Moana yang menunggu operasi kakaknya. Di ruang tunggu.
“tenang kak Sona pasti baik baik saja kok.” Ucap Lili menegangkan sahabatnya.
“aku tidak bisa kehilangan kakaku li.” Ucap Moana sambil menangis.
“tenang. Oh iya di mana suamimu? Kenapa aku tidak melihatnya?” tanya Lili.
Moana hanya diam.
“bagaiman dok?” tanya Moana melihat dokter yang baru saja keluar.
“untuk sementara ini sudah melewati masa kritis.” Ucap dokter.
“tapi masih membutuhkan perawatan dan juga mungkin ada operasi susulan.” Ucap dokter.
“terima kasih dok.” Ucap Moana.
Moana pergi ke ruang adiministrasi untuk melakukan pembayaran.
“maaf dok. Apa dokter akan membayar semua?” tanya petugas.
“pembayaran awal saja jes. Nanti untuk perawatan saya akan bayar kemudian.” Ucap Moana.
Moana berulang kali menghubungi Alvaro namun tetap tidak dapat menghubunginya.
Paginya Moana bekerja seperti biasanya. Karena tubuh Moana mungil kehamilannya tidak banyak yang tau hanya beberapa perawat dan dokter perempuan.
Wanda melihat Moana yang berada di koridor. Dengan sengaja Wanda menendang pot bunga sehingga Moana terjatuh.
“kau gila ya?” teriak Moana menahan sakit.
Darah keluar mengalir keluar dari belahan kakinya.
“darah.” Ucap Wanda ketakutan.
“Moana.” Panggil Daniel yang melihat Moana duduk di lantai.
“kamu tidak apa – apa?” tanya Daniel.
“kak bawa tolong.” Ucap Moana.
Daniel yang melihat darah yang mengalir dia segera mengendong Moana ke ruang perawatan.
“untung saja di tangani denga cepat. Bayi dan ibunya tidak dalam masalah. Hanya perlu istirahat dan jangan banyak bergak.” Ucap Lili yang menangani Moana.
“kamu bagaimana bisa jatuh?” tanaya Lili.
“Wanda pelakunya.” Jawab Moana.
“dasar dia ga ada kapok kapoknya ngelakuin kejahatan.” Ucap Lili kesal.
“pamannya seorang dokter hebat wajar dia sewena wena.” Jawab Moana.
“tapi tetep aja. Pamannya lo baik ga sejahat dia.” Ucap Lili.
“sudah. Sementara ini bisa bantu jaga kak Sona. Keadaanku kurang baik juga.” Ucap Moana.
“tenang saja.” jawab Lili.
“eh suami kamu kemana sih?” tanya Lili.
Moana hanya terdiam tidak karena tidak tau keberadaan Alvaro di mana.
Di rumah Alvaro.
“lukanya sudah mulai membaik. Hanya perlu istirahat dengan cukup.” Ucap dokter.
“terima kasih dok.” Jawab Alvaro dan Dana.
“mari saya antar.” Ucap Dana mengantar kepergian dokter yang merawat Alvaro.
“bagaiamana keadaan kamu?” tanya papa.
“baik pa, jangan Khawatir.” Jawab Alvaro.
“apa ini, cincin apa ini? Kenapa ada di leherku kapan aku membelinya?” batin Alvaro melihat cincin pernikahannya dengan Moana yang di gunakan untuk liontin kalung. Karena sering Alvaro seding kali meninggalkan di kamar mandi setelah mencuci tangan jadi dia mengalungkan cincin pernikahannya di lehernya.
Satu minggu kemudian Moana sudah membaik.
“bagaiman? Masih mual?” tanya Naura.
“udah tidak.” Jawab Moana sambil membelai perutnya.
“lalu apa yang akan kamu lakukan?” tanya Naura.
“entah aku dapat tawaran menjadi perawat orang kaya di luar negri tapi aku belum menyetujui.” Ucap Moana.
“apa kamu mau keluar dari rumah sakit ini?” tanya Naura.
“biaya kakak sangat mahal dan juga sebentar lagi aku melahirkan dulu masih ada Alvaro sekarang entah dia menghilang kemana sudah satu minggu.” Ucap Moana.
“aku bantu. Kamu butuh berapa?” tanya Naura.
“tidak tidak. Sebentar lagi anak kamu masuk sekolah pasti membutuhkan biaya yang banyak.” Ucap Moana.
“hallo Moana ada keadaan darurat.” Panggilan telfon dari dokter yang merawat Sona.
“baik saya akan ke sana dok.” Ucap Moana.
“ada apa?” tanya Naura.
“entahlah. Dokter kak Sona menelfon. Aku pergi dulu ya.” Ucap Moana meninggalkan Naura.
Di kantor Gaza . para wartawan menunggu di depan kantor karena tuan Arsan akan memperkenalkan putra keduanya untuk pertama kalinya di publis.
“tuan apa benar dia anak dari istri kedua?’ tanya reporter.
“tuan apa tuan muda kedua ini anak kandung tuan?” tanya reporter yang lain.
“baik lah saya akan memperkenalkan putra kedua saya Alvaro Aden Gaza putra kedua saya dari istri saya.” Ucap Arsan menunjuk Alvaro yang sedang duduk bersama Dana.
Di sisi Moana.
“bagaiman dok?” tanya Moana.
“Sona tiba – tiba drop dan harus operasi. Sebaiknya kamu segera urus biaya operasi supaya saya bisa segera melakukan operasi.” Ucap dokter.
“tapi dok apa masalah serius?” tanya Moana.
“sepertinya ini masalah pada saraf otak yang mengalami pembengkakan.” Ucap Dokter.
“baik lah dok.” Ucap Moana.
Moana pergi ke administrasi untuk melakukan pembayaran. Namun tabungannya masih kurang. Moana beruan kali memohon untuk melakukan operasi terlebih dahulu. Namun prosedur rumah sakit tidak memperbolehkannya.
Moana menghampiri Daniel berharap Daniel bisa membantunya.
“kak.” Panggil Moana.
“ada apa?” tanya Danile dengan nada sewot. Setelah Daneil mengetahui Moana hamil dengan Alvaro Danile mulai menjauhi Moana tidak seperti dulu lagi.
“kak bisa bantu Moana tidak?” tanya Moana.
“ada apa?” tanya Daniel masih dengan nada datar.
“kak, Moana mau pinjam uang buat operasi kak Sona.” Ucap Moana.
“maaf aku tidak bisa.” Ucap Daniel meninggalkan Moana.
“bukan maksudku tidak mau meminjamkan uang kepadamu. Tapi ketika aku mengetahui kau bersama orang lain perasaanku sangat hancur.” Batin Daniel sambi berjalan meninggalkan Moana.
Moana mulai frustasi. Kemudian dia melihat televisi melihat Alvaro yang memakai jas rapi duduk di sebela Dana.
“Alvaro.” Ucap Moana. Moana melihat lokasi berita itu di tayangkan. Dan segera pergi ke tempat Alvaro berada.
“kak apa acaranya masih lama?” tanya Alvaro mulai bosan.
“ada apa? Apa kamu merasa tidak enak badan?” tanya Dana.
“tidak kak.” Jawab Alvaro dengan ekspresi dingin tanpa senyum.
Sesapainya di kantor Gaza Moana segera masuk namun di hadang oleh security.
“pak saya mohon saya mau bertemu Alvaro.” Ucap Moana.
“lancang bisa bisanya kamu memanggil tuan muda kedua dengan sebutan nama.” Ucap security.
Ada perkelahian kecil antar Moana dan security. Bertepatan dengan Alvaro yang hendak kembali ke rumah. Moana yang melihat Alvaro , dia segera berlari menghampiri suaminya itu dengan bahagia. Namun kebahagiannya berubah ketika Alvaro mengabaikannya.
“Alvaro tolong aku kumohon.” Ucap Moana memohon.
Awalnya Alvaro mengabaikan Moana, namun hatinya meminta hal lain.
“biarkan dia masuk.” Ucap Alvaro kepada ajudannya.
“baik tuan.” Ucap ajudan mengizinkan Moana masuk mobil Alvaro.
“akhirnya aku menemukanmu.” Ucap Moana memegang tangan Alvaro. Namun Alvaro segera menangkis tangan Moana.
“lancang beraninya menyentuhku.” Ucap Alvaro dengan nada tinggi.
Seketika Moana merasakan sedih. Untuk pertama kalinya Alvaro membentaknya.
“kemana perginya Alvaro yang lembut dan penyayang kenapa dia sangat kasar.” Batin Moana.
“apa aku mengenalmu?” tanya Alvaro. Membuat Moana terdiam.
“apa kau tidak mengenalku? Aku istrimu.” Ucap Moana.
“apa kamu gila aku belum menikah.” Ucap Alvaro.
“ini masalah nanti. Aku mohon beri aku uang. Kak Sona harus operasi hari ini.” Ucap Moana.
“dasar wanita kalian sama saja. hanya memikirkan uang.” Alvaro melempar cek yang sudah ada tanda tangannya ke hadapan Moana.
“apa maksudnya?” tanya Moana.
“ini cek tanpa batas. Kamu boleh menulis berapapun tapi dengan syarat jangan pernah mencariku.” Ucap Alvaro.
Ucapan Alvaro sangant menyakiti Moana. Seketika Moana menyobek cek yang di berikan Alvaro dan pergi dengan tangisan.
Suasa hati Moana tidak bisa di prediksi karena sedang hamil jadi lebih sensitif.
“kenapa dia seperti orang lain?” batin Moana.
“dia buka Alvaroku.” Ucap Moana berlari pergi.
“ada apa?” tanya Dana kepada adiknya. melihat Moana berlari pergi.
“entahlah wanita hamil yang meminta uang dariku.” Ucap Alvaro.
“tapi kenapa saat dia pergi perasaanku tidak nyaman.” Batin Alvaro memegang dadanya yang terasa sesak.
Dana menatap kepergian Moana. Teringat saat lalu, saat Alvaro masih koma dia mendapat barang barang milik Alvaro saat dia hilang. Ponsel yang di dalamnya ada foto Alvaro dan Moana. Dompet yang berisi beberapa uang kartu dan ktp baru.
“aku akan kembalikan nanti.” Ucap Dana.
Namun ketika Alvaro kehilangan ingatannya dokter menyarankan supaya tidak memaksa untuk mengingatnya, kerena bisa merusak saraf otaknya. Sehingga Dana memilih untuk tidak memberi tahu Alvaro tentang hilangnya dia.
“kenapa wanita tadi terlihat tidak asing.” Batin Dana.
“siapa yang tidak asing kak? Apa kakak mengenal wanita itu?” tanya Alvaro.
“tidak. Aku tidak mengenalnya.” Ucap Dana.
Dana dan Alvaro pun pergi ke pesta keluarga yang di adakan untuk menyambut Alvaro yang baru saja sembuh.
“lihat putraku dia sangat tampan.” Ucap papa memperkenalkan kepada rekan rekannya.
“iya Dana dan Alvaro sangat tampan.” Ucap yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments