Bab 14

Di sore harinya.. terlihat saat ini Lina sedang berada di taman bersama dengan arwah sang kakak. Terlihat Lina dan Diana duduk di kursi panjang yang ada di tempat itu, suasana saat ini nampak lah ramai pengunjung, berbagai bunga dan tanam lain mengiasi suasana di sekitar mereka yang nampak begitu memanjakan mata untuk dipandang.

"Apa kamu masih ingat dengan tempat ini?" tanya Diana pada adiknya, yang duduk bersebelahan dengannya.

"Iya Mbak,, Lina masih ingat betul dengan tempat ini, dimana tempat ini merupakan tempat kita bermain, namun semua nya sekarang sudah menjadi kenangan yang yang indah untuk dikenang, karna sekarang kita tidak bisa bersama seutuhnya."

Lima seakan jadi teringat dengan kebersamaan ia dan kakaknya di tempat itu, Diana sering mengajak Lina bermain di tempat itu.

"Kita sekarang memang tidak bisa bersama lagi dengan seutuhnya, tetapi kita masih bisa bertemu kembali meskipun keadaan kita sudah berbeda dunia." ucap Diana.

"Keadaan saat ini sudah berbeda tak seperti dulu lagi, meskipun hanya sebatas arwah, Lina senang banget bisa bertemu kembali dengan Mbak, itu semua sudah cukup bagi Lina." Lina berucap sambil menyenderkan kepalanya di pundak kakaknya.

"Meskipun dunia kita sekarang sudah berbeda, tetapi rasa sayang Mbak sama Lina tidak akan pernah sirna, Mbak sayang banget sama Lina." Diana tersenyum sambil mengelus pucuk kepada adiknya.

..."Kenapa ya Mbak, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, aku sangat benci dengan hal itu, ketika kita sudah nyaman dan sayang bagi seseorang yang sangat berarti bagi hidup kita...

cepat atau lambat pasti akan berpisah."

"Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, tidak selamanya kita bisa bersama terus, itu semua sudah jadi perinsip kehidupan. semua orang mati itu hak. tidak ada manusia yang bisa hidup kekal dan abadi, semua akan berpulang kehadapan sang Pencipta, karna kita semua hanya miliknya. jadi kamu harus bisa menerima semua itu"

"Iya mbak.. yang penting Lina bisa bertemu dengan Mbak Diana lagi." ucap Lina tersenyum senang.

Mbak harap, kamu jadi anak yang baik dan dan berbakti pada orang tua, hanya kamu saat ini yang bisa menjaga ibu dan ayah.

"Iya mbak.. Lina berjanji akan selalu menjaga ibu dan ayah,, sebagaimana mereka merawat kita waktu kecil. aku ingin menjadi orang sukses agar kelak nanti Lina bisa membahagiakan Ibu dan ayah."

"Semua orang pasti punya tujuan hidup atau impian masing-masing. kalau sudah besar Lina ingin jadi apa.?

"Kelak nanti kalau Lina sudah besar, Lina ingin jadi dokter mbak, hanya itu impian Lina yang selama ini aku idam idamkan."

"Kamu pasti bisa kok menggapai impian mu itu, asalkan kamu melakukannya dengan sungguh sungguh, apapun impianmu pasti akan terwujud jika kamu melakukan dengan sungguh sungguh dan tetap berusaha."

"Iya mbak.. Lina akan berusaha sebisa mungkin demi menggapai impianku, hanya dengan itu Lina akan bisa membahagiakan Ibu dan ayah dengan kesuksesanku."

"Apa pun impianmu suatu saat nanti akan tergapai jika kamu berniat dengan sungguh sungguh, dan berjuang."

"Iya mbak, seberat apapun rintangan menuju kesuksesan Lina tidak akan menyerah, Lina akan terus berjuang dan berusaha semaksimal mungkin demi menggapai impianku."

"Bagus Lina.. mbak suka dengan prinsipmu yang pantang menyerah menghadapi rintangan hidup."

"Tapi Mbak.. Lina rasa mustahil rasanya jika Lina bisa menggapai impianku, mengingat impian Lina sangat lah besar dan sulit untuk digapai."

Lina seakan merasa tidak yakin jika ia bisa mewujudkan impiannya.

"Kamu jangan merasa putus asa gitu Lin.. apapun impianmu kamu harus yakin bisa menggapai semua impian mau pun keinginan mu, Yakini lah bahwa kamu bisa menggapai impianmu."

Lina hanya diam ia mencerna perkataan kakaknya.

Setelah itu keduanya hanya diam sibuk dengan fikirkan nya masing-masing tak ada lagi pembicaraan antara mereka.

°°°°°°°°

Malam hari pun tiba..

Terlihat Di malam harinya Lina nampak berkumpul di sofa ruang tamu seperti biasa bersama kedua orang tuanya.

"Linaa.. besok besok kalau kamu sudah lulus sekolah Lina mau lanjut sekolah apa nggak nak?" tanya pak Kardi pada putrinya.

"Hmmm.. Kalau sudah lulus sekolah Lina masih mau lanjut sekolah Ayah, Lina masih ingin sekolah agar Lina bisa menggapai cita citaku."

"Oh gitu bagus deh kalau Lina masih mau lanjut sekolah. emang cita cita Lina mau jadi apa?" tanya pak Kardi pada putrinya.

"Cita cita Lina ingin menjadi doker yah..

Dokter.?

"Iya ayah Lina ingin menjadi dokter."

"Kalau Lina ingin menjadi doker Lina harus belajar yang rajin supaya pintar, agar Cita cita Lina bisa terwujudkan." ucap bu Lilis pada putrinya.

"Iya bu.. Lina akan belajar lebih giat lagi karna Lina ingin sekali menjadi dokter." ucap Lina sambil tersenyum.

"Jika Lina serius mau lanjut sekolah Bapak akan berusaha dan membiayai mu sekolah agar Kamu bisa mewujudkan impianmu."

"Iya ayah,, Lina tidak akan mengecewakan ayah dan ibu, Lina akan buktikan jika Lina bisa meraih impianku." ucap Lina sambil tersenyum.

suasana nampak hening ketiganya hanya Diam sibuk dengan fikiran nya masing-masing.

"Yasudah bu kalau gitu Lina ke kamar dulu mau belajar." ucap Lina yang mulai membuka pembicaraan.

"Iya nak belajar lah yang rajin." sahut bu Lilis.

lalu setelah itu Lina berjalan menuju kamarnya.

"bikinin bapak kopi bu." titah pak Kardi.

"Iya pak bentar ibu bikinin." sahut bu Lilis sambil beranjak dari duduknya, lalu ia berjalan ke arah dapur.

sedangkan pak Kardi hanya duduk santai sembari menonton TV menunggu istrinya datang.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next.

2024-04-09

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Semoga cita-citamu terwujud ya Lin😇

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!