Disebuah kamar hotel yang mewah, terlihat sepasang manusia yang masih Betah bergelung di bawah selimut. Semalaman mereka terus mengulangi pergumulan panas hingga berkali-kali. Sampai akhirnya mereka baru tertidur saat hampir fajar tiba. Tampak keduanya saling memeluk, Hingga tak lama tampak wanita itu mulai membuka kedua matanya. Wanita yang tak lain adalah Alesha menyipit kan matanya saat menyadari dirinya sedang berada ditempat yang asing.
Kening Alesha mengkerut. Alesha menolehkan wajahnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat seorang pria tampan yang tertidur pulas disampingnya. Lebih terkejut lagi saat merasakan kulit mereka saling bersentuhan satu sama lain tanpa penghalang kain. Alesha membekap mulutnya, matanya melotot saat kepingan ingatan mulai muncul satu persatu.
"Ya Tuhan, apa yang sudah kamu lakukan Alesha?" gumam Alesha dalam hati merutuki dirinya sendiri. Alesha lantas langsung beranjak dengan hati hati agar pria disampingnya tidak terbangun. Dia bergegas memakai kembali dress nya dan pergi dari kamar itu tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
"Aku harus cepat cepat pergi, Ya ampun Alesha kamu sudah melepas keperawanan mu secara cuma cuma" gerutu Alesha sembari terus berjalan meninggalkan hotel itu dan kembali kerumahnya setelah mengambil mobilnya yang masih berada di parkiran bar yang tadi malam dia datangi.
"Semoga dia tidak mengingat wajahku, ah rasanya akan sangat memalukan jika bertemu dengannya lagi!" gumam Alesha tak tenang.
*
*
Sedangkan dikamar hotel itu, Pria tampan yang sudah melewati malam panjang bersama Alesha mulai membuka matanya. Pria itu menyergitkan dahinya saat mendapati dirinya seorang diri dikamar tersebut. Dia langsung bangun dan mengecek kedalam kamar mandi.
kosong
Tidak ada siapapun disana. Pria yang bernama Daniel ravendra berumur 26tahun itu tampak mengacak rambut nya kasar. Gadis yang semalam dia jebol gawangnya malah melarikan diri entah kemana membuat Daniel berdecak kesal.
"Sial!! bisa bisa nya dia pergi begitu saja." ujar Daniel mengacak rambutnya frustasi. Daniel meraih handphone nya yang terletak disaku jas. dia langsung menghubungi seseorang.
"Halo tuan?" sapa seseorang dari seberang sana
"Carikan aku informasi tentang Seorang gadis." titah Daniel.
"Siap tuan, kalau begitu siapa nama lengkap nya tuan? "
Shittt!! Sial sial sial. Daniel lupa kalau dirinya belum sempat berkenalan dengan gadis yang dia gagahi semalam.
"Aku tidak tahu namanya. " ketus Daniel mendengus kesal merutuki kebodohannya.
"Kalau begitu apa tuan ada fotonya?" tanya orang tersebut disebrang sana.
"Aku tidak tahu. kau cari tahu sendiri lewat cctv di bar X tadi malam!" titah Daniel jengkel. Dan langsung memutuskan sambungan telepon nya.
"bodohnya kau Daniel! Bukannya diajak kenalan dulu malah langsung dibawa ke hotel." ujar Daniel menepuk jidatnya.
Dia langsung bergegas pulang ke apartemen nya, untuk bersiap ke kantor. Hari sudah hampir siang. Dia sudah sangat terlambat. Daniel pasti akan mendapatkan hukuman dari atasannya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.
*
*
Sedangkan ditempat lain, Raffi tampak menatap kosong tumpukan berkas di depannya. Pikiran nya kalut, Raffi sudah mengingat kejadian semalam. Kejadian yang berujung Meera menghindari dirinya. Pagi tadi Meera mengatakan akan menginap dirumah orang tuanya. Dan Raffi langsung mengiyakan tanpa bertanya akan berapa hari disana.
Raffi yang hendak meminta maaf atas kejadian semalam terpaksa dia urungkan saat Melihat tatapan meera sangat dingin pada nya.
"Ah, untuk apa aku memikirkan hal ini pusing pusing. Toh dia sah menjadi istri ku juga kan.? jadi apa salahnya melayani suaminya sendiri?" ucap Raffi bermonolog sendiri.
Raffi selalu menepis rasa kasihan pada Meera. Dia beranggapan meera pantas mendapatkan nya karena Meera sudah menghancurkan hubungan nya dengan Alesha. Meski didalam sudut hatinya, Raffi selalu merasa iba dan ikut terluka melihat Meera yang terluka karenanya. Tapi Raffi selalu menekan rasa itu. Dia enggan mengakui kesalahannya.
*
*
Satu bulan berlalu, Meera sudah kembali kerumahnya sendiri sejak dua Minggu yang lalu. Tapi selama itu juga Meera selalu menghindar dari Raffi. Tak pernah sekalipun mereka bertegur sapa. bahkan Kelvin putranya pun mulai tidak pernah menanti kepulangan ayahnya seperti biasanya. Mendapati perubahan sikap Meera dan putranya tentu saja membuat Raffi uring uringan. Tapi Raffi enggan mengakui nya saat dirinya masih dirumah. Raffi hanya terus menggerutu saat dirinya sudah berada dikantornya. Raffi memejamkan matanya, hingga sesuatu yang bergejolak membuat nya berlari menuju wastafel.
Hoekk.. hoekk.
*
*
Hari itu Meera mengajak anaknya untuk menemani dirinya berbelanja kebutuhan dapur di supermarket. Kelvin tampak antusias, dia mengikuti langkah kaki bundanya yang mengitari rak rak tinggi yang menyimpan berbagai keperluan rumah.
saat semua kebutuhan nya cukup, Meera membawa Kelvin menuju ke bagian kasir. setelah menyelesaikan pembayaran, Meera Mambawa semua barang belanjaan nya sendiri. Hingga tiba tiba langka kakinya terhenti saat Meera merasakan kepalanya terasa sangat berat, hingga akhirnya jatuh tidak sadarkan diri didekat pintu masuk supermarket tersebut.
"Bundaaa..!" teriak Kelvin. bocah kecil itu sangat khawatir dengan bunda nya. Dia duduk dilantai memegang tangan bunda nya.
"Bunda ... bundaaa bangun.. hiks.. hiks.. bunda Kelvin takut.. bunda bangun.. hiks. hiks. " Kelvin menangis terisak hingga suaranya menarik perhatian seorang pria yang kebetulan melewati pintu masuk itu.
"Meera?" gumam pria itu yang tak lain adalah Bagas. Awalnya Bagas memilih untuk tidak perduli. Namun mendengar tangisan Kelvin membuat nya merasa tidak tega membiarkan bocah kecil itu kebingungan. Akhirnya dengan terpaksa Bagas menghampiri Kelvin.
"Ayo ikut om, kita bawa bunda kamu ke rumah sakit. " Ucap Bagas yang melihat wajah Meera memucat. Bagas membopong tubuh Meera, pria berbadan tegap itu meminta Kelvin mengikuti diri nya. Setelah memastikan Meera aman dimobilnya, Bagas mengurus belanjaan Meera dan menaruhnya dibagasi. Dia juga meraih tubuh berisi Kelvin untuk duduk di kursi tengah bersama bunda nya.
*
*
Setelah sampai dirumah sakit. Meera segera dibawa keruang IGD untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan Kelvin dan Bagas menunggu didepan ruangan itu. Bagas hanya diam memangku Kelvin tanpa tahu harus berbicara apa dengan bocah yang pernah dia kira akan menjadi putranya.
"Keluarga pasien?" panggil dokter yang menangani Meera. membuat Bagas langsung menghampiri nya.
"Pasien mengalami dehidrasi juga tekanan darah nya rendah. Dan kejadian seperti ini sering terjadi. Apalagi pasien dalam keadaan hamil muda. " jelas dokter tersebut.
"Hamil?" tanya Bagas.
"Iya, pasien sedang hamil. usianya baru sekitar lima Minggu." jawab sang dokter membuat Bagas tersenyum getir.
"Pasien harus dirawat inap sampai kondisi nya stabil." ujar sang dokter yang diangguki oleh Bagas. Setelah mengurus administrasi dan rawat inap Meera Bagas kini duduk dikursi tunggu yang ada di depan kamar rawat Meera.
"Bunda kamu harus dirawat inap. Apa kamu bisa menghubungi ayahmu agar dia tahu kondisi bunda Meera?" tanya Bagas pada Kelvin.
"Ayah ga pernah peduli sama bunda dan Kelvin om" ucap Kelvin lirih dengan tatapan sendu yang mana membuat Bagas heran.
"Tapi om tidak bisa menemani kamu lama lama. kamu hubungi ayah oke?" ujar bagas lagi. sembari menyodorkan ponsel Meera pada Kelvin. membuat bocah kecil itu mau tidak mau menerima ponsel ibunya dan mulai mencari kontak ayahnya.
tuuuttt tutt
tersambung tapi tidak ada jawaban, hingga berulang kali Kelvin ulangi hingga yang ke empat kali baru lah sang ayah mengangkat panggilannya.
"Brengsek! Jangan mengangguku!!" Sentak Raffi disebrang sana membuat Kelvin langsung ketakutan. Bagas segera mengambil alih ponsel itu dan
"Istri mu dirawat dirumah sakit X, kamar melati nomor 15. " ucap Bagas dan langsung memutuskan sambungan telepon nya tanpa menunggu sahutan dari Raffi.
Sedangkan di kantor Raffi sangat terkejut saat baru menyadari bahwa yang menghubungi nya adalah nomor sang istri. Raffi yang tadi tengah frustasi karena merasakan mual yang parah dan tak kunjung reda tentu saja merasa kesal saat mendengar ponsel nya terus berdering. Hingga tanpa melihat siapa yang menghubungi Raffi langsung membentak nya. Namun setelah mendengar ucapan dari seseorang disebrang sana membuat dirinya terkejut. Raffi langsung bergegas menuju rumah sakit yang tadi dikatakan oleh pria yang memakai ponsel Meera.
Jujur, dalam hatinya Raffi sangat khawatir dengan Meera. Raffi sangat takut terjadi sesuatu yang buruk pada istrinya. Raffi seperti nya tidak menyadari bahwa dirinya sudah memiliki rasa pada Meera. Rasa yang selalu dia tepis dan menanamkan pada pikiran nya untuk terus membenci Meera, istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yuli a
tr alesha jg bhagia kok. pasti daniel mati matian nyari alesha. justru aku penasaran sm kisah bagas.
2024-03-18
1
Lee Mba Young
lah kan ttp merra yg dpt kbhagiaan sekarang raffi JD peduli trus alesha nnti hamil tnp suami.
penulis selalu bikin pelakor behagia.
Aku Baca 3 novel Dan semua nya penulis nya bikin pelakor Dan pezina bhgia.
sungguh emang sekarang kn Zaman nya lagi begini yg Salah di benerin tnp Ada hukum sedang yg benar tertindas.
2024-03-18
1