Malam hari telah tiba. Seusai makan malam Alesha tengah bersantai diruang tengah bersama sang suami. Tak lama kemudian Meera datang dan bergabung bersama mereka. Raffi yang melihat itu tentu saja merasa tidak nyaman akan kehadiran Meera ditengah tengah mereka. Alesha kemudian beranjak dari pangkuan suaminya dan berjalan menuju dapur.
"Kemana lesh?"tanya Meera pada adiknya
"Ambil cemilan kak, kak Meera mau apa biar aku ambilkan sekalian." tawar Alesha
"Nggak deh. masih kenyang." ujar Meera
Setelah Alesha berlalu menuju ke dapur. Meera kini tengah menatap Raffi yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Raff, aku ingin bicara " ucap Meera pelan.
"Stop meer, jaga batasan mu mulai dari sekarang!" ujar Raffi penuh penekanan tanpa mengalihkan perhatian nya dari layar handphone.
"Tapi ini penting raf, Suamiku seperti nya mulai mencurigai hubungan kita" ujar Meera gusar.
"Maka dari itu. stop mencari celah untuk mendekati ku. seperti nya kamu harus menjauh dari ku mulai sekarang meer. "
"Dan apa katamu? hubungan kita? kamu harus ingat hubungan kita sudah berakhir sejak aku menikahi Alesha" sambung Raffi kemudian beranjak dari duduknya hendak menyusul Alesha yang masih di dapur. Namun gerakan Raffi terhenti kala tangannya ditarik kencang oleh Meera membuat nya kehilangan keseimbangan dan hampir menindih mengunci tubuh Meera yang kini dalam posisi duduk dan bersandar pada bantalan sofa. kedua tangan Raffi menahan badannya agar tidak menindih tubuh Meera. Posisi mereka begitu dekat hidung keduanya pun hampir saling bersentuhan.
"Kalau aku mengatakan tidak mau mengakhiri hubungan kita bagaimana?" tanya Meera lirih.
"Apa kamu gila meer. aku sudah menjadi suami adikmu sendiri." geram Raffi sembari menahan nafas saat merasakan hembusan nafas Meera yang terasa hangat menerpa wajahnya.
"Honey"
"Raffi?"
Raffi yang masih berada diposisi yang sama tentu saja merasa terkejut mendengar suara istrinya yang kini tengah berdiri mematung melihat pemandangan didepannya. Sedangkan Meera tak kalah terkejutnya melihat suaminya yang kini tengah berada anakan tangga yang bisa melihat secara langsung kearah ruang tengah.
"Sayang, "Ujar Raffi sembari menegakkan tubuhnya dan bergegas mendekati istri nya yang kini tengah menatap dalam padanya.
"Apa yang kamu lihat tidak seperti yang kamu bayangkan. tadi aku tidak sengaja" ujar Raffi mencoba menjelaskan pada istrinya.
Raffi sangat khawatir Alesha akan mencurigai dirinya . Apalagi sudah beberapa kali Alesha memergoki aroma parfum Meera pada tubuhnya. membuat Raffi harus extra hati hati saat bertindak.
"Em, aku percaya padamu. kalau begitu aku kekamar dulu." ucap Alesha berlalu dari hadapan suaminya membawa Snack yang dia bawa dari dapur kedalam kamar nya. Melihat itu Raffi pun segera menyusul sang istri menuju ke kamarnya. juga untuk menghindari tatapan Bagas yang seolah mengintimidasi nya.
"Honey?" sapa Meera pada Bagas yang terlihat terus menatap punggung Raffi yang kini menghilang di belokan tangga.
Mendengar panggilan dari istrinya, Bagas menoleh.
"Ayo masuk kamar. " ucap Bagas dingin. membuat Meera ketar ketir melihat sikap suaminya.
*
*
Setelah memasuki kamar Meera melihat suaminya yang tengah berkacak pinggang menatap tajam padanya.
"Ada hubungan apa antara kamu dan Raffi.? " tanya Bagas to the point.
"Apa maksudmu honey? aku tidak mungkin ada hubungan lebih dengan suami adikku sendiri." ujar Meera mencoba mengelak.
"kamu kan tahu keluarga kami sudah mengenal Raffi sejak lama. dia juga sering main kerumah ini. wajar dong kalo aku Deket sama Raffi." sambung Meera.
Sedangkan Bagas terlihat menghela nafas panjang. mencoba mengurai emosinya agar tidak meletup letup. Dia harus lebih bersabar menghadapi istri nya yang tengah hamil besar itu .
"Meera, jujur aku pernah mendapat informasi dari teman ku. dia memberi tahu bahwa pernah melihat mu masuk kedalam hotel bersama Raffi. Jadi salahkan aku curiga?" tanya Bagas frustasi.
"Apa maksudmu? apa kamu sedang menuduhku bermain serong dengan Raffi? apa Mata mu buta tidak melihat perutku yang sudah besar seperti ini? Pria mana yang mau menjalin hubungan dengan ku? " sentak Meera mencoba mengalihkan rasa gugupnya dengan melampiaskan emosi pada suaminya.
"Apa aku salah? Kau sendiri adalah wanita bebas yang sudah menikmati sex sejak remaja. apa aku salah mencurigai mu meer? " tanya Bagas sinis. kesal juga melihat istrinya yang malah menjawab pertanyaan nya dengan nada yang tinggi. padahal dirinya berusaha untuk mengontrol emosi nya.
"Stop menuduhku yang tidak tidak Bagas. kamu sendiri apa? bahkan sebelum menikahi ku kami sudah mencicipi tubuhku kan? lalu apa bedanya kamu dengan ku Hem? kamu sama dengan ku Bagas!!" Seru Meera emosi.
Plak
Suara tamparan terdengar keras, Meera memegang pipinya yang kebas dan perih karena terkena tamparan keras dari suaminya.
"Apa katamu? walaupun aku menyentuh mu sebelum kita menikah. tapi aku pertama kali melakukan hal itu denganmu! lalu kamu? Siapa yang mengambil mahkotamu Hem? Kau pikir aku tidak menyadari bahwa saat pertama aku melakukan nya kondisi mu sudah tidak perawan? jadi stop bertingkah seolah olah aku yang mengambil mahkotamu sebelum kita menikah!" Tegas Bagas dengan dingin membuat Meera langsung lemas mendengar ucapan suaminya.
Bagas segera berlalu menuju keruang ganti. sedangkan Meera bergegas menuju ke kamar mandi. Meera menangis frustasi seusai pertengkaran nya dengan suaminya.
"Apa salahku? aku wanita dewasa. aku hanya mencari kepuasan disaat kamu selalu pergi meninggalkan ku? dan perselingkuhan ini terjadi karna kamu yang selalu sibuk dengan tugasmu!" ujar Meera pada dirinya sendiri yang malah menyalahkan Bagas.
Meera mungkin lupa , saat dahulu sebelum dirinya bertunangan dengan Bagas. Meera sudah yakin dan mantap akan selalu menerima kondisi Bagas yang merupakan abdi negara. Tapi kini lihatlah! Meera seolah memutar balikkan fakta. Bukannya merasa bersalah malah menyalahkan orang lain. huh
setelah selesai membersihkan diri, Meera segera meraih jubah mandi, namun saat dirinya sedikit berjinjit guna menggapai jubah tersebut. tak sengaja Meera terpeleset hingga akhirnya terjatuh didekat bathtub.
Gubragg
"Akhhh"
Mendengar jeritan istrinya dari dalam kamar mandi. tentu saja membuat Bagas terkejut dan langsung menghampiri untuk mengecek keadaan.
dan betapa terkejutnya saat matanya menangkap Meera yang tengah merintih kesakitan dengan posisi duduk.
"Honey!" seru Bagas yang langsung membantu istri nya bangkit.
"Honey, aww shht" Meera meringis kala merasakan perutnya kram dan sakit.
"Meera kamu tidak apa apa kan?" tanya Bagas dengan khawatir sembari memasang kan jubah mandi pada istrinya yang masih naked.
"Honey, perutku." ujar Meera sembari mengeratkan giginya menahan rasa sakit yang kian mendera.
"Honey aku merasa ada yang mengalir dipahaku" ujar Meera sembari menunduk.
Bagas sendiri langsung berlutut di depan istrinya dan mengecek nya. dan betapa terkejutnya saat melihat ada darah yang mengalir di paha istrinya. membuat Bagas sangat khawatir.
Dia pun memutuskan untuk langsung membawa Meera ke rumah sakit saat itu juga.
Saat sudah sampai di pertengahan anakan tangga. Bagas yang tengah menggendong istrinya yang terus saja meringis menahan sakit berpapasan dengan dad fatan yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Bagas , ada apa ini? kenapa dengan Meera?" tanya dad fatan khawatir.
"Meera jatuh dikamar mandi dad" ujar Bagas sembari terus berjalan ke arah pintu utama.
"Astaga! Mommy! Mommy!" teriak dad fatan memanggil istrinya membuat mom Dila langsung menghampiri nya dengan tergesa gesa.
"Apa si dad?" tanya mom Dila khawatir.
"Meera dibawa kerumah sakit. panggil Alesha sama Raffi kita harus menyusul Meera. " sahut dad fatan dengan panik.
"Apaa??! Astaga bagaimana ini? aduh kenapa aku panik ? Daddy!! tolong mommy lemas . mommy gemetar dad" ujar mom Dila membuat dad fatan geregetan.
"Astaga mommy." gerutu dad fatan sembari meninggalkan istrinya menuju ke kamar putra bungsunya. dan menyuruh pelayan mengambil perlengkapan bayi yang sudah disiapkan Meera sebelumnya. Sedangkan mom Dila masih saja mematung di tempatnya.
"Daddy help!!!!" ujar mom Dila
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yuli a
ktanya yg ngambil keperwanan mita itu bagas mknya meera gk kawatir bagas curiga. tp dsini bagas ngmg klo dlu meera udh gk p*r*wan. aneh deh...
2024-03-17
1