Namun belum sempat Raka menjawab, ponselnya lebih dulu berdering dan memperlihatkan nama kevan di layar.
"Kenapa?" Ketus Raka.
"Di mana? Sama siapa?"
"Saya sedang bersama Vyora, di taman kota."
"Ngapain? Cepetan balik ke sini, yang lain pada khawatir sama kalian."
"Iya saya ke sana."
"Jangan lama-lama." Kemudian kevan menutup telponnya.
Saat sedang berbicara dengan kevan tadi suaranya seolah-olah tengah terjadi sesuatu, entah pada dirinya atau pada keluarganya.
"Siapa yang nelpon?" Tanya Vyora.
"Kevan." Vyora mengangguk, ternyata abangnya yang menelpon Raka. Namun ada apa? Kenapa wajah Raka menjadi serius?. Dari awal ia bertemu, wajah Raka memang seperti itu, namun kali ini seperti ada masalah.
"Kita harus kembali Ra." Apaan?! Vyora mati-matian kabur dari rumahnya dan sekarang ia harus kembali lagi?!. Biar Raka sendiri saja yang kembali, malam ini Vyora tidak akan menunjukan dirinya pada keluarganya.
"Kamu tau kan kalo aku kabur dari rumah. Kalo kamu mau balik lagi, sana aja balik sendiri. Ga usah ngajak aku."Raka menatap datar pada calon istrinya itu, apakah ia tidak menyadari bahwa karena dirinya lah yang membuat Raka harus kembali.
"Kamu mau saya meninggalkan mu, iya? Setelah saya meninggalkan mu. Kamu akan pergi ke mana? Tidak ada hotel yang akan menerima orang yang tidak membawa uang seperti kamu."
Benar kata Raka, hotel sekarang mana ada yang mau nerima orang tanpa membayar deposit terlebih dahulu. Ditambah penampilan Vyora saat ini luntang lantung, sebelum masuk ke hotel juga sepertinya dia akan langsung diusir.
Mau numpang tidur ke rumah temannya pun jaraknya cukup jauh, Vyora juga tidak membawa handphone untuk memesan taxi online. Mana mungkin ia berjalan kaki di malam hari seperti ini. Vyora tidak mempunyai pilihan, ia harus ikut bersama Raka, kembali ke tempat yang beberapa saat sebelumnya seperti neraka baginya.
"Okey, aku ikut. Tapi ada syaratnya."
...****************...
"Bagaimana Van?" Tanya letta yang tatapannya sudah khawatir.
"Perempuan yang pergi sama Raka tadi itu Vyora, mah. Dan sekarang mereka lagi di perjalanan menuju ke sini."
"Aku sudah menduganya, pasti Raka membawa Vyora pergi bersamanya." Sanggah Silvia.
Bukan Raka yang membawa Vyora pergi, namun Vyora yang membawa Raka pergi.
"Tapi mengapa mereka pergi jika hanya agar untuk bersama? Kita di sini akan mempersatukan mereka" ujar Pradita.
"Mungkin mereka memerlukan waktu untuk membicarakan perjodohan ini berdua" sahut Geano. Diikuti anggukan oleh Pradita.
sambil menunggu kedatangan Raka dan Vyora, mereka berbincang mengenai rencana kelanjutan perjodohan. Agar persiapannya lancar dan matang.
"Saya tidak menyangka, ternyata anak kita sudah saling mengenal." Ujar Pradita.
"Kalau mereka sudah saling mengenal untuk apa kita menjodohkannya?" Papar Geano.
"Untuk menikahkannya" ujar Pradita dengan gelak tawanya.
Vyora tahun ini akan berusia 19 tahun, perlu diingat, tahun ini. Yang berarti usianya sekarang masih 18 tahun, bagaimana ia bisa menikah diusia yang masih sangat belia dengan Raka yang umurnya sudah 27 tahun?
Apa tidak akan pusing Raka akan menghadapi Vyora yang seperti macan betina, atau Vyora yang akan pusing menghadapi Raka yang seperti beruang?.
Intinya mereka itu tidak cocok dilihat dari segi manapun. Kevan sangat menentang dengan perjodohan ini, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya. Dan yang lebih di luar dugaannya adalah Raka dan Vyora pergi bersama di malam perjodohan mereka.
"Bagaimana kalo malam ini kita jadikan untuk malam pertunangan mereka?. Mereka pergi bersama malam ini, itu tandanya mereka sudah saling setuju bukan?" Usul Silvia yang sedari tadi memang gerak geriknya terlihat aneh.
Semua yang ada di ruang makan itu saling bertukar pandang seolah-olah kaget sekaligus tidak mengerti apa yang dimaksud Silvia. Termasuk para pelayan yang sedari tadi menguping di dapur.
"Bukankah itu terlalu mendesak mereka?" Ucap letta karena ia masih memikirkan putrinya.
"Tujuan kita menjodohkan mereka karena kita memang terdesak bukan? Aku yang terdesak karena ingin Raka segera menikah, dan kamu yang terdesak karena per-."
"Silvia!" Pradita memotong sekaligus menegur Silvia dengan tegas. Untung saja Pradita menegur istrinya, jika Silvia sampai menyebutkannya di depan kevan rencana selama ini yang mereka buat akan hancur.
Kevan menatap penasaran pada mereka. apa yang mendesak orang tuanya sampai mereka harus mengorbankan Vyora.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Raka kembali datang bersama Vyora. Terlihat wajah Vyora yang tidak suka berada dalam situasi yang aneh baginya.
"Selamat malam, semuanya." Sapa Raka pada seluruh anggota yang hadir di meja makan. Kemudian raka dan Vyora duduk di kursi yang seharusnya mereka isi dari tadi.
"Raka, Vyora. Kalian kemana saja? Membuat kami khawatir. Papah pikir hari ini tidak akan ada makan malam."
"Vyora kenapa kamu bisa bersama Raka, dan pergi bersamanya?" timpal letta.
"Sebelumnya Raka mau minta maaf karena telah membawa Vyora dari rumah tanpa seizin dan sepengetahuan kalian, sehingga kalian mengkhawatirkan nya." Jika saja ini bukan syarat yang Vyora inginkan, tidak mungkin ia akan melakukannya. Apa-apaan membela orang yang jelas-jelas telah melakukan kesalahan.
*Flashback di taman kota
"Okey, aku ikut. Tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Nanti pas di rumah, kamu bilang kalau kamu yang bawa aku pergi" Persyaratan Vyora itu aneh, ia meminta agar menjadikan dirinya sebagai korban, padahal dialah pelakunya.
"Jadi maksudnya kamu, saya yang disalahkan atas kelakuan kamu, begitu?"
Vyora mengangguk samar. Raka pun menerimanya, entah mengapa Raka tidak bisa menolaknya. Yang penting untuk saat ini Vyora mau ikut bersamanya.
Dan sekarang ia benar-benar memenuhi persyaratannya, asal Vyora mau kembali ke rumah dan melanjutkan acara makan malamnya.
"Tidak perlu meminta maaf, nak Raka. Tidak apa jika kamu membawa Vyora pergi, kami tidak keberatan." Ujar Geano dengan senyum lebar di bibirnya. Raka juga menanggapinya dengan senyum canggung.
"Jadi, apa keputusan kalian?" Kini kevan mulai bersuara dengan pertanyaan yang sangat ingin. Ia ketahui.
"Keputusan apa?" Vyora bertanya dengan wajah polosnya sambil mencomot strawberry.
"Tentang perjodohan ini." Vyora tersedak ketika kevan berbicara tentang perjodohan ini, pasalnya Vyora lupa untuk membicarakannya dengan Raka, ia juga lupa apa saja yang ia bicarakan dengan Raka sewaktu di taman. Yang ia ingat hanya dirinya yang menangis dan kevan memberinya sapu tangan. Selebihnya Vyora tidak mengingatnya.
Raka yang berada di sebelah Vyora memberikan segelas air miliknya untuk diminum Vyora.
"Pelan-pelan" ucap Raka ketika melihat Vyora minum dengan tergesa-gesa. Perhatian Raka pada Vyora membuat semua orang tertuju padanya. Ferutama Silvia, Pradita dan kevan. Mereka sampai tercengang. Belum pernah mereka melihat Raka se peduli ini pada seseorang, terutama pada perempuan.
Kevan menjadi sangat sangat penasaran, apa yang Vyora lakukan sampai-sampai Raka berubah 80°.
"Kalian serasi sekali, bagaiman kalau sekarang tunangan?" Ucapan Silvia bak petir di malam hari. Vyora kembali tersedak setelah mendengarnya.
"Maksudnya apa mah?"
"Kalian hari ini bertunangan. Kami telah memutuskan nya tadi, disaat kalian pergi entah kemana."
"Mah, Raka tidak membawa cincin. Bagaimana kita bisa bertunangan" elaknya.
"Mamah bawa." Prinsip Silvia adalah membawa payung sebelum hujan. Silvia selalu membawa barang yang menurutnya berguna, sama seperti sepasang cincin yang sekarang ia bawa.
Bukan hanya Raka dan Vyora yang terkejut, seisi rumah pun sama terkejutnya seperti mereka berdua. Sungguh rencana di dalam rencana.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rey
Dalam sekejap Vyora & Raka sudah berganti status menjadi sepasang tunangan.
2024-03-16
0
Rey
Emak" memang kaum yang paling sat set 😄
2024-03-16
0
Rey
Gak niat banget cara kaburmu Vyora 😆
2024-03-16
0