Episode 9

Kalya tampak begitu sibuk membuat laporan mengenai hasil penjualan dan penggunaan dana promosi produk yang baru saja mereka luncurkan, saat tiba-tiba saja Mario datang dan menarik kursi dari salah satu meja ke arah Kalya.

"Kal, kamu lagi sibuk?" tanya Mario yang sudah duduk di seberang Kalya dengan tangan yang terlipat di atas meja perempuan itu.

"Iya,"

"Mau makan ke luar bareng aku, nggak?"

"Enggak,"

"Kenapa?"

"Karena aku lagi sibuk," jawab Kalya tanpa melihat ke arah Mario, hingga membuat pria itu menghelakan napas kasar.

"Bentar aja nggak bisa?"

"Enggak."

"Kenapa?"

"Karena aku lagi sibuk."

Mario pun kembali menarik napas panjang.

"Sibuk sampai nggak mau makan?" sindir Mario, hanya dibalas senyum tipis seperti acuh tak acuh oleh Kalya.

"Bukan nggak mau! Cuma belum sempat,"

"Itu sama aja!"

"Ya, semacam itulah,"

"Kal…"

"Apa sih, Mas?"

Kembali, sekali lagi, Mario menghelakan napas panjang. Sambil memutar bola matanya malas, Mario mulai berpikir. Oke, sepertinya hal ini sudah mulai terdengar membosankan. Mario tahu kalau Kalya itu memang sedang sibuk. Hanya saja, ini sudah bukan seperti Kalya yang biasa ia temui.

"Kalo gitu, aku nunggu kamu selesai kerja aja." Putus Mario lantas mendapati Kalya yang melirik ke arahnya.

"Kamu mau, kan?"

"Enggak."

"Loh, kenapa?"

"Karena habis ini aku ada kerjaan lain." Sahut Kalya lagi, tidak memperhatikan raut wajah Mario yang mulai terlihat kesal.

"Kal, kamu serius, deh! Kerjaan apa lagi, sih? Kok kerjaan mulu yang diurus sampai nggak mau makan gitu? Perasaan, divisi kita 'kan lagi nggak sibuk!" protes Mario yang kali ini tidak mendapat respons apapun dari Kalya.

"Kal, coba jujur sama Mas…, kamu nggak lagi menghindari Mas, kan? Soalnya ini bukan kali pertamanya kamu nolak Mas kayak gini! Biasanya kamu nggak gitu," tanya Mario, kini membuat Kalya menghentikan aktifitasnya.

Tangan perempuan itu yang sejak tadi menekan tombol mesin hitung dan mencoret-coret kertas di hadapannya, berhenti seiring dengan tatapannya yang tertuju pada Mario.

"Mas ini bicara apa, sih? Aku nggak paham. Siapa yang menghindar coba? Orang aku emang lagi sibuk, kok!" kilah Kalya terlihat sedikit gugup, ketika Mario menatapnya lebih intens lagi.

"Oh, ya? Sibuk apa lagi coba?" tanya pria itu menuntut, membuat Kalya sedikit gugup.

"Itu… habis ini aku mau ketemu sama manager dari super mart. Katanya, mereka mau menambah pasokan produk baru kita juga untuk cabangnya di daerah. Jadi--"

"Super mart?" sela Mario mengerutkan dahinya sejenak. "Bukannya itu bakal ditangani sama Indy dan Panji, ya? Terus kenapa malah kamu yang turun?"

"Ya, karena hari ini Panji nggak bisa." Jawab Kalya singkat menghelakan napas panjang melihat sorot mata bingung di wajah Mario.

"Mas lupa, ya, kalo hari ini tuh, Panji izin nggak masuk kerja karena ada acara selamatan di rumahnya?" selidik Kalya membuat Mario mengerjapkan matanya berulang kali.

Ah, benar… sepertinya dia lupa kalau hari ini salah satu anggotanya --Panji-- izin untuk tidak masuk bekerja karena ingin membuat syukuran untuk anaknya yang baru lahir.

"Ya, tapi kan, nggak mesti kamu juga yang gantiin dia, Kal! Masih banyak orang lain! Rino atau Arif gitu?"

"Rino lagi sibuk nyusun laporan bulan lalu yang ada masalah. Jadi, dia nggak bisa diganggu."

"Terus, Arif?"

Mario melihat Kalya yang tadi sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya, mulai menarik napas panjang. Setelah itu, tampak perempuan tersebut seperti menimang sesuatu dan kembali menatap Mario.

"Kal, Mas mau ngomong sesuatu sama kamu!" kata Mario tegas menatap Kalya lekat, bahkan ketika wanita itu terlihat sedang sibuk mencari alasan.

"Tapi, Mas, aku…"

"Mas nggak peduli kalo harus nunggu kamu sampai malam. Mas nggak papa," sela Mario terus menatap bola mata Kalya seolah tidak akan goyang dengan apapun yang Kalya katakan.

"Kalo gitu, ngomong aja sekarang. Bukannya dari tadi Mas udah ngomong?" kata Kalya melirik resah pada Mario yang tersenyum sinis.

"Kamu yakin nyuruh Mas ngomong di sini? Mas rasa, kamu kayaknya tahu deh, apa yang mau Mas omongin sama kamu." Tantang Mario menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum miring ke arahnya.

Tanpa sadar, hal itu membuat Kalya langsung melihat ke arah sekeliling mereka. Suasana kantor yang terlihat masih ramai menjelang makan siang itu sepertinya bukan tempat yang tepat untuk berbicara serius dengan Mario. Terlebih, satu pasang mata yang ternyata sejak tadi terus memandang tajam ke arahnya, membuat Kalya berpikir ulang untuk meminta Mario berbicara di tempat itu.

"Yaudah, kalo gitu, kita bicara dimana?"

***

"Mas suka sama kamu."

Tubuh Kalya seketika menegang di tempatnya, seiring dengan kalimat itu keluar dari mulut Mario tanpa hambatan. Tangannya yang tadi hendak memasang seatbelt pada tubuhnya, berhenti dan membeku mendengar kalimat bak petir di siang bolong tersebut.

Pelan, Kalya menoleh pada Mario yang justru menatapnya datar dari sisi kemudi. Mereka masih berada di parkiran kantor. Tapi, Mario sudah membuat Kalya kaget dengan pernyataannya yang saat ini tidak ingin Kalya dengar.

"Mas…!"

Mario mengusap wajahnya gusar dan kembali menatap Kalya.

"Mas pikir hubungan kita bakal baik-baik aja. Mas pikir, tanpa Mas bilang, kamu udah tahu perasaan Mas terhadap kamu, seperti Mas tahu perasaan kamu terhadap Mas. Tapi, kayaknya Mas salah. Mas sadar harus bilangnya sama kamu secara langsung."

Kalya menelan ludahnya susah payah, ketika Mario meraih kedua bahunya.

"Mas sayang sama kamu, Kalya. Mas mencintai kamu. Mas nggak tahu, selama ini kamu paham perasaan Mas atau enggak. Tapi, Mas takut kehilangan kamu, kalau Mas nggak ngomong sama kamu sekarang."

Mario menarik napasnya lagi dan membuangnya perlahan.

"Mas akan segera melamar kamu."

"Apa?!"

Kalya yang kaget, sontak menghempaskan tangan Mario dari bahunya.

"Mas ini ngomong apa?! Nggak usah mengada-ngada deh, Mas!" seru Kalya panik, melihat Mario yang justru bingung dengan reaksi yang Kalya berikan.

"Mas nggak mengada-ngada! Mas serius sama kamu, Kalya! Mas mencintai kamu!"

"Tapi aku nggak mencintai Mas Mario!" sahut Kalya nyaris berteriak, yang seketika itu pula membuat suasana di antara mereka terasa begitu aneh.

"Kamu…"

Mario terpaku mendengar ucapan Kalya. Dan Kalya pun terkejut dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Demi Tuhan, dia telah membohongi perasaannya karena rasa takut yang mendadak hadir di dalam hatinya.

"A-aku…"

Kalya menundukkan wajahnya dalam. Matanya terpejam melihat kekecewaan yang Mario tunjukkan kepadanya.

"Mas cuma omong kosong. Mas nggak ngerti perasaan aku selama ini. Aku…"

Kalya menggigit bibir bawahnya saat matanya hendak menangis.

"Aku nggak mencintai Mas Mario. Jadi, tolong jangan salah paham. Sikapku terhadap Mas selama ini nggak berbeda sama sikap aku menghadapi teman kantor kita yang lainnya. Jadi, cukup omong kosongnya. Aku nggak mau dengar." Lirih Kalya tanpa menengadahkan wajahnya melihat Mario.

"Tapi, Kalya, Mas nggak bicara omong kosong! Yang omong kosong itu kamu! Kamu yang bohong bilang kalo kamu nggak mencintai Mas!" tuding Mario pada Kalya yang kali ini membuat Kalya mengangkat wajahnya.

"Mas tahu apa?! Aku--"

"Mas tahu dari tatapan kamu sama Mas!" tandas Mario langsung membungkam mulut Kalya.

"Biar pun sikap kamu terhadap yang lain sama seperti sikap kamu terhadap Mas, tapi Mas tahu arti tatapan kamu terhadap Mas itu berbeda, Kalya! Mas tahu, karena Mas nggak buta!" kejar Mario lagi, sontak membuat dada Kalya berdegup kencang seolah akan meledak.

Ingin rasanya Kalya menangis melihat dan mendengar ketulusan Mario kepadanya.

"Mas nggak buta. Tapi, Mas bodoh," gumam Kalya menatap dalam mata Mario yang terlihat begitu menyala.

"Apa kamu bilang?"

"Aku bilang, Mas nggak buta, tapi Mas bodoh!" teriak Kalya di depan wajah Mario. "Puas?!"

Setelah itu, tanpa menunggu Mario lepas dari keterkejutannya, Kalya langsung keluar dari mobil Mario dan berlalu dari tempat itu, meninggalkan si empunya kendaraan membatu di tempatnya.

Langkah kaki Kalya yang lebar berjalan tergesa menuju sudut kantor yang tidak terjangkau oleh pandangan dan bersembunyi di sana.

Setitik air mata Kalya jatuh dengan kepala yang ia sandarkan di dinding bangunan tersebut. Tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya agar isak tangisnya tidak keluar dan memancing perhatian orang yang melintas di sana.

Kalya sakit hati. Pada dirinya sendiri, tentunya. Dia mencintai Mario, tapi tidak bisa mengutarakan perasaannya. Andai saja Mario mengatakannya lebih cepat sebelum kenyataan pahit yang menyerang Kalya, mungkin saat ini hati Kalya tidak akan terasa remuk seperti ini.

"Kalya bodoh. Kalya tahu itu, Mas Rio. Tapi, Mas Rio terlalu baik untuk dapat perempuan seperti Kalya…" isak Kalya begitu pelan meremas dada kemeja yang ia kenakan.

"Kalya juga sayang Mas Rio. Dari dulu juga, rasa sayang Kalya nggak berubah. Tapi…"

Tubuh Kalya sedikit tersentak ketika sebuah tangan mendarat lembut di atas bahunya.

"Mas Rio," gumam Kalya yang mengira kalau tangan besar dan hangat itu adalah milik Mario yang saat ini tengah ia tangisi.

Dan kini, air mata Kalya kembali mengalir jauh lebih deras dari sebelumnya. Rasa sesal, takut serta malu atas keadaan dirinya membuat Kalya tidak berani untuk menoleh dan melihat orang tersebut.

"Mas Rio, maaf…" ucap Kalya lirih, merasakan tangan tersebut mencengkram bahunya.

Meski tidak begitu kuat, Kalya merasakan kemarahan dari remasan tangan di pundaknya. Dan itu, membuat air mata Kalya semakin deras dengan kalimat yang keluar dari mulutnya.

"Mas Rio… maafkan aku. Aku nggak bermaksud menyakiti hati Mas Mario. Aku cuma nggak mau suatu saat nanti Mas Mario kecewa kalau tahu aku nggak seperti yang Mas harapkan."

Kepala Kalya menunduk dalam dan menangis menumpahkan rasa pilu yang memenuhi hatinya.

"Aku juga mencintai Mas Mario."

"Apa?!"

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

nah lohh...keceplosan kan kal?????.....gavin ituuuuu...gavin....gavin itu magang kerja apa magang nguntit kalya kemana mana yyyy....tauuuu ajah...kalya tuch lagi ngumpet vinnnnnn

2021-11-07

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

gavin tuh tannnnnnn....

2021-08-24

0

Maulina Kasih

Maulina Kasih

bodoh emang si kalya cinta ya bilang cinta tinggal bilang aja klo dia udah gak suci toh klo emang tulus pasti terima apa nya si mario...klo gak trima ya udah baru nangis artinya dia gak tulus...tp emang takdir cinta kalya kan ditangan author...pasti nanti sm gavin🤭🤭

2021-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Everythings has the reason
11 Episode 9
12 Episode 10
13 Episode 11
14 Episode 12
15 Episode 13
16 Episode 14
17 Episode 15
18 Episode 16
19 Episode 17
20 Episode 18
21 Episode 19
22 Episode 20
23 Episode 21
24 Episode 22
25 Episode 23
26 Episode 24
27 Episode 25
28 Episode 26
29 Episode 27
30 Episode 28
31 Episode 29
32 Episode 30
33 Episode 31
34 Episode 32
35 Episode 33
36 Episode 34
37 Episode 35
38 Episode 36
39 Episode 37
40 Episode 38
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Epilog
69 Extra Part - 01 Gavin dan Kalya
70 Extra Part 02 - Satu Bulan Kemudian
71 Extra Part 03 - Dua Pasangan Yang Sangat Berbeda
72 Extra Part 04 - Satu Hari Yang Aneh di Rumah Gavin
73 Extra Part 05 - Dua Hati
74 Extra Part 06 - Dia Thalita
75 SORY 'N BIG THANKS
76 VISUAL
77 Mr. Evan's Brides
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Everythings has the reason
11
Episode 9
12
Episode 10
13
Episode 11
14
Episode 12
15
Episode 13
16
Episode 14
17
Episode 15
18
Episode 16
19
Episode 17
20
Episode 18
21
Episode 19
22
Episode 20
23
Episode 21
24
Episode 22
25
Episode 23
26
Episode 24
27
Episode 25
28
Episode 26
29
Episode 27
30
Episode 28
31
Episode 29
32
Episode 30
33
Episode 31
34
Episode 32
35
Episode 33
36
Episode 34
37
Episode 35
38
Episode 36
39
Episode 37
40
Episode 38
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Epilog
69
Extra Part - 01 Gavin dan Kalya
70
Extra Part 02 - Satu Bulan Kemudian
71
Extra Part 03 - Dua Pasangan Yang Sangat Berbeda
72
Extra Part 04 - Satu Hari Yang Aneh di Rumah Gavin
73
Extra Part 05 - Dua Hati
74
Extra Part 06 - Dia Thalita
75
SORY 'N BIG THANKS
76
VISUAL
77
Mr. Evan's Brides

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!