My Perfect Husband 4

...Dia tampan, Dia keren dan hati ini tak bisa menipu jika berdenyut kala pertama kali bertatapan dengannya. ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebuah mobil Lamborghini berwarna hitam telah terparkir di depan gubuk pak Handoko. Sore itu kembali pak Handoko mendapati tamu, entah siapa.

Dan kedua paruh baya itu kembali merasa takut jika saja seseorang yang akan menagih hutang atau semacamnya.

“Pak, siapa lagi itu?” tanya bu Ratih.

“Bapak juga tidak tahu, Bu.” Pak Handoko menggeleng. “Dan Bapak harap itu bukan orang seperti Nyonya Sofia tadi.”

Bu Ratih menoleh, ditatapnya pak Handoko yang masih melihat ke arah luar.

“Tapi Bapak tidak memiliki hutang lagi selain pada Nyonya Sofia, kan?” tanya bu Ratih memastikan.

“Tidak, Bu. Bapak hanya berhutang sama Nyonya Sofia saja. Itupun Bapak lakukan karena terpaksa.” Pak Handoko menunduk.

Bu Ratih mendekati pak Handoko, diusapnya punggung pak Handoko dengan lembut. Senyum pun telah tersungging di bibir bu Ratih.

Bu Ratih tidak marah ataupun kecewa terhadap pak Handoko, karena bu Ratih tahu bagaimana ekonomi mereka yang sulit kala itu. Dan jelas pak Handoko hanya ingin melakukan yang terbaik sebagai orang tua dan kepala keluarga.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nyonya Sofia kembali lagi ke gubuk pak Handoko, tetapi dengan tujuan yang berbeda. Itupun tidak diketahui oleh pak Handoko dan bu Ratih.

“Maafkan sikap saya yang kasar tadi. Saya terpaksa melakukan itu pada kalian, karena saya ingin tahu seberapa peduli Dania pada kalian.” Nyonya Sofia jauh lebih tenang dan menatap keduanya dengan damai.

Pak Handoko dan bu Ratih saling pandang. Mereka masih belum memahami apa yang dimaksud Nyonya Sofia.

“Maaf jika saya lancang sudah memotong ucapan Anda, Nyonya. Tapi, saya dan istri saya tidak tahu maksud Anda.”

Nyonya Sofia nampak menghela napas panjang.

“Saya mengincar putri kamu untuk saya jadikan menantu, pak Handoko. Dan saya melakukan hal tadi agar Dania mengatakan sendiri jika dia mau menikah dengan putra saya,” terang Nyonya Sofia.

“Karena saya yakin Dania gadis yang tepat untuk istri putra saya. Dan saya juga yakin Dania pasti bisa menerima kekurangan putra saya yang... lumpuh.”

Deg!

Jantung pak Handoko berdenyut nyeri, seakan ada yang menusuk di sana. Sebagai seorang ayah, cinta pertama putri nya jelas pak Handoko merasa bukanlah ayah terbaik. Pak Handoko justru merasa telah menjerumuskan putrinya pada lubang yang dalam.

“Saya datang kesini ingin mengatakan sesuatu hal pada kalian. Saya akan menanggung biaya sekolah dua anak kalian. Tapi saya mohon sama kalian jangan katakan apapun pada Dania tentang hal ini. Dan saya juga ingin kalian menyetujui pernikahan ini yang akan diselenggarakan ... lusa.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seseorang telah menghampiri Dania yang ingin kali masuk ke dalam rumah megah itu. Dan Dania tidak mengenal siapa laki-laki muda yang usianya hampir setara dengannya.

‘Dia tampan, Dia keren dan hati ini tak bisa menipu jika berdenyut kala pertama kali bertatapan dengannya.’ Dania berbisik di hatinya.

“Maaf permisi, Anda yang Dania?”

Suara laki-laki bagaikan alunan merdu di telinga Dania. Bahkan membuat Dania masuk dalam dunia khayalan.

‘Ramah sekali Ya Allah. Andai saja Aryan digantikan sama laki-laki ini, jelas saja aku akan setuju sekali.’

Dania tersentak kala mendengar kembali suara laki-laki muda yang ada di depannya.

“Eh, iya... Ada apa ya?” tanya Dania yang memang tidak mendengar.

Laki-laki itu justru tertawa kecil sembari bergeleng. Hal itu kembali sukses membuat Dania meleleh.

“Kamu pasti Dania, kan? Saya sopir di rumah ini yang diminta Nyonya Sofia untuk mengantarkanmu pulang sekarang. Bisa kita jalan sekarang?”

‘Hah, diantar sopir seganteng Dia? Aih, aku tidak akan menolak.’

Dania mengangguk, tetapi sesaat kemudian ia mengingat apa tujuannya datang ke rumah itu.

“Tunggu! Saya masih mau pamitan sama bik Ningsih, takutnya nanti dicariin sama beliau.” Gavin pun mengangguk.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dengan langkah pelan Dania masuk ke dalam kamar Aryan. Tidak dapat dipungkiri jika hatinya masih merasakan sakit yang luar biasa. Akan tetapi, dunia masih menginginkannya untuk bertemu dengan Aryan, laki-laki jutek.

“Maaf jika saya lancang main masuk saja ke kamar Anda. Tapi... Saya hanya mau berpamitan saja dan tidak lebih dari itu.” Terdengar pelan, tetapi masih mampu di dengar Aryan.

Aryan duduk di kursi roda sembari menatap luar jendela.

“Ya pulanglah. Jika perlu tidak datang lagi.”

Hiks'

Dania mengangkat wajahnya, ditatapnya laki-laki itu yang masih fokus dengan suasana di luar sana.

‘Selem benel sih Dia. Dasar, laki-laki tidak peka. Awas saja...’

“Ok, saya permisi! Tapi perlu Anda tahu Den Aryan, saya Dania akan tetap datang ke rumah ini. Assalamu'alaikum.”

Dania enyah segera dari kamar itu. Sedangkan Aryan, laki-laki itu mengeraskan rahangnya dan mengepal erat setelah mendengar ucapan Dania yang terakhir ‘akan tetap datang’.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dania duduk di teras rumahnya, ia menatap langit luas yang dipenuhi banyak bintang bersinar memancarkan cahayanya.

Dania kembali membuka memori apa yang terjadi beberapa jam yang sudah berlalu.

Flashback On

Di dalam mobil hanya ada Dania dan juga sopir yang diminta untuk mengantarkan Dania pulang ke desa.

Hening...

Satu detik...

Dua detik...

“Emm... Kalau boleh tahu siapa nama kamu?”

“Saya? Emm... S-saya... Dania.”

Bisa dipastikan ritme jantung Dania berdetak tidak beraturan. Bahkan Dania membutuhkan ruang untuk bernapas.

“Oh ok, salam kenal Dania. Saya Gavin.” Gavin menoleh sesaat lalu tersenyum.

Flasback Off

“Pertemuan singkat tapi benar-benar mengesankan. Andai saja putra Nyonya Sofia bisa bersikap seperti Gavin pasti... I love you full.”

Dania terkekeh geli mengingat pertemuannya yang singkat dengan Gavin. Dan seketika lamunan itu lenyap ketika bayangan Aryan tiba-tiba menari-nari di pelupuk matanya.

“Nia, kamu kenapa kok seperti itu? Apakah ada masalah selama di rumah Nyonya Sofia tadi?”

Suara itu membuat Dania tersentak dan gelagapan. ‘Tidak. Ibu maupun Bapak tidak ada yang boleh tahu tentang apa yang terjadi tadi.’

Dania meringis, memperlihatkan sederet giginya yang bersih. Setelah itu ia menceritakan alibinya saja tentang apa yang terjadi.

“Tidak kok, Bu. Di sana tadi Dania disambut ramah sama Den Aryan. Bahkan dia juga setuju tentang pernikahan kita nanti.”

‘Maafkan Ibu dan Bapak Dania. Ibu tahu saat ini kamu sedang menyembunyikan sesuatu hal dari kami semua yaitu... luka.’

“Buk, kok jadi diam? Masuk saja yuk, dingin di luar!” ajak Dania yang diangguki bu Ratih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Mau tidak mau kamu harus tetap menjalani pernikahan yang sudah Mama tentukan ini, Aryan. Seharusnya kamu bersyukur bisa menikah dengan gadis cantik seperti Dania.”

“Dan Mama mau akad nikahnya diadakan besok lusa. So, besok kamu dan Dania bisa menyiapkan jas dan kebaya pengantin untuk acara akad nanti.”

Fiks, jika Nyonya Sofia sudah memutuskan sesuatu hal yang menurutnya baik untuk Aryan maka tak ada satu orang pun yang bisa membantahnya.

Aryan diam saja ketika Nyonya Sofia sudah meninggalkan kamarnya, meskipun sebenarnya hati Aryan ingin sekali memberontak.

Perihal perjodohan adalah sesuatu hal yang amat di tentangnya. Tetapi, saat ini tidak ada pilihan lain selain mengiyakan saja.

Craaang!...

“Sial! Kenapa hidup aku jadi se-sial ini setelah kecelakaan itu?”

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!