Jiwa Theo Sebenarnya

Yvonne kini berkutat dengan dokumennya. Itu membuat para dayangnya merasa khawatir dan memberikan teh untuk menenangkan pikiran Yvonne.

"Ah, terimakasih banyak."

Yvonne meminum teh itu lalu tersadar akan sesuatu.

"Teh buatan siapa ini?" tanya Yvonne membuat pelayan menegang.

"Ah, i--itu.. saya yang membuatnya yang mulia." Jawab salah satu pelayan.

Yvonne dapat menilai bahwa pelayan itu bukanlah pelayan yang kemarin melayaninya. Dan setelah diingat beberapa saat, pelayan yang melayaninya tidak selalu sama setiap harinya membuat Yvonne tersadar akan sesuatu.

"Aku belum menentukan dayangku ya."

Para pelayan melirik permaisuri tak percaya. Akhirnya, nyonya mereka menyadari hal itu.

Para pelayan sangat kesulitan dengan pekerjaan mereka yang tidak ditetapkan oleh nyonya mereka. Bahkan mereka saja belum memiliki bulter dan kepala pelayan di istana permaisuri.

Karena istana ini sudah lama tidak beroprasi, jadi pelayan tidak begitu memperhatikan bulter atau kepala pelayan yang harus ada di istana ini.

Tetapi karena istana ini hidup sekarang, mereka jadi kewalahan sekaligus kebingungan karena tidak ada atasan yang memerintah mereka lebih spesifik.

"Aku minta maaf tidak memperhatikan kalian. Suruhlah pengawal untuk mencari wanita dengan ciri rambut coklat dan mata hijau didaerah pesisir pantai. Disana ada seseorang bernama Juyi yang akan aku akan sebagai kepala pelayan istanaku." Titah Yvonne.

Para pelayan langsung membungkuk dan segela melaksaksanakan perintah nyonyanya.

"Aku bahkan hampir lupa pada Juyi. Siapa lagi yang harus aku rekrut ya?" gumam Yvonne sambil mengingat beberapa hal.

Tok tok tok

"Masuk."

Tera masuk kedalam ruangan Yvonne sambil membungkuk.

"Yang mulia permaisuri, saya datang untuk melapor yang mulia pangeran." Jelas Tera, Yvonne menghentikan aktivitasnya lalu bangkit dari duduknya.

"Ada apa dengan Theo?" tanya Yvonne khawatir.

"Em.. itu. Sebaiknya anda memulai untuk memberi yang mulia pangeran seorang guru. Selain itu, anda juga harus memberinya pengasuh karena yang mulia pangeran masih cukup kecil." Jelas Tera.

Yvonne menghela nafas panjang membuat Tera sedikit khawatir.

"Tera, kamu tahu kan aku sangat sibuk. Apa kamu bisa menangani itu?" tawar Yvonne, Tera membungkukkan dirinya.

"Mohon maaf menganggu anda yang mulia, tentu saya bisa membantu. Apa tidak masalah untuk menetapkan kepala akademi Terotirica sebagai guru pribadi yang mulia dan Synta sebagai ibu asuh yang mulia pangeran?" tanya Tera.

Yvonne terdiam memikirkan hal itu. Ia tidak menyangka bahwa Tera sudah menyiapkan segalanya untuk masa depan sang putra.

"Lakukan lah, terimakasih banyak Tera, kamu sangat membantuku. Aku akan merekomendasikan untuk menaikkan gajimu pada Neil." Balas Yvonne melanjutkan aktivitasnya.

"Terimakasih atas kemuliaan anda, yang mulia permaisuri. Kalau begitu saya izin pamit."

.

"Yang mulia pangeran!" seru Geran berlari kecil menghampiri Theo yang sedang berbaring diatas pohon.

Theo tidak mengubisnya dan hanya melirik sedikit.

"Yang mulia, jika anda tiduran diatas pohon, permaisuri akan menganggap bahwa anda adalah anak berumur belasan tahun!" tegur Geran membuat Theo mau tak mau turun dari pohon.

Theo melihat wajah Geran yang bersemangat. Walau setiap hari Geran selalu bersemangat, tetapi kali ini Theo merasa ada yang membuat Geran lebih bersemangat.

"Ada apa?" tanya Theo, Geran tersenyum senang.

"Anda tahu, ibuku akan menjadi ibu asuh yang mulia!"  seru Geran, Theo mengerutkan alisnya.

"Apa permaisuri yang menentukan itu?"

Geran menangguk dengan semangat. Theo menghela nafasnya. Padahal dirinya sudah tenang karena tidak ada yang terus mengikutinya kesana kemari, sekarang dirinya malah harus terus diawasi oleh ibu asuh?

Theo sudah cukup lelah untuk berekting menjadi anak imut didepan orang dewasa. Itu sangat menguras tenanganya yang kecil karena umurnya yang juga masih kecil.

"Anda tidak perlu khawatir! Anda bisa bersikap seperti ini didepan ibu saya karena dia adalah penjaga rahasia yang hebat!" seru Geran.

"Bagaimana aku bisa percaya itu?" tanya Theo, Geran terkekeh pelan.

"Karena aku sudah memberitahu sikap pangeran pada ibuku!"

Theo membelakkan matanya lalu memukul kepala Geran.

"Aduh, yang mulia! Bisa - bisanya anda melakukan itu pada saya!" seru Geran.

"Hentikan omong kosongmu dan jangan ikuti aku!" seru Theo berjalan kearah belakang istananya.

Geran tidak mengikuti perintah Theo sama sekali. Geran mengikuti Theo kearah lubang yang bisa menembus ke arah luar istana.

"Ah, apakah yang mulia kabur lewat lubang ini?" tanya Geran, Theo membelakkan matanya.

"Aku sudah bilang jangan ikuti aku!" teriak Theo, Geran hanya tersenyum tenang.

Theo menghela nafas lalu mulai menggali tanah di lubang itu untuk memperbesar lubangnya.

Geran yang melihat itu ikut menggali lubang dengan kayu yang ia temui tak jauh dari sana.

"Yang mulia, apa anda tidak mau bercerita apapun pada saya?" tanya Geran, Theo memberikan tatapan bengis.

"Kamu saja selalu bercerita pada ibumu, bagaimana aku mau menceritakkannya padamu?" sindir Theo membuat Geran merasa bersalah.

"Huh, baiklah... aku tidak akan menceritakannya pada siapapun." Ucap Geran.

Theo langsung mengulurkan tangannya dan sinar tiba - tiba muncul dari tangannya.

"Berjanjilah, kalau kamu melanggar maka tubuhmu akan meledak!" seru Theo, Geran membelakkan matanya kaget.

Geran menempatkan tangannya diatas tangan Theo.

"Karena pangeran punya banyak rahasia, aku jadi ingin melakukan perjanjian sihir ini." Ucap Geran.

Merekapun melakukan kontrak janji untuk saling melindungi rahasia antara satu sama lain.

"Nah, sekarang ceritakanlah soal diri yang mulia sebenarnya." Pinta Geran, Theo terdiam untuk beberapa saat.

Theo mengingat beberapa hal sebelum kekuatannya bangkit.

"Sebelum aku resmi menjadi pangeran, aku memang seperti anak kecil pada umumnya." Jelas Theo, Geran diam menyimak dengan baik.

Pada saat peresmian pangeran, saat darah Theo yang bercampur dengan air suci dan tubuh Theo yang diberi kekuatan suci. Kekuatan Theo bangkit membuat Theo merasakan jiwa yang lebih dewasa dari sebelumnya.

Ia seperti terlahir kembali dan mengingat beberapa kenangan tentang masa lalunya.

Sampai saat itu, Theo menyadari bahwa dia adalah reingkarnasi dari kaisar terdahulu yang dimana kaisar pertama adalah seorang penyihir sekaligus sword master yang selama beratus tahun tidak menurunkan bakat sihir pada keturunannya.

"Hebat! Bukankah itu berarti yang mulia kaisar adalah cicit anda? Hahaha!" seru Geran membuat Theo memasang wajah bengis.

"Ah, maaf."

Theo memikirkan berbagai hal kembali.

"Aku juga sempat kebingungan saat aku menyadari itu, tetapi yang jelas aku sudah tidak mengenal dunia sekarang karena ini sangat jauh berbeda dengan beratus tahun yang lalu. Maka dari itu aku akan berperan layaknya anak jaman sekarang!" seru Theo.

Geran sedikit tertawa mendengar tekad kuat dari anak berusia lima tahun.

"Baiklah. Setidaknya untuk saat ini, anda menikmati masa kecil dulu sebelum menjadi kaisar terhormat lagi bukan?" tanya Geran.

Theo terdiam lalu menghela nafasnya.

"Benar, aku masih anak kecil."

Terpopuler

Comments

Dev

Dev

ortunya Yvone dmna Thor??kok gk ada kabarnya..

2024-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!