Mobil mewah berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang, membelah keramaian jalanan ibu kota yang memasuki jam sibuk.
Saat ini waktu menunjukkan pukul delapan pagi.
Kurang dari dua jam mereka tempuh dan sekarang mobil sudah sampai di sebuah kawasan hunian mewah. Tepatnya di salah satu perumahan elit di tengah kota.
"Mulai sekarang kamu tinggal di rumah ini. Ayo kita masuk.." ajak William begitu membuka pintu utama rumah besar.
"Ini sungguh berlebihan.." gumam Dara yang merasa sungkan dan kini hanya bisa mengikuti langkah kaki William dalam diam.
William menunjukkan sebuah kamar yang akan menjadi ruangan pribadi Dara. Segala keperluan Dara sudah disiapkan, tanpa terkecuali.
"Ini kamarmu, Dara. Semua yang kamu butuhkan ada di sini. Sekarang istirahatlah karena aku harus kembali bekerja. Kita akan bertemu lagi saat makan malam. See you.." ucap William yang berpamitan meninggalkan Dara di dalam kamar nya.
"Oke~ tuan William." jawab Dara singkat.
Ekspresinya datar sekali ~
Huft~
Dara menghela lega nafasnya seiring tubuhnya yang ambruk diatas kasur.
"Apakah boleh hidup kembali tapi menjadi beban orang lain~" gumam Dara pelan sambil menatap langit langit kamar.
Pikiran Dara kembali menerawang tentang tahun 2014. Jika benar ini adalah kehidupan kedua Dara dalam satu dekade terakhir, maka itu artinya~
"Apa Takdir sedang memberi kesempatan kedua bagiku untuk memperbaiki semua kesialan di kehidupan sebelumnya ? Lalu apakah.."
Dara mulai larut dalam mengumpulkan kembali keping keping memory era 2014, agar bisa menyiapkan rencana untuk perjalanan hidup kedua nya.
"Darimana aku harus mulai ? Ayah meninggal karena penyakit yang dibuat oleh Megan. Dengan sengaja Megan meracuni ayah selama bertahun tahun. Cih~ Mungkin kah aku bisa menggagalkan rencana jahat Megan sekarang ?"
Dara mengetuk ngetuk dagu nya dengan jari telunjuk, saat ini dia tengah berdiri bersedekap tangan di sisi jendela yang menghadap ke arah luar halaman rumah besar.
Otaknya tampak fokus berpikir, Jika racun yang diberikan Megan kepada ayah adalah racun yang bereaksi dalam jangka panjang. Mungkin aku bisa menemukan penawarnya, dan saat ini aku memiliki kesempatan besar untuk menyelamatkan ayah. Tapi keberadaan dokter itu sangat sulit di temukan. Bahkan sejak kematian ayah hingga aku meninggal masih belum bisa menemukan dokter jenius itu, huft~ bagaimana ini ? Darimana aku harus memulai ?
Jemari lentik Dara semakin intens mengetuk dagu nya, dia benar benar harus berpikir keras agar tidak bertindak ceroboh.
"Baiklah.. Pertama tama mari kita selidiki tentang tuan William yang tampaknya bukan orang sembarangan." Dara mengangguk yakin lalu beranjak dari sisi jendela untuk mencari benda pipih di dalam tas.
Sebuah ponsel yang begitu berharga bagi Dara, karena masih tersimpan foto kenangan mendiang ibu saat menggendong dirinya sewaktu bayi.
Foto keluarga kecil yang menjadi layar wallpaper ponselnya membuat Dara merasakan haru yang menyesakkan dada, Melihat bagaimana kedua orang tuanya tersenyum begitu bahagia beberapa hari setelah dia lahir ke dunia.
Pasangan suami istri yang mendekap penuh kasih sayang bayi perempuan mereka satu satunya, satu satunya foto keluarga asli Dara yang lengkap.
Dara mulai memainkan ponselnya untuk berseluncur di dunia sosial media, jemarinya lincah mengetik nama Willian Gulvend dan beberapa saat kemudian,
"Banyak sekali artikel tentang pria itu, artikel yang menjelaskan tentang sepak terjang pewaris perusahaan Gu yang menduduki top global perusahaan terbaik. Banyak sekali prestasi nya tapi kenapa tidak satu pun aku menemukan informasi pribadi nya ? Aneh.."
Dara terus bergumam sembari memeriksa setiap artikel resmi tentang pria penyelamatnya. Menit berganti menit hingga berubah menjadi jam, sudah berjam jam Dara larut dalam dunia maya hingga tak terasa hari sudah sore.
Tok~ tok~ tok~
Suara pintu kamar di ketuk dari luar, Dara menyimpan ponselnya sebelum beranjak untuk membuka kan pintu.
"Nona Dara.. Selamat sore, perkenalkan nama saya Meri. Saya adalah pelayan yang ditugaskan untuk melayani anda selama anda tinggal di rumah ini." Meri si pelayan membungkuk sopan memberi salam hormat kepada Dara.
"Ahh haii, nice to meet you Meri." ucap singkat Dara yang merasa canggung.
Seumur hidup nya , baru kali ini Dara diperlakukan begitu baik layaknya tuan putri. Dalam kehidupan sebelumnya, Dara hanyalah wanita yang cupu dan selalu di rendahkan oleh ibu tiri nya.
Di rumah, saat Ayah bekerja, Dara di perlakukan layaknya pembantu. Dia harus melakukan pekerjaan pelayan seperti membersihkan rumah, memasak dan sebagainya.
Sebagai imbalan, Megan si ibu tiri akan memberikan jatah makan dua kali sehari serta uang saku yang nilai nya jauh dibawah cukup.
Sejak kecil Dara di didik untuk menjadi wanita rendahan yang mudah dikendalikan Megan. Tekanan mental itu membuat Dara tumbuh menjadi wanita cupu yang sering di bully di sekolah bahkan kampus.
Saat sudah berhasil meraih gelar sarjana dan di terima di perusahaan ternama pun ,derajat Dara masih setara pelayan. Saat di rumah, Megan akan mengatur semuanya, keuangan Dara diatur dengan alasan untuk masa depan.
Megan memperlakukan Dara sangat tidak adil, semua perhatian dan kasih sayang hanya tertuju kepada sang adik Jerome.
Jerome yang selisih usianya terpaut 5 tahun dari Dara selalu mendapatkan prioritas utama layaknya anak kesayangan presdir.
Hanya Jerome yang selalu diajak jika orang tuanya melakukan perjalanan bisnis, sementara Dara tetap di rumah dengan beban tanggung jawab layaknya pembantu.
"Tuan muda menugaskan saya untuk membantu menyiapkan penampilan anda untuk malam ini. Mari nona.." Ajak Meri membawa Dara menuju ke sebuah ruangan lain rumah.
"Eh.. Mau di bawa kemana aku ? Aku bisa menyiapkan diriku sendiri Meri. Tidak perlu memperlakukan aku berlebihan begini~"
"Perintah tuan muda adalah amanat yang harus saya pertanggung jawabkan nona Dara. Jika saya melakukan kesalahan pasti akan di hukum." ucap Meri sambil tersenyum sopan.
"Maaf~" hanya kata maaf yang bisa Dara ucapkan.
Dara sangat mengerti bagaimana posisi Meri~
Saat ini Dara sudah berada di sebuah ruangan yang mirip seperti ruang salon dan spa pribadi.
Meri dan beberapa pelayan lain membantu Dara memakai lulur, masker hingga pijat refleksi
Ini terlalu berlebihan !!!
Sekitar dua setengah jam lamanya Dara melakukan perawatan tubuh , setelah itu Meri juga menyiapkan gaun untuk dipakai Dara.
"Bukan kah ini terlalu mewah untuk makan malam di rumah ? " Dara membelalak kala menatap sebuah gaun malam yang begitu mewah.
Berwarna hitam dengan taburan berlian , Dara tidak berani mengenakan gaun semahal itu . Berkali kali menolak namun gagal, Meri memohon dengan sangat agar Dara menurut atau dia akan di hukum.
"Pakai lah nona, saya mohon. Jika anda tidak mau maka nanti saya dan pelayan lain akan dihukum oleh tuan muda." wajah Meri tampak memelas.
"Tapi.. Di kamarku ada banyak pakaian rumah. Tidak harus gaun semahal ini kan ?" Dara masih merasa enggan .
Cuma makan di rumah kenapa aku harus bersiap seperti mau makan malam di restoran mewah ??!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
sdah hdup kmbali hrusnya mmperbaiki dri msa blajar hacker, trus bsnis, jga ilmu beladiri trus smua snjata, biar jadi wnita tngguh 😁😁😁
2024-10-09
0
Berlian Arandita`
ckckck tadinya mau baca tapi gak jadi deh, ini sebenernya jiplakan dari komik "Presdir Mencintaiku Dengan Kelembutan"
2024-04-03
1