralasan bahwa kalian sedang menjaga ibu yang sedang sakit. Berdiamlah disana sampai anak Yvonne besar!" titah Reagan, Hanna mengangguk paham.

Yvonne menundukkan kepalanya.

"Tapi sampai kapan anak ini akan disembunyikan?" tanya Yvonne membuat Reagan dan Hanna sedih.

"Yvonne, kita bisa menyelesaikan itu nanti. Yang penting sekarang kesahatanmu untuk melahirkan anakmu." Ucap Hanna lembut sambil memeluk Yvonne.

Yvonne mengangguk sambil membalas pelukan Hanna. Reagan yang tak tega pun ikut memeluk anak semata wayangnya yang terkena musibah besar sepanjang hidupnya.

"Bertahanlah anakku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!