panas

Ragas tiba-tiba menjadi penasehat, ia memberikan pencerahan pada temannya itu.

"Ekhem ekhem, begini Vyora. Laki-laki sejati tidak akan menyakiti perasaan perempuan, jika ada laki-laki seperti itu, kamu harus cepat-cepat menjauh laki-laki itu Vyora"

"Kalau gitu aku harus menjauh dari kamu ya gas?" Vyora tidak mengingat sudah berapa kali Ragas menyakiti perasaannya, walaupun itu hanya bercanda tetap saja hati Vyora itu lemah seperti umumnya para wanita. Padahal itu cara Ragas untuk mendekati Vyora.

"Nyakitin juga ga sampe kamu nangis kan Ra." Vyora terkekeh.

Ragas ini hilang ingatan atau apa? Bagaimana ia bisa melupakan kejadian saat mereka kelas satu SMP di semester 2 yang membuatnya menangis karena ngeprank bahwa Ragas adalah seorang anak indigo dan melihat ada hantu di sebelah Vyora sehingga membuat Vyora menangis ketakutan.

"Kamunya aja yang pelupa. Lagian ini ga ada hubungannya sama pacar aku."

"Jadi kamu ga lagi marahan?" Tanya Lila.

"Engga. ga tau maksudnya. Lagian kemarin dia bikin aku kesel, masa pas kita mau ngedate dia tiba-tiba ga bisa, mana aku udah ada di kafe dan duduk di meja orang yang paling nyebelin."

"Informasi untuk kamu, Ra. Pacar kamu sekarang lagi sibuk-sibuknya." Ujar Ragas, meski tidak menyukai laki-laki yang menyandang sebagai pacar Vyora bukan berarti Ragas membenci nya. Ragas ingin hubungan mereka baik-baik saja karena dengan begitu Ragas bisa melihat Vyora bahagia meski bukan dengannya. Lagian mereka ketua dan wakil di club basket.

"Sibuk apa dia sampe-sampe mendadak ngebatalin kencan"

"Ada perlombaan antar sekolah" jawab Lila.

"Kok dia ga ngasih tahu aku?!"

"Ga sempet kali Ra. Atau mungkin biar kamu ga khawatir" sahut Ragas.

"Justru ga ngabarin kayak gini yang bikin aku khawatir..."

...****************...

Raka dan Malvin kini sudah berada di restoran pisula untuk bertemu dengan ketua perusahaan Lenee, tidak lama kemudian pak Ken selaku Presdir perusahaan Lenee pun datang dan ikut duduk bersama mereka.

"Maaf sudah membuat kalian menunggu."

"Tidak perlu meminta maaf, kami juga baru sampai" ucap Raka ramah.

"Ngomong-ngomong anda sendirian pak Ken? Asisten mu mana?"

"Dia sedang mengurus pekerjaan lain di luar kota."

"Kalau begitu berikan berkasnya, Malvin." Malvin memberikan berkas-berkas yang sedari tadi ia bawa pada Raka.

Raka pun menerima dan mengeceknya sebelum diberikan pada pak Ken.

Setelah memeriksa dan dirasa sudah sempurna semua berkasnya, barulah Raka memberikannya pada pak Ken. Dan pak Ken pun menerimanya dengan senang hati.

"Di dalam sana sudah ada kontrak perpanjangan waktu, anda cukup mendatanginya saja." Jelas Malvin.

Pak Ken pun mengangguk-angguk mengerti.

"Apakah ada masalah pak Ken?" Malvin bertanya karena sedari tadi pak Ken tak kunjung mendatangi berkas yang telah diberikannya.

"Tidak, tidak ada. Saya hanya ingin tahu berapa banyak pemasukan jumlah barang pada pemasok setiap bulannya, dan saya tahu pasti jumlah barang akan fantastis. Kinerja perusahaan anda memang sangat bagus pak Rashaka." Ucap pak Ken memuji.

"Tentu saja. Semuanya tidak lain dan tidak bukan karena hasil usaha kita sendiri" balas Raka.

"Baiklah kalau begitu saya akan tanda tangan terlebih dahulu." Pak Ken mendatangani kontraknya meski ia belum selesai membacanya, karena pak Ken tahu bahwa perusahaan Enemy Company Group tidak akan pernah mengecewakan. Oh tentu saja tidak, tapi perusahaanmu? Apakah belum pernah mengecewakan perusahaan Enemy Company Group? Kinerja perusahaanmu saja merosot.

Saat Raka diberi tahu ada jadwal makan dengan pimpinan perusahaan Lenee, ia teringat bahwa ia pernah diberitahu seseorang bahwa perusahaan Lene menyeludupkan sebagian barang dari enemy company group pada perusahaan ilegal dan menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Raka pun langsung mengganti kontrak yang biasa dilakukan dengan menambahkan ketentuan-ketentuan tertentu. Dan lembaran tambahan itu Raka simpan di paling belakang. Sungguh cerdik.

Pertemuan itu pun dilanjutkan dengan makan siang, dan berbincang-bincang kecil.

Setelah acara makan siang selesai, Raka berencana untuk menjemput Vyora di sekolah.

...****************...

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 yang artinya waktu untuk pulang. Setelah bel berbunyi, siswa siswi maupun para guru, ya walau tidak semua. Berbondong bondong menuju gerbang.

Begitu melelahkan bagi Vyora harus naik turun tangga karena kelasnya ada di lantai 4, meski ada lift, tapi tidak mungkin jika lift tidak penuh saat pulang. Untung saja setiap lantai mempunyai masing-masing kantin, jadi ia tidak harus repot-repot untuk turun tangga.

Sore ini Vyora tidak mempunyai rencana apa-apa setelah seusai sekolah, jadinya ia hanya merencanakan untuk rebahan saja di kasur.

Saat melewati taman depan sekolah, Vyora tiba-tiba dipakaikan helm oleh seseorang dari belakang. Sontak Vyora langsung menoleh.

Betapa terkejutnya Vyora saat mendapati pacarnya lah yang memakai kan helm itu.

"Ethan?"

"Iya Ra." Ucapnya dengan tatapan yang lembutnya.

"Kamu kok bisa pulang jam segini? Aku denger kamu lagi sibuk buat acara perlombaan"

"Sesibuk sibuknya juga ga bakalan sampe tiap hari juga, Ra."

"Iya juga sih. Tapi kenapa kamu tiba-tiba makein aku helm?"

"Kita jalan, anggap aja ini sebagai permintaan maaf aku untuk yang kemarin."

Vyora tersenyum "ga usah gini juga kali, lagian aku juga salah karena ga bisa ngertiin kamu."

"Aku yang gegabah karena tiba-tiba ngebatalin kencan kita"

Vyora dan Ethan saling mengakui kesalahan mereka masing-masing, dan itulah obat ampuh kelanggengan mereka sampai saat sekarang ini.

"Kalau gitu, sekarang kita saling maafin ya." Ujar Ethan kemudian dibalas anggukan yang menggemaskan dari Vyora.

Ditengah keromantisan Vyora dan Ethan, tidak ada yang tahu bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka dari dalam mobil dan rahangnya sudah mengeras. Siapa lagi kalau bukan Raka. Entah mengapa hatinya merasa panas kala itu, seakan ia tidak menerimanya.

Sesaat sepulang dari pertemuan di restoran, Raka memang berniat untuk menjemput Vyora. Namun sebelum itu ia membelikan boneka sebagai hadiah pertama untuk Vyora. Boneka kelinci yang lucu, ia sengaja membeli yang lucu agar Vyora tidak bisa menolaknya. Raka berharap Vyora menerima dan menyukainya.

Namun rencananya tidak berjalan mulus kala ia melihat tunangannya bermesraan bersama laki-laki lain. Saat itu juga Raka ingin menabraknya, namun tidak bisa ia lakukan karena ada Vyora. Rusak sudah Raka di mata Vyora jika ia melakukannya. Tidak tau jika tidak ada Vyora.

"Cari informasi tentang pacar Vyora, secepatnya!" hanya satu kalimat perintah yang ia katakan ketika menelpon informan pribadi miliknya. Setelah itu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh melewati mereka berdua.

BERSAMBUNG

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***