14

Juan memilih untuk kembali menunggu diluar. Saat tau Tuan Aldi mencium kening Nonanya itu. Dan kembali mencium pipi , sontak saja terkejut dengan aksi mesra Tuan Aldi kepada Nona Vira. Karena hal itu sesuatu hal yang mustahil. Apakah gunung es itu mencair, tapi apakah Nonanya tau jika dia di perlakukan istimewa oleh Tuan Aldi? Hanya bisa menahan pertanyaan itu dengan seiring waktu yang menjadi jawannya.

Sedangkan yang didalam sana masih senangnya dengan mencium telapak tangan sang wanita. Perlahan mata Vira membuka dan langsung menyadari jika dia terjatuh karena kepala yang pusing kala itu.

"Dimana ini?" tanya Vira ke samping, tanpa tau siapa yang disana.

"Di Rumah Sakit" jawab Aldi.

"Kamu?" Tanya Vira.

"Iya saya disini, menunggumu" jawab jujur Aldi.

Penuh tanya sebenarnya Vira, kenapa bisa Tuan Aldi bersamanya, apakah dia yang menolongku dikantor.

"Terima kasih," Vira lirih.

Masih berkunang kunang sedikit dan tidak bisa berbicara panjang dan lama. Memilih memejamkan matanya kembali, tanpa tau jika Tuan Aldi sangat menghawatirkannya.

Ingin rasanya Aldi berbicara banyak saat ini tapi melihat Vira yang memejamkan matanya, akhirnya mengurungkan niatnya. Dan memilih menunggu dalam diam disampingnya.

Malam masih saja menemani waktunya untuk menunggu sang pujaan hatinya itu. Walau lelah Aldi rasakan tapi enggan untuk meninggalkan Vira seorang diri. Tanpa tau yang di luar, juan masih menunggu disana. Ya betul saat baru masuk Aldi melihat Vira dengan wajah yang pucat dan tertidur itu membuatnya sangat hawatir, Sesaat kemudian dengan berani mencium kening dan juga pipi Vira tanpa tau sang pemiliknya itu, justru terlihat oleh Juan. Begitupun Aldi dengan aksinya itu tak tau jika Juan melihatnya.

Tertidur Aldi disamping Vira di sana, Juan juga tertidur di luar di bangku kuning panjang UGD.

Tak terasa hari sudah pagi dan Vira terbangun lebih dulu. "Hem" suara serak khas bangun tidur Vira. Tak juga membangunkan Aldi disampingnya. Barulah Vira berasa jika tangan kanannya tidak bisa dia angkat, karena tangan kiri ada jarum infus terpasang disana.

"T-Tuan Aldi" panggil Vira untuk membangunkan Aldi.

"Ya" jawab Aldi dengan mengangkat wajahnya khas bangun tidur. " Ya ampun Ganteng sekali " batin Vira. "Bangun tidur saja ganteng sekali, baru sadar aku ini, bagaimana bisa dia disini. Apakah istrinya tidak menghawatirkannya?" terus saja batin Vira berucap sendiri.

"Kau sudah bangun Vira?" tanya Aldi.

"iya Tuan" jawab Vira.

"Apakah masih ada yang sakit?" tanya Aldi lagi

"Tidak tuan, sudah enakan" jawab Vira. Sebenarnya dia sangat canggung dengan situasi ini. Perhatian Aldi yang tidak dekat menurutnya akan menimbulkan masalah jika diketahui oleh istri Aldi.

"Syukurlah, sebentar saya tanya dokter dulu," singkat Aldi jawab dengan keluar sebentar. Dan tak lama dokter datang dengan Aldi disamping Vira kembali.

"Bagaimana dok?" tanya Aldi.

"Sudah stabil, dan boleh pulang Tuan. Tapi tolong jaga kembali kesehatannya ya Nona. Tuan jangan lupa jangan terlalu Nonanya." ucap Dokter itu.

"Terima kasih Dokter, pasti akan saja jaga agar tidak terulang kembali." ucap Aldi dengan menyakinkan Dokter.

Vira hanya diam dan terkejut ucapan Aldi yang ambigu memberi perhatian padanya. Dari luar Juan melihat dan mendengarkan apa yang di ucapkan Dokter tentang Nonanya itu. Dia lantas pergi loket pembayaran untuk mengurusi administrasi Nonanya. Agar bisa keluar dari sini.

Setelah selesai Juan masuk ke ruang UGD. " Nona, sudah saya selesaikan administrasinya, sekarang sudah bisa kita pulang"ucap Juan.

"Terima kasih Tuan Aldi, sudah menjaga Nona saya dan maaf sudah mengganggu aktifitas anda." lanjut ucap Juan kepada Aldi.

"Tidak apa apa Juan, ini tidak mengganggu saya" jawab Aldi dengan santai. " Biar kamu saya yang antar, boleh?" Pinta Aldi ke Vira.

"Tidak berani Tuan, merepotkan lagi anda" hawatir Vira.

"Biar saja Tuan, saya yang mengantar Nona" pinta Juan. Tapi tatapan tajam Aldi mebuat juan berucap. "Tapi jika tidak keberatan Tuan mengantar Nona saya" ciut langsung Juan tak berani berkata lagi.

"Ayo Vira!" ajak langsung Aldi.

"Hem" jawab Vira.

"Bisa jalan atau mau aku gendong?" Aldi tanya kembali. Tapi Vira sontak merona wajahnya terlihat jelas sekali tanpa dia malu akan ucapakan mesra Aldi untuknya itu. Dengan memalingkan mukanya sesaat.

"Bisa jalan Tuan" jawab Vira.

"Baiklah, hati hati. Sini aku bantu." Langsung merengkuhkan tangannya ke bahu Vira. Aksi Aldi ini sangat bisa bikin Vira kembali merona dan malu. Tapi mau menolak pun tak bisa karena sudah terjadi. Nikmati saja, dan acuhkan ucapan orang yang berkomentar tentangnya kini sampai menuju lobi rumah sakit.

Di dalam mobil hanya ada Aldi dan Vira. Juan membawa mobilnya sendiri hendak pulang kerumah. Karena sudah diperintahkan oleh Aldi pulang untuk istirahat. Vira diam di bangku depan disampingnya Aldi membuat suasana jadi canggung. Ingin memulai tapi tak tau dari mana dulu.

Hingga tak terduga Aldi mendekat ke wajah Vira, sontak langsung merona lagi dibuatnya. Jantungnya kini sudah tidak besahabat lagi.

Dug

Dug

Dug

Cepat sekali dan pasti akan terdengar disamping. Tingkah Aldi pun membuat Vira hanya memejamkan matanya sambil menahan nafasnya.

Klik

Bunyi seatbelt terdengar pertanda sudah terpasang. Vira langsung mebuka matanya, "ya ampun. Apa yang aku pikirkan, mesumnya aku" gerutu dalam hatinya itu.

"Kenapa mukamu Vi, aku hanya membantumu untuk memasangkannya." ucap Aldi.

" Biar kita bisa berangkat kerumahmu" lanjut Aldi.

"Oh. Maaf, aku tak sadar itu. Terima kasih," ucap Vira dengan canggung.

Hening kembali disana, mobil sudah melaju ke arah rumah Vira. Aldi sudah tau pasti dimana sang pujaan hatinya itu tinggal. Tidak ada kata atau berbicara diantara keduanya. Satunya malu bin gugup, satu laginya emang dasarnya dingin dan kaku. Sudah pastilah jadi suasana terus hening bagai kuburan, karena tak ada musik di putarnya.

Cit

Suara rem mobil sudah memasuki mansion Vira, walau sendiri disana tinggak disana tak terasa bosan bagi Vira banyak pembantu yang tinggal disana.

"Silahkan," pintu mobil sudah di buka oleh Aldi untuk Vira.

Lagi dan lagi hanya senyuman yang Vira berikan.

"Aduh, tak kuat aku" batin Aldi " bisa bisa tak tidur aku ini" lanjut batin itu.

Masuk kerumah dan langsung duduk di ruang tamu itu, "Tuan ingin minum kopi atau teh?" tanya Eni pengurus kepercayaan dirumah ini.

"Kopi saja" Aldi jawab santai.

"Buatkan saya seperti biasa ya, Bi." Pinta Vira pada Eni.

"Siap Non" sigap Eni melakukan tugasnya itu.

Eni langsung ke dapur mempersiapkan kopi dan teh hangat kesukaan Nonanya itu, tak lupa cemilan ringan dia bawa pula.

Sementara di ruang tamu masih diam.

Setelah Eni kembali dengan membawa kopi dan teh Nonanya, tak lupa cemilan.

" Silahkan Tuan".

"Jangan panggil aku dengan itu," pinta Aldi.

"Lantas?"Tanya Vira.

"Apapun itu boleh," Jawab Aldi.

"Apa?" bingung Vira.

"mmmmmm...." Dengan memikirkan nya saja sudah pusing Vira. Karena tak tau dibilang dekat tidak dibilang jauh juga ya memang begitu. Terus tiba tiba diminta begitu saja merubah panggilan dan membuatnya bingung Vira.

****************

Hi semuanya.

Apa yang cocok nih buat panggilan Vira ke babang ganteng Aldi, bantu koment ya.

Love you😘

Terpopuler

Comments

Erni Nofiyanti

Erni Nofiyanti

cepat3 di urus cerainya vir.
biar kamu ngga di tuduh selingkuh Ama keluarga tonix

2024-03-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!