Di sisi lain Allen yang duduk di koridor aula juga merasa tidak nyaman.
“kenapa rasanya panas sekali.” Ucap Allen. Allen burusaha berjalana keluar.
Saat hendak keluar Alvero melihat Allen yang berjalan sedikit sempoyongan.
Alvero menarik Allen untuk masuk kedalam mobil.
Awalnya Allen menolak namun karena terkena obat Allen hanya bisa meminta bantuan Alvero. Begitu juga Alvero. Karena pengaruh obat dia hanya bisa meminta bantuan Allen. Hanya karena Allen yang saat dia sentuh dia tidak merasa mual.
“apa yang kau berikan kepadaku?” tanya Allen. Masih berusaha menyadarkan dirinya.
“aku juga tidak tau aku hanya merasa tidak nyaman.” Ucap Alvaro.
Alvaro mendekat ke tubuh Allen. Perlahan mencium bibir Allen.
Mereka pun melakukannya di dalam mobil Alvero.
Setelah terobati Allen yang hendak pergi di tahan oleh Alvero.
“ikutlah pulang bersamaku.” Ucap Alvero.
“apa kau gila?” tanya Allen.
“tidak. Apa kau mau keluar dari mobilku dalam keadaan seperti ini?” tanya Alvero menunjukkan keadaan Allen yang sangat berantakan.
Allen pun terdiam dan menurut. Alvero memberi jasnya untuk menutupi tubuh Allen yang merah merah karena ciumannya.
Alvero ke depan dan mengendarai mobil menuju arah apartemennya.
“ini arah ke rumah.” Batin Allen.
Sampai di apartemen. Alvero mengajak Allen pergi ke rumahnya.
“kurasa ini tidak baik.” Ucap Allen menolak.
Tanpa pikir panjang Alvero mengendong Allen menuju rumahnya.
Alvero meminta Allen untuk pergi mandi dan menganti pakainnya dengan miliknya.
“kamu madilah.” Ucap Alvero menyerahkan pakain yang dia siapkan.
Alvero lupa memberi tau Allen bahwa kaca kamar mandi miliknya adalah kaca satu arah gorden yang di gunakan untuk penutup sedang di Loundry. Sehingga nampak tembus dari luar.
Alvaro melihat Allen melepas pakaian seketika menelan air liurnya. Alvaro segera pergi keluar kamar.
“jangan jangan lagi.” Ucap Alavro. Alvaro berusaha menahan dirinya.
Namun saat Allen keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk Alvero sudah tidak bisa menahan dirinya lagi.
“apa yang kamu lakukan?” tanya Allen berusaha melepaskan diri dari cengkraman Alvero.
“entah. Tapi kali ini aku benar benar tidak bisa menahannya istriku.” Ucap Alvero. Membuat Allen terkejut.
“kau panggil aku....”ucap Allen belum selesai namun mulutnya di bungkam denagn mulut Allen.
“...apa?” batin Allen.
“istriku.” Bisik Alvero.
“apa maksudmu?” tanya Allen.
“aku suamimu dan kamu istriku.” Ucap Alvero menatap mata Allen dengan penuh pertanyaan.
“aku juga tidak tau harus bagaimana. Saat mengetahui kenyataan aku bingung.” Batin Alvero.
Allen mendorong Alvaro dari tubuhnya.
“kau gila.” Ucap Allen segera pergi dari kamar Alvaro. Saat hendak keluar apartemen tiba – tiba lampu padam. Allen berusaha membuka pintu namuna pintu tidak mau terbuka, kerena pintu menggunakan kunci cerdas sehingga saat mati lampu otomatis pintu akan terkuci.
“ada apa dengan pintu ini.” Guman Allen mulai kesal.
“maaf sedang mati lampu. Pintu otomatis terkunci saat bisa di buka kembali saat listirk menyala.” Ucap Alvaro.
“jangan mendekat.” Ucap Allen meminta Alvaro untuk tidak mendekatinya.
“baiklah baiklah. Kamu jangan di situ duduklah di sofa.” Jawab Alvaro meminta Allen untuk tenang. Dan dia berjalan mundur menjauh.
Allen pun duduk di sofa sedangkan Akvaro berdiri di pintu kamar.
“sejak kapan kau mengakuinya?” tanya Allen pada Alvaro.
“sejak aku menikah denganmu.” Jawab Alvaro.
“lantas kemana saja kau tiga tahun ini. Lantas apa kau ingat perlakuanmu padaku tiga tahun lalu. Apa kau mencariku jika jau tiadak menemukanku?” tanya Allen sedikit kesal.
“maaf, aku akan jelaskan semuanya.” Ucap Alvaro.
“untuk apa? Sekarang aku tidak butuh penjelasan.” Ucap Allen.
“dengarkan dulu.” Ucap Alvaro, Namuna Allen tidak menggubris Alvari.
Allen menutup telinganya denga kedua tangannya.
“aku tidak mau mendengarkan penjelasanmu. Aku tau kau orang dokter hebat. Aku hanya mencari mu untuk membantu operasi putriku. Jika kau tidak mau akan mencari dokter lain.” Ucap Allen.
“aku akan membantu. Aku akan merawat Kanzumi sampai sembuh.” Ucap Alvaro sambil mendekati Allen.
“tapi tolong dengarkan penjelasanku.” Ucap Alvaro.
Alvaro yang sangat takut kegelapan, namun karena menatap Allen dia bahkan melupakan rasa takutnya.
“tidak perlu aku sudah faham semuanya.” Ucap Allen dengan kekeh tidak mau mendengar penjelasan dari Alvaro.
Alvaro tidak berkata apa – apa ketika Allen tidak mau mendengarkan penjelasannya.
Alvaro melihat Allen yang mulai mengantuk dari kejauhan.
“kenapa kau tidak mau mendengar penejelasanku? Aku ingin menjelaskan bahwa aku tidak mengingat apa – apa. Aku hanya ingin mengatakan mari kita mulai semua dari awal aku akan memperbaiki kesalahanku yang dulu.” Batin Alvero.
Allen pun terlelap, tak lama lampu pun menyala. Alvaro melihat Allen yang terlelap di sofa segera menghampiri Allen dan menyelimuti Allen dengan selimut.
“kenpa kau tidak mau mendengarkan penjelasanku.” Batin Alvaro sambil menyelimuti Allen. Ketika menyelimuti Allen. Alvaro mengingat kembali bayangan samar tentang kenangan dirinya dan Allen.
Kepala Alvaro terasa pusing. Kemudian dia mulai mimisan dan pingsan tepat di sebelah Allen.
Keesokan paginya Allen terbangun melihat Alvaro berada di sebelahnya. Allen bangun dengan perlahan dan pergi meninggalkan Alvaro dengan rasa marah.
Allen kemudian pulang berganti pakaian dan pegi menuju rumah sakit. Sedangkan Alvaro yang dalam keadaan pingsan masih tergeletak di samping sofa.
Di rumah Gaza.
“kenapa adikmu semalaman tidak pulang apa kau bisa menghubunginya?” tanya papa Arsan.
“dia tidak mengangkat telfonnya pa. Tenang saja aku akan mencarinya nanti.” Jawab Dana.
Setelah selesai sarapan Dana segera pergi untuk mencari adiknya.
Di rumah sakit Danile melihat Moana. Daniel yang sedang mengantar surat undangan untuk rumah sakit Gaza.
“Moana?” batin Daniel.
Daniel yang hendak menghampiri Allen. Namun Allen buru – buru naik life sehinga Danial tidak bisa mengejarnya.
Di dalam life Allen mengingat kejadian ketika di mobil. Ketika Alvaro mulai menyentuhnya.
“rasa ini tidak berubah. Tapi kali ini dia sedikit agresif. Apa karena pengaruh obat.” Batin Allen.
“sudah sudah jangan difikirkan aku sudah hampir melupakannya.”batin Allen yang mulai kesal karena teringat kejadian empat tahun lalu saat Alvaro tidak mau menolongnya bahkan menganggap Allen sebagai wanita murahan yang memerasnya.
Dana telah sampai di apartemen Alvaro.
Dana mengetuk pintu dan menekan bel. namun tidak ada respon. Melihat pintu apartemen Alvaro yang tidak terkuci Dana langsung masuk. Dana melihat adiknya tergeletak di samping sofa.
“Al Al?” panggil Dana berusaha membangunkan adiknya.
“Alvaro apa yang terjadi denganmu?” Dana terkejut melihat darah yang mengering di sekujur tubuh Alvaro. Dana segera memanggil dokter ke apartemen Alvaro.
Di ruang Kanzumi.
“kakak di sini?” tanya Allen melihat Sona dan Liora berada di kamar Kanzumi.
“semalam kami datang.” Jawab Liora.
“kamu kemana aja semalaman. Bahkan tidak pulang.” Ucap Sona sedikit kesal karena Allen minggalkan si kembar sendiri di rumah sakit.
“maaf. Semalam aku ada urusan.” Ucap Allen mencoba menutupi masalah yang terjadi semalam.
“kamu ini Allen baru saja pulang jangan buat dia tidak nyaman.” Ucap Liora mengingatkan siuaminya untuk tidak menekan adik iparnya.
“maaf.” Ucap Sona.
“oh iya aku tadi bertanya pada Reyhan katanya Kanzumi besok sudah bisa operasi.” Ucap Liora.
“syukur kalau begitu.” Allen terharu bahagia mendengar sebentra lagi putrinya akan sembuh.
Di sisi Alvaro.
Dokter usai memeriksa Alvaro.
“bagaimana dok?” tanya Dana.
“dia sepertinya mengalami sakit kepala sehinga pembulu darahnya ada yang pecah menyebabkan pingsan. Lebih baik jika membawa tuan muda ke dua ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.” Jelas dokter.
“baik dok.” Ucap Dana.
Setelah pemeriksaan usai Dana mengantar dokter keluar.
Alvaro sadar dari pingsan. Dia murung sambil bersandar di kasur.
“kau sudah sadar?” tanya Dana melihat adiknya sudah duduk.
“kakak.” Panggil Alvaro yang melihat kakaknya yang baru saja kembali dari mengantar dokter kembali.
“ada apa denganmu?” tanya Dana.
“tidak ada hanya kelelahan.” Ucap Alvaro. Agar Dana tidak khawatir.
“oh iya untuk apa kakak kemari?” tanya Alvaro.
“tidak ada sih hanya papa memintaku untuk mencarimu.” Jawab Dana.
“eh kamu mau kemana?” tanya Dana melihat Alvaro melepas infus dan berdiri.
“aku harus ke rumah sakit ada yang harus aku kerjakan.” Jelas Alvaro.
“sudah kau istirahat saja hari ini aku akan meminta izin pada rumah sakit.” Ucap Dana.
“tidak pelru kak.” Alvaro tetap pergi ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments