~MPH16~

...Adakalanya kita tetap bersyukur atas pemberian Tuhan yang kita manfaatkan setiap detiknya yaitu... napas gratis....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dokter Ardi siang itu memeriksa kaki Aryan untuk pengambilan foto rontgen, CT scan, MRI, Elektromiografi dan lumbal pungsi. Agar dokter Ardi bisa tahu lebih lanjut tentang tingkat keparahan kelumpuhan yang di alami oleh Aryan.

“Untuk hari saya rasa cukup sampai ke pemeriksaan saja. Setelah hasilnya keluar nanti saya akan segera hubungi Pak Aryan.” Dokter Ardi memang membutuhkan hasil yang akurat dan tidak ingin mengambil keputusan tanpa tahu seberapa parah kelumpuhan itu.

“Baik, Dok. Kalau begitu saya permisi!” ijin Aryan.

Dokter Ardi tersenyum ramah sambil mengangguk pelan. Lalu, Aryan di dorong keluar oleh Gavin.

Sesampainya di luar kembali perdebatan antara Dania dengan Aryan terjadi lagi.

“Dania lebih baik kamu periksakan lenganmu yang terluka itu. Nanti takutnya jika tidak segera diberi obat akan infeksi.” Aryan tetap berwajah datar.

“Sudah tak apa kok Mas Aryan. Nanti juga kering sendiri, tadi sudah aku beri betadin.” Dania menolak, karena baginya itu hanya luka ringan saja.

“Dania sudah aku katakan periksakan saja.” Aryan memerintah dengan penuh penekanan.

“Lah situ kok maksa amat sih. Yang merasakan sakit itu saya loh Mas Aryan, kenapa situ yang... garang.”

“Atau... Mas Aruan takut ya kalau Mama tahu jika Mas Aryan tidak becus jagain aku, istrinya.”

Dania mencebik. Dan Dania cukup sadar diri, sangat dirasa tidak mungkin jika Aryan akan mengkhawatirkan dirinya seperti itu. Bahkan khawatir yang begitu kentara hanyalah... pencitraan.

“Dania, tolong jangan mulai lagi berkata seperti itu.” Aryan mendengus kesal.

“Gavin, antarkan Dania ke ruang pengobatan. Saya hanya tidak mau jika nanti luka nya akan infeksi dan membuatnya demam. Karena jika itu terjadi maka saya sendiri yang akan merasa... kerepotan.”

Hik's!

Dania meraba dadanya agar lebih sabar lagi. Meskipun salah memprediksi bagaimana sikap Aryan tetapi sama saja itu hanyalah harapan yang harus dihempaskan jauh.

Setelah tangan Dania diperban ketiganya memutuskan untuk pulang saja. Aryan pun nampak kelelahan setelah menjalankan rutinitasnya kembali. Meskipun tidak seharian penuh tetapi bagi fisik Aryan sudah mengalami kinerja banyak.

“Nanti siang mau makan apa Mas Aryan? Biar aku masakin.” Dania bersikap ala kadarnya, tugas seorang istri memang seperti itu.

“Tak usah buatkan aku makan siang. Bik Ningsih pasti sudah siapkan.” Masih dengan wajah datarnya.

“Oh... ok.” Dania manggut-manggut saja.

Dania menatap luar jendela, banyak sekali restoran yang di berjualan di pinggir jalan. Melihat akan hal itu hati Dania berdenyut nyeri. Ia teringat dengan keluarganya yang ada di desa.

Tes...

Air mata telah membasahi pipi Dania. Rindu begitu menyeruak hingga dasar kalbu. Namun untuk mengobati rasa rindu itu Dania tidak bisa menemui keluarganya tanpa ijin dari Nyonya Sofia dan juga Aryan.

‘Pak... Buk... Dania kangen.’ Dania mengusap air matanya.

Aryan yang sedang melirik Dania merasa heran dan bertanya di dalam hatinya.

‘Kenapa lagi ini orang? Tadi judes, cuek dan sekarang malah... nangis.’

Aryan menggeleng saja lalu kembali menatap luar jendela sebelah kanan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bu Ratih siang itu nampak muram. Satu bulan setelah Dania meninggalkan desa Cidadap keluarga Pak Handoko tidak seceria dulu.

Rasa kehilangan dan penyesalan masih tersimpan di hati Bu Ratih dan Pak Handoko. Hanya bisa berdoa untuk kebaikan putri sulungnya.

“Buk... Kenapa kok melamun?” tanya Pak Handoko sambil mengusap pundak Bu Ratih.

“Tidak Pak. Ibu... merasa kangen sama Nia putri kita. Kapan ya kira-kira Nia akan pulang kesini lagi Pak?”

Tes...

Kerinduan yang dirasakan seorang ibu hanya bisa di lampiaskan dengan menangis saja. Karena Bu Ratih maupun Pak Handoko tidak ada yang tahu kapan putri mereka akan kembali sudi di rumah itu lagi.

Pak Handoko dan Bu Ratih juga tahu bukan keinginan Dania untuk menikah dengan Aryan. Dan keduanya juga tahu pasti Dania juga merasa rindu dengan mereka.

“Sabar saja ya Bu! Kita doakan saja semoga Nyonya Sofia dan Nak Aryan mengijinkan Nia mengunjungi kita disini.” Pak Handoko mengusap punggung istrinya.

Bu Ratih mengangguk sambil mengulas senyum tipis. Rasa rindu memang tidak ada obatnya kecuali pertemuan. Tetapi bagi seorang ibu doa lah yang paling dekat untuk mengobati rasa rindu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di balik jendela kamarnya, bukan lagi Aryan yang setia di sana menikmati keheningan malam. Tetapi Dania lah yang malam ini ada di sana. Menatap langit yang berhiaskan bintang dan lampu kota yang nampak indah di kala malam.

‘Wanita itu memang sulit ditebak. Terkadang tertawa tidak jelas, merajuk dan sedih.’

Aryan mendorong kursi rodanya menghampiri Dania. Geram sendiri Aryan melihat Dania yang seolah sedang merasakan kehilangan.

“Kenapa kamu ada disini Nia? Udara malam sangat dingin tak baik untuk kesehatanmu.”

“Minum obat sana gih lalu istirahat.”

Deg!

Sampai-sampai Dania menoleh setelah mendengar ucapan Aryan. Lagi-lagi Dania merasa dijadikan seorang putri, diperhatikan oleh seorang lelaki yang mencintainya.

‘Kenapa Mas Aryan memanggilku dengan Nia? Apa... Dia tahu nama panggilan ku sehari-hari?’

“Kenapa hanya diam saja? Katanya mau nurut sama suami, hmm?” tanya Aryan dengan pelan.

“Iya nanti saja. Aku masih pengen disini sebentar lagi.” ucap Dania yang masih fokus menatap langit.

Aryan menghela napas beratnya. Mungkin membiarkan Dania diam sendiri selatan hal yang tepat. Aryan perlahan memutar kursi rodanya lalu mendorongnya ke nakas tak jauh dari sisi ranjang.

Aryan membuka laci nakas itu lalu mengambil obat Dania serta membawa segelas air. Obat itupun ditaruh di atas pahanya sedangkan segelas air ia pegang dengan tangan kiri. Tangan Kanan Aryan mendorong dengan tenaga semaksimal mungkin.

“Minum obat dulu, Nia.” Aryan lebih tegas lagi.

Mendengar suara Aryan yang memerintah tanpa ada bantahan seketika Dania menoleh. Di tatap nya netra Aryan yang tajam dan wajah Aryan yang datar.

‘Ada apa lagi ini Mas? Kenapa malam ini kamu membuatku melambung tinggi dengan harapan yang selama ini aku nantikan.’

‘Tapi... setelah kamu membuat hatiku berbunga karena mendapatkan perhatianmu kamu sesukanya mematahkan hatiku.’

‘Apa rencanaku telah berhasil atau... aku yang terjebak dalam permainan ku sendiri?’

‘Ya Allah... haruskah aku menyerah sekarang?Atau aku harus lebih bersabar?’

Dania segera memalingkan tatapannya agar tidak terlalu jatuh dalam buaian Aryan. Terlalu sakit menjalani pernikahan hanya di atas kertas saja tanpa ada rasa cinta di dalamnya sebagai pondasi dalam rumah tangga.

“Terima kasih, seharusnya Mas Aryan tidak perlu melakukan hal ini padaku. Jangan buat hatiku melambung tinggi dan setelahnya Mas Aryan bisa menjatuhkannya sesuka hati.”

“Memang benar saya masih berusia sembilan belas tahun, tapi setidaknya Mas Aryan yang menjadi suamiku paling tidak membimbingku menuju rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah.”

“Pernikahan itu bagi islam adalah ibadah terpanjang. Jadi, bukan sesuatu hal yang dilakukan dengan menye-menye yang bisa dipermainkan seenaknya saja.”

“Aku hanya ingin Mas Aryan tahu satu hal. Saya memang terpaksa menikah dengan Mas Aryan demi hutang Bapak saya. Meskipun rasanya berat, tapi saya tetap bersyukur.”

“Adakalanya kita tetap bersyukur atas pemberian Tuhan yang kita manfaatkan setiap detiknya yaitu... napas gratis.”

Dania mengembangkan senyum untuk menutupi luka hatinya. Andai saja Aryan tidak ada di sana mungkin saat itu juga air mata akan melesat jauh membasahi pipinya. Namun, Dania harus bertahan untuk tetap tegar dan sabar.

Gluk!

Dania minum obat yang diberikan Aryan, setelahnya ia melenggang pergi meninggalkan Aryan yang masih duduk termangu di atas kursi rodanya.

“Mas Aryan mau tidur sekarang atau nanti? Kalau sekarang aku bantu tapi kalau nanti... minta tolong sama Gavin saja ya!” ucap Dania sambil membaringkan tubuhnya di atas sofa.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!