17

Berita pernikahan CEO PT ADI PRADANA & CEO PT RATAPANCA BAKTI membuat guncangan besar dalam dunia Bisnis. Siapa yang tak kenal CEO Aldi yang sosok dingin dan tegas, tak ada yang mau berurusan hal curang kecuali ingin nyawanya melayang dengan cepat.

"Memang pantas bersama dengan Tuan Aldi, wanitanya sangat cantik mempesona," suara salah satu masyarakat melihat berita di TV.

"Tidak mungkin bersanding dengan yang berwajah biasa."

"Betul itu," orang yang berbeda menyetujuinya.

Bahkan mama Indah mendengar dan melihat acara itu di TV juga. "Si*l, anak itu beruntung nasibnya itu," kesalnya.

"Ini masih kotor!" Masih kesal Mama Indah, kerjaan menantu pilihannya juga tak lebih baik dari Vira. Sudah 1 tahun berlalu rumah tangga anaknya belum dikarunia keturunan, dan terlebih kerjaan di rumah itu santai santai membuat geram saja.

"Mama saja jika ingin bersih" suara Isala meninggi.

"Kau, selalu saja membantahku," kesal Mama Indah.

"Aku ini bukan pembantu ya, Ma. Jadi jangan suka menyuruhku jika tidak puas dengan hasilnya." Isala selalu saja berani beradu mulut dengan mertuanya itu.

"his, kamu itu." Ucap mama Indah marah.

"Kenapa, ma?" Tantang Isala.

"Ada apa ini ma?" Tanya Zian.

"Tolong urus istrimu ini dengan baik, jangan suka membantah ucapan Mama dan hormati Mama sebagai orang tua disini." Kesal Mama Indah.

"Jika ingin itu semua dariku ya Mama tunjukkan dulu kalau memang Mama bisa." Tantang Isala kembali.

"Lihat Zian istrimu itu ....." Benci sekali jadinya Mama Indah. Tak ingin disalahkan. Padahal memang sepatutnya jika ingin di hormati diri kita sendiri maka hormatilah orang lain terlebih dahulu. Penghormatan itu tidak bisa di beli dan di jual dengan mudah karena itulah hukum alam.

"CUKUP" Teriak Zian diruang tamu.

"Sudah semuanya diam. Aku lelah mendengar setiap kali dirumah selalu saja ada keributan diantara Mama dan Kamu. Apa tidak bisa akur!" kesal jadinya Zian.

Zian langsung masuk ke kamarnya sekedar menenangkan hatinya disaat ini tak dipungkiri cemburu dan kesal melihat mantan istrinya menikah dengan bahagia.

"Si*l" ucap Zian marah.

Menyesal yang dirasa Zian kini, kebohongan demi kebohongan mama Indah sudah terungkap saat papa Joni sebelum meninggal dunia. Dengan memberikan semua buktinya.

Flashback On

"Mah?" Tanya Zian saat pulang dari luar kota selama 3 hari disana. Dan sudah tidak melihat Vira begitupun dengan bajunya.

Mencoba mencari sosok istrinya itu tidak menemukan jejaknya dirumah lagi.

Mama Indah langsung menuju kamar Zian karena mendengar namanya dipanggil anaknya itu. "Ada apa Zian, panggil mama?" Pura pura tidak tahu apa yang terjadi.

"Kemana Vira, Ma?" Tanya Zian.

"Sudah pergi sejak kamu berangkat keluar kota," ucapnya santai.

"Kemana, Ma?" Tanya kembali Zian dengan penasaran.

"Dengan selingkuhannya." Jawab Mama Indah dengan pura pura memasang wajah marah. Zian terkejut bukan main, dan tak percaya akan ucapan mamanya untuk istrinya itu. Melihat sikap Zian yang tak percaya Mama Indah melanjutkan ucapannya. " Mama punya buktinya jika kamu penasaran, tunggu disini. Mama ambil dulu."

Tak lama mama Indah kembali membawa bukti foto foto itu . "Liat itu semuanya Zian, buka matamu sekarang!" Marah Mama Indah.

"Apa!" Teriak tak percaya dengan yang dilihatnya itu.

Mama Indah keluar dan membiarkan Zian sendiri disana. Saat pintu kamar Zian tertutup sontak saja wajah mama Indah tersenyum bahagia.

Tanpa ada yang tau Papa Joni melihat dari pintu kamarnya hanya bisa menghela nafas berat. "Apa maumu, Indah," batin Papa Joni.

Sedangkan Zian dikamar "akh!" Teriak Zian keras sekali.

"Tega kau, Vira...." Menangis didalam kamarnya. Lelahnya tak bersambut dengan senyum manis istrinya itu malah mendapatkan kabar yang membuat hatinya hancur berkeping keping.

Merobek semua foto yang diberikan mama Indah, kesal, benci, marah semua sudah ada dihatinya kini dengan mudahnya terganti rasa cintanya itu. Sungguh tipis sekali 2 rasa yang bertolak belakang itu bisa berganti, ya kata "CINTA & BENCI".

Lama Zian dikamar hingga malam tiba tak ingin rasanya berpindah ke tempat lainnya.

Tok

Tok

Tok

"Zian" suara Mama Indah.

"Ini Mama bawa makan untukmu." Pintu sudah dibuka oleh Mama Indah dengan membawa nampan berisi makan malam Zian.

"Tidak ma, biarkan aku sendiri saat ini," pinta Zian.

"Ya sudah Mama simpan disini." Ucap Mama Indah jika anaknya lapar bisa langsung di makan.

Berlalu dari kamar Zian.

*

*

*

Sudah bebarapa bulan berlalu Zian sudah mempunyai pasangan barunya kini. Isala yang telah dikenalkannya oleh mama Indah untuk dekat dengannya. Menurut mama Indah Isala adalah sosok cantik dan berkelas, ya namanya juga model.

Dalam waktu singkat Zian dan Isala menikah kurun waktu 5 bulan bersama berkenalan. Dan belum pula terkuat kebenaran tentang Vira itu sendiri. Zian sangat membenci Vira tentunya.

Awal pernikahan itu berjalan manis dan mesra, sampai itu hilang disaat papa Joni sakit keras dan meninggal.

Dirumah sakit tempat Papa Joni dirawat karena vonis dokter tentang kanker otak yang diderita papa itu. Sudah lama ia merakan sakit tapi selalu saja enggan untuk periksa. Hingga tak terkendali lagi oleh tubuhnya untuk bertahan akhirnya tumbang juga dan masuk rumah sakit.

Malam di rumah sakit yang menemani papa Joni kini Zian sendiri. Karena mama nya sudah dari pagi disini, sedangkan istrinya Zian masih sibuk diluar dengan job modelnya.

"Zian," panggil Papa Joni lirih.

"Iya, Pah" jawab Zian.

"Ada hal yang ingin Papa bicarakan dan ini sangat penting" menjeda ucapannya karena sakitnya mulai menyerangnya lagi. Zian masih sabar dengan menunggu kelanjutan ucapan Papa nya itu.

"Dengarkan ini baik baik Zia, Vira tidak bersalah. Mama mu yang telah mengusir istrimu itu. Rasa tidak suka Mama mu yang besar menjadikan tujuan nya untuk menghancurkan rumah tanggamu."

"Papa sudah mencoba mengingatkan tapi tidak bisa merubah Mama mu itu, Vira itu di usir keluar tepat di hari kamu dinas itu, hanya membawa baju saja sebab Mama mu yang melarangnya."

"Tentang foto Pah, dari mana itu?" Tanya Zian dengan rasa penasarannya.

"Foto bisa kamu cek ke ahli jika mau, pasti hasilnya itu editan." Jawab Papa Joni.

"Papa tak ingin ikut campur urusan rumah tanggamu tapi ternyata Papa salah nak. Maafkan Papa yang tidak bisa mencegah Vira saat itu pergi." Air mata Papa Joni keluar dengan rasa penyesalan akan sikapnya dulu.

"Jika kamu bertemu dengan Vira bantu ucapkan maaf dari Papa"pintanya.

Zian tak bisa berkata lagi mendengar semua kebenarannya itu saat ini. Hati dan jiwanya terasa di udara mengambang. Rasa bencinya seketika hilang terganti dengan penyesalan.

"Tidurlah Pah, sudah malam."

"Agar Papa lekas kembali sehat," ucap Zian mengingat papanya harus banyak istirahat.

Zian duduk di sofa rumah sakit dengan rambur yang sudah berantakan rasa penyesalan yang terdalam ada dihatinya kini. "Bod*hnya aku tak menyelidiki dulu" batinnya.

"Kemana aku harus mencarimu, Vira." Memang sudah tak peduli sejak itu, malah mau mencari jelas tak tahu dimana tinggalnya, apakah bisa menjalani hidup sendirian dikota ini.

Semua kenangan kembali teringat di benaknya kini. Tak bisa memejamkan matanya walau sudah sangat larut.

Pergi sejenak dari ruangan papanya dirawat untuk sekedar mencari udara segar, sesaknya hati dan pikirannya kacau saat ini. Langkah kakinya membawa ke kantin sekedar membeli kopi hitam untuk menemaninya.

*

Pagi menjelang masih saja matanya tidak bisa dipejamkannya hingga "Suster, suster!" teriak Zian dari dalam kamar rawat tempat Papa Joni.

"Tolong tunggu diluar," pinta Dokter padanya.

Tak berselang lama Dokter keluar.

"Mari ikut saya keruangan." Pinta dokter itu. Dengan di ikuti Zian dibelakangnya.

Sudah berada di ruangan Dokter Rudi. " Begini, kondisi papa mu semakin menurun harus segera di rawat ICU jika nanti tak kunjung sadar dalam waktu 1 jam." ucapnya.

"Baiklah, Dok. Lakukan yang terbaik untuk Papa."

Hanya beberapa hari diruangan ICU papa Joni sudah tak kuat untuk bertahan dalam hidupnya. "Maafkan saya, kami sudah maksimal untuk membantunya."

"Tidak! Papa, jangan tinggalkan Mama. "Tangisan Mama Indah terdengar.

Kini sudah di tempat pemakaman papa Joni. Semuanya telah selesai untuk tempat tinggal papa Joni yang terakhir.

Isak tangis masih terdengar disana."Pah, jangan tinggalin Mama. Hik hik hik...." Selalu kata itu yang sering terdengar di telinga Zian.

"Sudah Ma, ikhlaskan Papa. Agar papa tenang disana." Ucap Zian untuk menenangkan mama nya itu.

Flashback Off

Sungguh kini kau sudah menemukan kebahagiaanmu.

...****************...

hi semuanya.

bantu like dan koment ya.

Love you 😘

Terpopuler

Comments

fiza

fiza

bapak gan ank bacul..dibodoh dengan ibu dan isteri..vangang😑

2024-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!