Bab 7

Kini jenazah Diana pun telah selesai di makamkan, selama proses pemakaman berjalan dengan baik tanpa ada kendala apapun.

"Linaa.. ayo nak kita pulang" pak Udin mengajak Lina yang tengah menangis disamping makam kakaknya.

"Gak pak, Lina gak mau pulang, Lina masih mau disini sama mbak Diana. bapak kalau mau pulang pulang aja sama ibu."

"Mbak Diana.. kenapa mbak tega ninggalin aku secepat ini, apa mbak Diana sudah gak sayang sama Lina." Lina meracau sambil memeluk batu nisan yang tertulis nama kakaknya.

Linaa.. dengerin bapak Nak. setiap manusia yang hidup di dunia ini akan berpulang kalau sudah waktunya, tidak ada manusia yang bisa hidup kekal dan abadi, semuanya akan kembali pada waktunya, karna kita semua milik Allah, hanya kepadanya kita kembali, atas kehendaknya kita bisa hidup di dunia ini.

Pak Udin berusaha menasehati putrinya itu, agar Lina bisa merasa lebih tenang.

"Sekarang kamu paham Nak. mungkin Allah sangat sayang terhadap Mbak Diana, hingga Allah memanggil Mbak Diana berpulang ke hadapannya" pak Udin berucap sambil mengelus puncuk kepala putrinya dengan lembut.

"Iya Pak.. Lina mengerti" sahut Lina yang hanya mengangguk lemas. Kini ia sudah merasa lebih tenang saat mendengar nasehat dari Ayahnya.

"Yaudah Nak kalau ayo kita pulang. biarkan Mbak Diana tenang di alam sana".

"Iya Pak..." ucap Lina yang hanya mengangguk pasrah.

Lalu setelah itu mereka bertiga beranjak pergi dari makam Diana.

Sesampainya di rumah. terlihat Lina sedang beradi di dalam kamarnya, ia hanya termenung di samping jendela, menatap ke arah luar jendela.

Mbak Diana.. andai Mbak tau betapa sakitnya hati ini ketika mbak pergi ninggalin aku, kenapa Mbak Diana pergi secepat ini, andai waktu bisa di putar kembali, Lina lebih memilih Mbak Diana tetap ada di samping Lina. Lina meracau dengan sendirinya, ia masih belum menerima atas kepergian kakaknya.

tak terasa air matanya luruh membasahi pipinya yang putih itu. bayang bayang wajar kakaknya masih melekat jelas di fikiran nya.

"Linaa.. ayo nak kita makan, dari tadi kamu belum makan sama sekali loh."

Bu Wati menghampiri putrinya yang tengah tersandar di samping jendela.

"Gak bu Lina gak mau makan, ibu makan sendiri aja." sahut Lina dengan nada lemas.

Linaa.. dengerin ibu nak, ibu tau dengan apa yang kamu rasakan sekarang, biarkan lah Mbakmu pergi dengan tenang di alam sana, kamu gak boleh sedih seperti ini terus, kalau kamu seperti ini terus pasti Mbak Diana juga ikut bersedih melihat Lina menangis seperti ini. Lina harus kuat ya nak ya.

bu Wati berusaha membujuk putrinya, agar putrinya itu merasa lebih tenang.

"Tapi bu.. kalau mbak Diana gak ada Lina main sama siapa, biasanyakan mbak Diana selalu nemenin Lina main, sekarang Lina sudah tidak punya mbak lagi."

"Kan masih ada ibu Nak, dan masih ada teman teman yang lain, kata siapa Lina gak punya teman main, teman teman Lina disekolah kan banyak. dirumah ada ibu dan bapak yang akan selalu menemani kamu, Lina jangan sedih lagi ya nak, biarkan Mbakmu beristirahat dengan tenang di alam sana."

bu Wati nampak mengusap sisa air mata yang membasahi pipi Lina.

"Yaudah, ayo nak kita makan, ibu sudah masak makanan kesukaan kamu. ayo nak. bu Wati coba membujuk Lina kembali.

"Iya bu.." sahut Lina singkat. kini ia sudah merasa lebih tentang karna nasehat dari ibunya.

Lalu setelah itu mereka berdua melenggang pergi ke dapur.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next.

2024-04-09

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Pasti sangat sedih ya Lin,biasa kesana kesini bersama sekarang mbakmu sudah pergi,tapi pergi untuk selama lama nya😌😌

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!