Raffi berjalan tergesa menuju kamar rawat Meera. Hingga langkah kakinya seketika terhenti saat melihat seorang pria yang masih teringat jelas dalam memori nya terlihat duduk berdampingan dengan Kelvin, putranya.
Raffi kembali melanjutkan langkahnya, hingga Bagas yang menyadari kedatangan Raffi pun sontak langsung berdiri. diikuti Kelvin yang ikut berdiri dan bersembunyi dibalik tubuh Tegap Bagas. Anak kecil itu terlihat ketakutan melihat raut wajah ayahnya yang memerah seperti menahan Amarah. Apalagi saat ditelepon tadi, terdengar suara ayahnya yang membentak tinggi. membuat bocah itu gemetar ketakutan.
"Kelvin, sini kamu!" seru Raffi yang jengah melihat anaknya yang malah berlindung pada Bagas.
"No, Kelvin nda mau sama ayah! Ayah jahat Kelvin mau sama bunda saja." ujar Kelvin dengan polos. Mencuri lihat wajah ayahnya dari balik tubuh atletis pria yang menolong bunda nya.
"Kelvin, kamu masuk dulu ke dalam sama bunda ya," ujar Bagas pada Kelvin. jiwa nya tidak tega melihat bocah yang masih polos itu terlihat ketakutan pada ayahnya sendiri. kini Bagas yakin antara Meera dan Raffi tidak lah seperti yang dia bayangkan. Tapi kenapa Meera bisa hamil lagi?
ah. Bagas bodoh. tentu saja meera hamil. wanita yang merupakan mantan istri nya sudah resmi menikah dengan Raffi sejak perceraian mereka.
Setelah melihat Kelvin masuk kedalam kamar rawat Meera, Bagas menatap tajam ke arah Raffi.
"Aku harap kamu bisa bersikap dengan baik pada keluarga kecilmu." ujar Bagas
"Tidak usah sok menasehati. Lebih baik kamu urusi dirimu sendiri yang masih melajang sampai sekarang. Jangan jangan kamu gagal move on pada istriku. " sahut Raffi dengan senyum mengejek.
"Kalau iya, kenapa? seperti nya hubungan kalian tidak berjalan dengan baik. jadi aku punya kesempatan bukan?" tanya Bagas menyeringai. Membuat Raffi mengeraskan rahangnya. Giginya bergemelutuk menahan emosi.
Bagas tersenyum sinis melihat wajah Raffi yang memerah.
"Hargai yang kau miliki, sebelum kamu kembali merasakan kegagalan untuk yang kedua kali." ucap Bagas sebelum berlalu dari hadapan Raffi dan pergi meninggalkan pria yang sekarang menjadi suami mantan istri nya.
Raffi mematung mendengar ucapan Bagas. Dalam hatinya, dia membenarkan ucapan Bagas. tapi pikiran Raffi menolak.
"Cih, dasar manusia itu! Sok bijak sekali dia" ucap Raffi sebelum memasuki kamar rawat Meera untuk memastikan keadaan istri nya.
*
*
*
Sedangkan ditempat lain, terlihat Alesha tengah duduk dikursi kebesarannya. Alesha yang kini tengah menekuni bisnis diperusahaan Daddy nya. Dia ditunjuk oleh dad fatan menjadi CEO untuk menggantikan posisi dirinya. Alesha hendak menolak, tapi tidak bisa. Mau tak mau Alesha menuruti titah dad fatan.
Dan disini lah Alesha sekarang, diruang CEO bersama sang Daddy yang membimbing nya secara langsung untuk mengarahkan Alesha dalam bekerja sebagai seorang CEO.
"Dad, lesha pusing sekali loh. Udah dulu oke? " ujar Alesha cemberut menatap lemas pada berkas berkas yang belum dia teliti. Lalu mengalihkan tatapannya pada sang Daddy dengan tatapan penuh permohonan.
"No sayang, tidak boleh manja oke? kamu baru istirahat dua jam yang lalu. dan ini sudah masuk jam tiga sore. Sebentar lagi jam kantor selesai kok" Rayu sang Daddy. Dad fatan harus membiasakan Alesha untuk mematuhi peraturan dikantornya. Meskipun Alesha sendiri yang akan menjadi pemimpin di perusahaan besar tersebut.
Bukan kah seorang pemimpin harus memberi teladan pada para pegawai nya? Maka dari itu dad fatan enggan memberi kesempatan pada alesha untuk bersantai ria.
Huh
Terdengar suara helaan nafas panjang dan kasar. Alesha memijat pelipisnya. Pusing nya tidak bohong. Alesha merasa tubuhnya sedang ringkih. Dan sekarang Alesha merasa perutnya sedikit bergejolak.
"Sorry dad, lesha ke toilet sebentar." ujar Alesha pelan sembari mulai beranjak dengan hati hati saat merasakan kepalanya semakin berat. Pandangan nya berputar putar, Alesha mulai merasa pandangan menjadi gelap sebelum melangkah barang satu inci.
BRUK
"Alesha!!" Pekik dad fatan panik, dia langsung menghampiri putrinya.
"Alesha , bangun sayang? apa yang terjadi denganmu?" ujar dad fatan dengan khawatir. Dia merasa bersalah saat melihat wajah putrinya memang tampak pucat. barangkali sejak tadi Alesha memang dilanda pusing. tapi dad fatan justru menanggapi keluhan dengan santai.
"Panggil kan dokter pribadi kesini sekarang juga!" ucap dad fatan pada sekretaris nya lewat intercom.
dad fatan langsung membopong tubuh Alesha menuju kamar pribadi yang berada di dalam ruangan CEO tersebut.
"Ya Tuhan, kenapa dengan putriku?" gumam dad fatan menatap sendu Alesha. Putri bungsunya ini paling anti sakit. apalagi sampai pingsan tidak sadarkan diri.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dokter pribadi nya sampai diruangan nya.
" tolong Periksa putriku !" seru dad fatan yang langsung diangguki oleh dokter pria paruh baya yang sudah mengabdi pada keluarga dad fatan.
"Semua nya normal, dan menurut pemeriksaan saya nona muda sedang hamil muda." ujar dokter tersebut setelah beberapa saat melakukan pemeriksaan.
Deg
"Apa katamu?" ujar dad fatan dengan dingin. dia terkejut mendengar perkataan dokter yang baru saja memeriksa Alesha.
"Maaf tuan, ini hanya prediksi awal saya. Tuan bisa memastikan lagi ke dokter kandungan langsung untuk mengetahui lebih lanjut." ujar sang dokter menunduk.
"Baiklah, sekarang pergilah! dan ingat jangan sampai berita ini ada seorang pun yang tahu." ujar dad fatan tegas.
" baik tuan. kalau begitu saya permisi." ucap dokter yang langsung bergegas keluar dari ruangan tersebut. keluar dari suasana mencekam yang mengerikan.
Kini tinggallah dad fatan yang masih menatap dalam pada putrinya yang masih belum sadarkan diri.
dad fatan memejamkan matanya, ada rasa bersalah karena menyepelekan perasaan putri bungsunya. Dad fatan pikir Alesha selama ini baik baik saja. tanpa menaruh curiga sedikitpun bahwa putrinya akan berakhir seperti ini.
"Cari tahu apa yang putri bungsuku lakukan selama sebulan belakangan!" titah dad fatan pada seseorang disebrang sana. Dad fatan langsung menghubungi orang bawahanya untuk menyelidiki semuanya agar jelas.
"Aku tunggu secepatnya, paling lambat besok pagi!" ujar dad fatan tegas. dan langsung memutuskan sambungan telepon tersebut.
Dad fatan mengusap wajah nya kasar. dia menatap Alesha yang kini mulai membuka matanya perlahan.
"Dad?" lirih Alesha sembari mencoba bangun dari tidurnya.
"Ya sayang?, kamu membutuhkan sesuatu?" tanya dad fatan mengusap lembut pundak anaknya.
"Tidak, tapi kenapa aku bisa disini? Bukannya aku tadi sedang_"
"Kamu tadi pingsan sayang, kata dokter kamu kecapekan." sahut dad fatan memilih menyembunyikan kebenaran yang baru saja dia temukan sampai anak buah nya memberikan informasi yang valid.
"Tuh kan, Daddy sih ! Aku udah bilang pusing dari tadi nggak diperduliin." gerutu Alesha dengan cemberut.
"Maafkan Daddy ya sayang?"
"tapi Alesha sekarang mau langsung pulang dad, Alesha lemas. bolehkah?" ucap Alesha merayu Daddy nya.
"Tentu saja boleh. Kamu harus banyak istirahat dirumah." ujar dad fatan yang disambut antusias oleh Alesha.
"Thank you Daddy!!!" ucap Alesha tersenyum lebar yang hanya di angguki oleh dad fatan. Mereka pun bergegas bersiap pulang kerumah utama sebelum jam kantor usai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lee Mba Young
kasian alesha,, suami di embat mbak nya trus mau tunangan mlh mak nya yg gk bisa move on Dr mantan.
O iya nikah nya meera kn gk sah krn bkn ayah kandung nya yg nikah kan, sekarang punya anak lagi kasian ke duanya tnp ikatan yg sah lahirnya.
mak nya alesha lbih mikirin merra, dia nyuruh alesha legowo suami nya di embat meera tp dia gk legowo tunangan alesha anak mantan suami nya.
dad fatan orang gk teges, gk mikirin anak kandung nya alesha yg berkorban segalamya, tp kebanyakan bpk kandung mang bgitu lebih mikirin anak tiri yg di bawa istri nya drpd anak kandung nya.
2024-03-19
1