Di rumah kediama Gaza.
“tuan lihatla. Ini seperti tuan muda ke dua.” Ucap asisten tuan Arsan.
“di mana ini?” tanya Arsan kepada asistennya.
“sepertinya majalah kecil yang tidak terlalu terkenal tapi sepertinya masih dalam lingkup perusahaan yang tuan investasi.” Jelas asisten.
“cepat cari.” Pinta tuan Arsan.
Di kamar.
“kenapa murung?” tanya Moana melihat Alvaro yang lesu dan murung.
“bolehkan aku ganti pekerjaan?” tanya Alvaro.
“apa kamu sudah punya pekerjaan lain?” tanya Moana.
“belum. Tapi aku tidak tahan para model menyentuhku meski ada samir kain tapi mereka tetap menyentuhku.” Ucap Alvaro dengan nada manjanya.
“mana yang di sentuh.” Tanya Moana.
Alvaro menujuk tangannya.
“ini mereka menyentuh ini.” Ucap Alvaro .
“sudah.” Moana mencium tangan Alvaro.
“tubuh yang di sentuh mereka akan aku cium suapaya bersih bagaiaman?” tanya Moana.
“kalau begitu. Bolehkan mereka menyentuh seluruh tubuhku?” Ucap Alvaro.
“coba saja.” jawab Moana.
“jika kau berselingku aku akan membunuhmu.” Batin Moana dengan tatapan killer.
“ampun ampun tidak akan ku izinkan mereka menyentuhku lagi.” Ucap Alvaro memeluk Moana.
“apa hari ini kamu sangat lelah?” tanya Alvaro merayu Moana.
“ada apa?” tanya Moana membelai suaminya.
“bolehkah kita malam ini.” Alvaro sambil mencium leher Moana.
Moana tersenyum kemudian mencium bibir Alvaro.
Merke pun melakukannya.......
Ke esokan paginya.
“kenapa pagi sekali?” tanya Moana melihat Alvaro sudah siap pergi.
“hari ini aku akan berhenti menjadi model.” Jelas Alvaro.
“ha lalu kamu mau bekerja apa?” tanya Moana.
“lihat aku ada interviu sebagai pengantar makanan di restoran besar.” Jawab Alvaro.
“jadi kurir itu pasti melelahkan. Apa kamu akan bisa?” tanya Moana.
“tentu bisa.” Jawab Alvaro mencium kening istrinya.
“aku berangkat dulu dan juga sarapan ada di meja sudah aku siapkan.
“baiklah hati hati. Jangan lupa hubungi aku.” Ucap Moana.
Alvaro pergi ke tempat pemotretan dan menyerahkan surat pengunduran diri.
“kenapa tiba – tiba sekali?” tanya produsen.
“tidak pak ini sudah saya fikirkan matang matang, terima kasih telah mau menerima saya selama ini.” Ucap Alvaro menyerahkan surat pengunduran diri.
“tunggu apa gara – gara kemaren saya melanggar kontrak? Dan juga karena foto kemarin banyak yang ingin menjadikanmu model.” Jelas pak Produsen.
“tidak pak hanya saja menurutku pekerjaan ini tidakk cocok untuku.” Jelas Alvaro.
“baiklah kalau begitu. Aku juga tidak bisa memaksa. Tapi jika kau berubah pikiran segera hubungi aku.” Ucap Produsen.
“tentu pak.” Jawab Alvaro.
“sayang sekali anak ini. Apa karena kemarin. Padahal karena foto kemarin banyak yang ingin menjadikannya model.” Batin produsen melihat Alvaro pergi.
Alvaro kemudian pergi ke restoran yang merekrutnya menjadi kurur makanan.
Moana duduk di ruangannya.
“ada apa kenapa melamun?” tanya Lili.
“tidak ada.” Jawab Moana.
“eh kapan kamu akan mengenalkan Alvaro kepadaku. Kau hanya bercerita tentangnya namun tidak menujukkan kepadaku.” Ucap Lili kepada temannya.
“iya nanti kalau dia siap dan mau aku pasti kenalkan kok.”Moana tersenyum ke Lili.
Di sisi lain Wanda yang kesal karena sekarang dia hanya menjadi perawat. List dokternya di tahan karena melanggar peraturan.
“awas aja kamu aku akan membuatmu merasakan apa yang aku rasakan.” Ucap Wanda di tunjukkan kepada Moana.
Seperti biasa Danile meyapa Moana yang sedang duduk di kursinya.
“apa kamu ada acara? Nanti malam” tanya Daniel.
“ada apa?” tanya Moana.
“kita nonton yuk udah lama tidak nonton.” Ucap Daniel.
“kayaknya tidak bisa kak, aku ada janji nonton juga.” Jawab Moana.
“oh begitu.” Daniel langsung lesu.
Di restoran.
HRD langsung menerima Alvaro karena tubuh Alvaro yang besar dan kekar.
“kalau kurirnya dia pasti bisa mengantar makanan dengan cepat dan banyak.” Guman pak HRD.
“baik kamu di terima.”
“terima kasih pak. Kapan saya bisa mulai kerja?” tanya Alvaro.
“kalau kau mau sekarang bisa langsung kerja.” Jawab Hrd.
Di sisi lain tuan Arsan mendatagi studio pemotretan.
“tuan .” ucap produsen menyapa.
“iya. Tuan Arsan mau bertemu model laki – laki.” Ucap asisten tuan Arsan.
“silakan duduk tuan.” Produsen mepersilakan.
Kami di sini banyak model laki laki. Tuan mau yang bagaimana?” tanya produsen.
“ini.” Jawab si asisten menujuk gammbar Alvaro.
“apa tidak bisa di ganti dengan model lain?” tanya produsen.
“tidak tuan Arsan hanya mau lihat pria ini.” Jelas asisten.
“maaf tuanmodel ini baru saja mengundurkan diri.” Ucap Produsen.
“apa kamu tau alamt dan nomor telefonnya?” tanya tuan Arsan.
“karena dia bukan karyawan tetap jadi kami tidak meminta data pribadinya.” Jelas produsen.
Tuan Arsan langsung bangkit dari duduknya dan pegi.
“kalau begitu kami permisi.” Ucap sang asisten.
“tuan di sini kami banyak model yang seperti dia apa kalian tidak tertarik.” Teriak produsen kecewa.
Di sissi Alvaro mulai berkeliling mengntar makanan kepada pembeli.
“ini pesanannya.” Ucap Alvaro menyerahkan makanan yang telah di pesan.
“terima kasih kak.”jawab pembeli.
“hallo .” jawab Alvaro. Telefon masuk dari Moana.
“sedang di mana?” tanya Moana.
“masih di jalan mengantar makanan.” Ucap Alvaro suara gemrisik jalan.
“ya sudah hati hati jangan lupa makan.” Ucap Moana.
“iya sayang kamu juga jangan lupa makan ya.” Balas Alvaro.
Keduanya saling melempar ciuman di telefon.
Moana pergi ke ruang oprasi.
“apa semua sudah siap?” tanya Daniel.
“sudah.” Jawab semua perawat yang berada di ruang operasi.
“Moa, perhatikan baik baik.” Ucap Daniel meminta Moana untuk memperhatiakan apa yang dia lakukan.
Di restoran Alvaro yang sedang istirahat berusahha menghubungi Moana namun tidak bisa.
“apa hari ini dia ada jadwal operasi.” Batin Alvaro.
“apa kau tau kurir baru kita sangat tampan.” Ucap pelayan restoran kepada temannya.
“iya padahal dia mengenakan baju take a way tapi seperti model.” Jawab yang lain.
Alvaro duduk di pojokan ruangan sambil makan makanan yang telah di berikan oleh koki.
“lihat dia memang tampan.” Batin pelayan.
Alvero yang mendengar tidak menghiraukan tetap melanjutkan makan.
Setelah operasi Moana melihat banyak panggilan masuk dari Alvaro.
“kenapa banyak panggilan dari Alvaro.” Guman Moana.
Di sisi Alvaro jam kerjanya sudah usai. Hari sudah mulai gelap Alvaro pergi pulang.
“hallo ada apa sayang?” tanya Moana.
“merindukanmu.” Jawab Alvaro.
“apa kamu masih di rumah sakit.” Tanya Alvaro.
“iya hari ini aku sif pagi dan malam karena rekanku cuti.” Jawab Moana.
“apa kamu lapar? Aku akan membawakan makanan untukmu.” Ucap Alvaro.
“baiklah aku menunggumu.” Ucap Moana.
“baiklah sampai bertemu sayang.” Alvaro memberi ciuma.
Alvaro memesan makana di tempat favorit Moana.
“seperti biasa ya pak.” Ucap Alvaro karena sering pergi ke tempat ini.
“iya .” jawab penjual sudah faham dengan apa yang ingin di pesan Alvaro.
“di bungkus?” tanya penjual.
“iya bungkus. Nanti topingnya kasih lebih ya.” Tambah Alvaro.
“baik.”
Alvaro melihat ponsel wallpeaper foto dirinya dan Moana.
“aku berjanji akan mencintaimu selamanya.” Batin Alvaro sambil tersenyum menatap foto di ponselnya.
Hari sudah gelap Alvaro perjalanan menuju rumah sakit.
“kamu dia mana?” tanya Alvaro di telepon.
“apa kamu sudah sampai?” tanya Moana.
“iya aku ada di dekat mobil.” Ucap Alvaro yang berdiri di dekat mobil Moana.
“oke aku kesana.” Ucap Moana segera berlari keluar.
“eh mau kemana?” tanya Daniel.
“ambil makan.” Jawab Moana.
“tadi katanya tidak mau pesan.” Ucap Daniel heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments