Dalam jarak aman, William terus mengawasi Dara. Semuanya tidak luput dari pengamatan William.
"Siapa pria tengik itu, berani sekali mendahului ku menolong Dara !" William menatap tidak suka pada sosok Daniel.
Rasa geram membuat William tanpa sadar mengepalkan tangan sampai terlihat buku buku jemari yang memutih.
Sementara itu,
Usai mendapatkan perawatan di ruang kesehatan, Dara harus menghadap dosen Law.
Dosen Law mengajar di kelas Dara, Dosen Law adalah sosok yang bijaksana berdasarkan tingkat kekayaan muridnya.
Tentu saja Sofia adalah murid kesayangan, sedangkan Dara selalu tersisihkan.
"Aku mendengar laporan jika kamu melakukan keributan dengan Sofia, benarkah itu ?" tanya dosen Law tegas menatap Dara yang berdiri di dekat kursi depan meja kerjanya.
"Bukan saya yang mulai duluan pak. Geng Sofia terlebih dulu menyerang saya. Bapak bisa lihat jika saya adalah korban~" Dara menunjukkan pergelangan tangan yang memerah bekas ikatan.
Tanda kemerahan yang jelas kentara, menunjukkan betapa kencangnya anak buah sofia tadi menyakiti Dara.
"BOHONG !! Kami hanya sedang latihan untuk drama pak. Aku hanya memainkan peran , tapi Dara terus berteriak seakan akan aku menyakitinya. Padahal tidak loh pak ! Dara ,kamu tega sekali mempermalukan aku di hadapan teman teman tadi, hiks..."
Dara tercengang akan penuturan Sofia, seakan akan Sofia adalah korban dan dirinya pelaku kejahatan.
Aku harus melawan, atau harga diri ku semakin terinjak injak !!
"Kamu memang sungguh mendalami karaktermu sebagai seorang tokoh yang licik dan tak punya malu, Sofia !" ucap Dara ketus meski nyali tak seberapa.
"Apa maksudmu Dara ? Tega sekali kamu !! Huhuhuu~" Sofia semakin mendramatisir.
"Ya.. Ya.. Ya.. Teruslah berpura pura playing victim. Aku tidak akan mengikuti permainan mu lagi Sofia !" ucap Dara tegas menatap tajam ke arah Sofia yang mendalami peran si Yang paling tersakiti.
"Dara, bicaralah yang sopan dan Jangan meninggikan suara di ruangan saya ! Bapak sudah mendengar penjelasan kalian. Sekarang dengarkan.."
Dosen Law menatap Dara lalu Sofia kemudian dia mengucapkan keputusan jika ,
"Sebagai peringatan atas perbuatan kalian berdua mak, bapak mau kalian membuat proposal pengajuan sponsor di salah satu perusahaan terkenal. Dapatkan tanda tangan dari CEO tersebut maka masalah ini bapak anggap selesai, mengerti ?!" suara dosen Law terdengar tegas.
"Itu tidak sulit pak, siap.." ucap Sofia percaya diri.
Tentu saja bukan hal yang sulit jika orang tua Sofia adalah orang kaya penting yang pasti memiliki chanel kenalan orang dalam perusahaan terkenal yang di maksud.
"Papi pasti bisa membantuku. Hahaha~ kali ini aku akan mengalahkan kamu cupu !!"
"Dara.. Bagaimana ?" tanya Dosen Law sekali lagi, karena Dara sejak tadi justru diam entah memikirkan apa.
"Dosen Law, bagaimana bisa aku mendapatkan tanda tangan atau stempel dari CEO tersebut? Untuk perusahaan seterkenal itu pastilah sulit. Apalagi bagi mahasiswi seperti ku ?"
Dara meragu, bukannya dia menolak namun, perusahaan terkenal itu memang sangat ketat dalam menerima tamu. Apalagi hanya seorang murid kuliahan dengan proposal kegiatan acara di kampus.
Apa dosen Law ingin aku mempermalukan diri sendiri dan nama kampus ? Dia sengaja atau bagaimana sih !!
"Bapak tidak mau tahu. Kalian punya waktu tiga hari, jika salah satu dari kalian gagal maka bapak akan anggap dialah yang bersalah dan harus meminta maaf kepada pihak lain, mengerti ? Tidak ada lagi yang harus bapak sampaikan, kalian pergilah."
Dosen Law dengan tanpa ekspresi kembali duduk di kursi kehormatan untuk melanjutkan pekerjaan nya.
Dara dan Sofia saling melempar pandangan sinis , bagai adegan kilat yang menyambar ditengah keduanya.
Cih~ awas saja nanti.
Kemudian..
Kegiatan kuliah berakhir lebih awal,
Seharian di kampus tanpa bertemu sahabatnya membuat Dara tidak tenang memutuskan untuk mencari Cyeril di rumahnya.
"Ini sudah sore, semoga Cyeril ada dirumahnya." gumam Dara pelan saat langkah kakinya menuju keluar dari gedung kampus.
Baru beberapa meter Dara berjalan tiba tiba..
Tiin~ tiin~
Suara klakson mobil dari arah belakang membuat Dara menoleh dan ternyata itu adalah mobil milik William.
"Ayo kita pulang, Dara masuklah." ucap William yang kali ini menyetir sendiri mobilnya.
William lagi.. Apa dia tidak kerja ? Apa dia sengaja membuntuti aku ?
"Tuan William.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sri Mahyuni
author, coba dara diadakan latihan bela diri atau belajar silat aja, supaya bisa jaga diri sendiri
2025-02-02
2