Hewan Warisan Kaisar

"Nama paman sangat bagus!" seru Theo, Neil terkekeh pelan.

Theo memperhatikan penampilan Neil dari atas hingga bawah membuat Neil tersadar bahwa dirinya sedang diperhatikan.

"Ada apa?" tanya Neil.

"Ah, apa paman seorang bangsawan yang sedang dikejar?" tanya Theo berhasil membuat Neil membelakkan mata.

Ya, Neil sedang dalam perjalanan menuju peninjauan desa. Namun ditengah perjalanan, ia mendapat serangan hebat yang membuat pasukannya kalah telak dan dia hanya bisa kabur menghindari bandit dengan selamat.

Dan entah mengapa, seperjalanan kaburnya, Neil seperti mengenali lokasi itu dan sampailah pada tempat Theo berada.

"Bagaimana kau tau?"

Theo tersadar, ibunya pernah memberitahu mengenai mimpi yang Theo alami seperti masa depan itu tidak boleh ada yang tahu.

"Itu, hanya karena baju paman kusut." Jawab Theo sambil menundukkan kepalanya.

Neil terdiam. Dia memperhatikan Theo untuk beberapa saat dan menyadari kalau rambut Theo seperti rambut seseorang yang ingin dia cari.

"Ah, lupakan itu. Kamu tinggal disini bersama siapa?" tanya Neil ramah, Theo terdiam.

Theo melirik kearah Neil dengan tatapan curiga. "Untuk apa paman tau?"

Neil yang mendapat respon itu hanya menyengir tak enak lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ah, tidak, aku hanya penasaran."

Theo tak merespon lagi. Neil masih penasaran dengan asal usul anak yang sedang bersamanya ini. Sudah jelas hewan yang menjaga Theo itu semacam hewan keturunan yang digenerasikan oleh keluarga kekaisaran. Namun yang anehnya, mata Theo berwarna ungu, bukan merah yang seharusnya dimiliki oleh tuan dari harimau tersebut.

"Kalau begitu, apa aku boleh bertanya ayahmu?" tanya Neil.

Theo membelakkan matanya, ia terdiam menatap lurus membuat Neil sedikit khawatir.

"Ah, apa terjadi sesuatu?"

Theo tanpa sadar menjatuhkan air matanya.

"Huwaaa!"

"Hah, nak! Tenanglah! Kenapa kamu menangis?" tanya Neil panik, Theo semakin menangis sejadi - jadinya.

Neil yang bingung karena tidak pernah menghadapi anak kecil itu memilih memeluk Theo untuk memberi ketenangan. Theo yang mendapatkan itu perlahan menenang dan membalas pelukan Neil.

"Apa kamu sudah tenang?" tanya Neil, Theo mengangguk sambil menundukkan kepalanya.

Theo melihat ada sinar cahaya merah dari kancing baju Neil. Sedetik kemudian ia tersadar bahwa sinar itu bukan terpancar dari kancingnya melainkan dari mata merahnya yang terpantul.

Theo langsung mendorong Neil sambil menutup matanya dan bangkit dari duduk. Tanpa melihat Neil terlebih dahulu, ia langsung berlari menuju rumahnya membuat Neil kebingungan.

"Hey, Nak!"

Theo tak mendengarkan teguran Neil sama sekali. Theo memilih terus berlari sambil panik karena ternyata obat matanya meluntur karena menangis.

Sesampainya di rumah, ia langsung masuk dan menutup pintu keras membuat Yvonne yang melihatnya terkejut.

"Theo? Ada apa?" tanya Yvonne khawatir.

Theo berlari pelan menuju ibunya dan memeluk sambil menatap Yvonne.

"Ibu, aku menangis dan ternyata herbanya luntur!" seru Theo, Yvonne memperhatikan sikap Theo yang tak biasa. Yvonne pun berjongkok dan mengelus rambut Theo.

"Apa kamu bertemu seseorang?"

Theo mengangguk membuat Yvonne mengerutkan alisnya. Siapa orang yang berani masuk ke pekarangan rumah neneknya? Orang disekitar sini sangat menghargai Dhoty sehinggga mereka tak pernah masuk ke halaman rumah Dhoty sembarangan.

"Siapa dia?" tanya Yvonne kembali.

"Em.. kalau tidak salah namanya.. Neilsedz."

Yvonne membelakkan matanya lebar - lebar.

"Theo! Apa kamu menunjukkan matamu padanya?!" sentak Yvonne, Theo yang terkejut itu bergetar menjadi ketakutan.

"Yvonne, ada apa?"

Dhoty keluar dari kamarnya begitu mendengar teriakan Yvonne. Theo melihat Dhoty lalu menangis kencang.

Dhoty yang khawatir langsung menarik Theo dan memeluknya lembut.

"Yvonne, pelankan suaramu pada anak kecil! Theo terkejut." Seru Dhoty.

Yvonne menghela nafasnya dan menutup mata untuk mengatur emosi yang tiba - tiba membalutnya.

"Theo, maafkan ibu. Kemarilah sayang."

Theo melirik ibunya dan yakin begitu Yvonne memberikan senyuman. Theo beralih memeluk ibunya dan menangis.

"Ibu minta maaf sudah membentakmu ya, ibu khawatir." Jelas Yvonne, Theo mengangguk.

"Nah, kamu pasti lapar. Pergilah ke dapur, ibu sudah menyiapkan makanan untukmu." Titah Yvonne yang langsung dituruti oleh Theo.

Setelah kepergian Theo, Dhoty penepuk pundak Yvonne pelan dan memberikan kode bertanya.

"Theo.. bertemu yang mulia."

"Apa?! Bagaimana bisa?" tanya Dhoty khawatir.

"Aku tidak tahu, nenek. Katanya yang mulia ada di taman depan." Jelas Yvonne.

Tok tok tok

Dhoty dan Yvonne refleks membelakkan mata. Ia tahu siapa yang mungkin datang ke rumahnya saat ini.

"Nenek.."

Yvonne memegang lengan Dhoty gemetaran, Dhoty yang khawatir langsung menenangkan Yvonne dan menyuruhnya bersembunyi bersama Theo dibelakang.

Dhoty memberanikan diri untuk membuka pintu. Ia membukanya perlahan dan memasang wajah normal agar tidak dicurigai.

"Apa disini ada laki - laki?"

Dhoty sedikit terkejut melihat orang itu. Orang yang berpenampilan seperti pembunuh bayaran dengan jumlah dua orang.

"Ah, ada cucuku.. dia masih berusia lima tahun." Jawab Dhoty, pria itu masih diam memperhatikan.

"Apa ada yang kalian cari?" tanya Dhoty dengan ekting khawatirnya.

Para pria itu saling melirik dan seperti memberi kode.

"Iya, kami mencari orang berambut hitam sepantaran kami, apa anda tidak melihatnya?" tanya pria itu sedikit mengejutkan Dhoty.

"Em.. tidak. Pekaranganku tidak dimasuki sembarang orang, mungkin saja dia kabur ke hutan belakang?"

Pria itu saling menatap dan memberi kode lagi.

"Kalau begitu kami akan pergi, selamat malam."

"Selamat malam."

Dhoty memperhatikan kepergian kedua pria tersebut. Setelah mereka keluar melewati pagar, barulah Dhoty mengangkat suaranya.

"Mereka sudah pergi, anda boleh menunjukkan diri anda."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!