Rasa tergelitik kala William menatap wajah sayu Dara yang sudah terlelap dengan nafas teratur.
William terus menatap bibir Dara lalu sengaja mencuri satu ciuman, cup.
Bibir yang terasa lembut namun William tidak berani mencuri lebih.
Istirahat lah gadis manisku~ cup~.
Satu kecupan terakhir mendarat di pucuk kepala Dara, seiring William yang bangkit dari sisi ranjang lalu keluar dari kamar Dara.
Esok pagi nya..
Dara dan william tengah menikmati sarapan berupa roti panggang mentega dan jus jeruk.
"Kamu terlihat bersemangat sekali pagi ini, Dara." ucap William sambil mengelap ujung mulut nya menggunakan tisue makan.
"Aahh iya, aku sangat bersemangat karena hari ini aku harus berjuang menyelesaikan tugas dari dosen. Harus optimis bukan ?" kata Dara menutupi rasa gugupnya.
Mana mungkin aku jujur kalau sebenarnya aku merasa sangat insecure,
"Baguslah, Aku tidak akan mengganggu kesenangan kamu hari ini, karena aku harus rapat di luar kota. Dara, Terimalah ini.." William menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam serta beberapa lembar uang ke hadapan Dara.
Dara yang melihat itu pun mengangkat satu alisnya dan bertanya, "Apa ini ?"
"Uang receh untuk jajan, dan kartu untuk berbelanja kebutuhan mu." jawab William .
Definisi receh yang begitu berbeda~ bahkan lembaran itu senilai ribuan dollar. Bagaimana bisa William menyebut itu receh ?
"Tapi ini berlebihan loh, aku gak bisa menerimanya. Sudah terlalu banyak aku merepotkan kamu tuan William." Dara menggeser uang dan Kartu kembali ke hadapan William.
"Listen Dara, selama kamu tinggal di rumah ini artinya kamu adalah tanggung jawabku. Aku merasa senang jika bisa menyenangkan dirimu. Terimalah, ini tidak seberapa kok. Bukan kah kamu membutuhkan uang untuk sehari hari ?"
Tentu saja Dara membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari hari nya, sejak hidup kembali di kehidupan kedua ini kan Dara sama sekali tidak atau belum bisa menghasilkan uang.
Kecuali uang bulanan yang di transfer ayah untuk biaya kuliah~
"Apa kamu tahu ? Kamu sangat pandai memaksakan kehendak, dan kamu selalu tahu jika uang adalah kelemahanku. Tapi tuan William, aku bukan wanita materialistis yang mengejar hartamu. Aku tidak bisa menerima, ini sangat berlebih, maaf."
Dara sangat yakin untuk menolak pemberian William, namun respon William cukup mencengangkan..
"Kamu memang bukan gadis materialis , tapi kamu adalah girlfriend material yang aku cari selama ini. Ini adalah sebuah ungkapan isi hatiku padamu, Dara.."
William menatap teduh kedalam netra Dara, sungguh membuat Dara tak bisa berkata kata.
Ada rasa takut setiap dirinya mendengar ungkapan tentang cinta dari lawan jenis. Karena di kehidupan sebelumnya, Dara sangat mudah percaya terhadap orang orang yang mengaku mencintainya, namun apa ?
Semua berakhir dengan rasa sakit hati dan trauma karena pengkhianatan.
"Aku tidak percaya cinta.." ucap Dara yang kemudian memilih untuk pergi meninggalkan William di ruang makan begitu saja.
William pun terkejut atas reaksi Dara yang langsung pergi.
Sepertinya Dara tersinggung, apa ada yang salah dengan ucapan ku ?
William menggeleng pelan. Kemudian, dengan langkah kaki cepat William menyusul Dara yang baru saja keluar dari rumah dengan membawa tas kuliah.
"Dara !! Heii stop !!" William menyoraki Dara agar berhenti dulu.
"... ." Dara menghentikan langkahnya dan diam di tempat.
"Maafkan aku atas ucapan tadi. Tolong jangan diambil hati karena ungkapan perasaanku padamu. Dara, aku tidak akan memaksa dirimu untuk membalas sama seperti yang aku rasakan. Aku hanya tidak ingin memendam sendirian, i am so sorry~"
Suara William terdengar lirih seperti menyesal , tentu saja itu membuat Dara menjadi merasa tidak enak hati.
Bukan begitu, William. Tetapi.. Tidak mungkin aku menceritakan masa laluku yang penuh dengan trauma akan cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments