11

Pagi yang cerah sudah menampakkan dirinya untuk menunjukkan waktu telah berganti dari kegelapan malam. Cukup untuk membuat memulai aktifitas setiap manusia. Begitupun dengan Vira sudah bangun sebelum sang fajar tiba.

"Sudah jam berapakah sekarang?" Vira menengok jam dinding.

"Masih ada waktu 15 menit sebelum dijemput," Vira sudah siap dengan baju formalnya setelan kemeja putih bergaris kecil dan rok biru senada dengan dengan motif garis bajunya.

Tak lama.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu di buka Vira. "Pagi Nona Vira. Sudah siap Nona Vira?" tanya Toni sang pengacara.

"Sudah Pak" jawab Vira singkat.

"Baiklah. Mari kita berangkat sekarang!" Ucap Toni.

Langsung Vira keluar tan lupa mengunci pintu rumahnya. Dan mengikuti Pak Toni yang sudah ada di depannya menuju mobilnya itu.

"Silahkan Nona Vira," Pak Toni sambil membuka pintu, pertanda Vira duduk di bagian belakang mobilnya.

"Terima kasih Pak Toni" jawab Vira.

Setelah semuanya masuk ke dalam mobil itu. "Jalan Pak" pinta Pak Toni pada supirnya itu. "Baik, Tuan." Jawab Pak Bowo sang supir.

Mobil melaju dengan baik tak kencang tapi juga tak lambat, perjalanan kurang lebih di tempuh hanya 45 menit. Akhirnya tiba di sebuah gedung tinggi bertuliskan "PT. Ratapanca Bakti".

"Apakah ini punya orang tuaku, Pak Toni?" tanya Vira.

"Betul Nona," Jawab Pak Toni.

"Kita masuk dulu, Nona. Semuanya sudah saya kirim by email dan berkas yang kemarin Nona terima dari saya. Kita akan mulai hari ini. Apakah sudah siap Nona?" lanjut Pak Toni.

"Sudah siap Pak" ucap Vira dengan penuh semangat.

Mereka mulai masuk ke lobi dengan banyak mata memandang mereka. Ya para karyawan disana sangat penasaran siaPakah yang berjalan dengan Pak Toni. Mereka tau jika Pak Toni adalah yang menjadi CEO disana.

"Siapakah yang dibawa Pak Toni?" Tanya salah satu pegawai.

"Entahlah " sahut karyawan lainnya.

"Bisa jadi anak nya atau istri barunya" pertanyaan karyawan lainnya yang membuat ketawa disampingnya itu.

"Jangan asal bicara kau, bisa bisa kau di pecat" langsung semuanya terdiam, karena takut itu akan terjadi.

"Jangan dong. Gimana anak dan istriku nanti?"

Vira mendengar ocehan mereka tapi tak membuatnya menoleh, karena membiarkannya jauh lebih baik. Tak semua ocehan tentangnya harus di tanggapinya, dengan cara membiarkannya jauh lebih baik. Secara tidak langsung kebenaran pasti akan terlihat walau datang terlambat sekalipun. Begitupun bila melakukan kejahatan pasti akan tamPak walau disimpen di tempat yang rapih sekalipun.

Ibarat pohon kelapa di pinggir pantai selalu saja di terpa kencangnya angin laut tapi tak berarti tak tumbuh tinggi ke atas.

Cling

Suara pintu lift terbuka. Tepat di lantai 45, lantai paling atas dengan lift khusus untuk CEO dan yang bekerja di lantai itu saja. Ya hanya ada CEO, asistennya dan sekretaris saja.

"Selamat pagi Pak" sapa Sonia sekretaris Pak Toni.

"Hem" Pak Toni menjawabnya.

Dibelakang mereka sudah ada Juan asisten Pak Toni yang selalu mengikutinya.

"Silahkan masuk Nona" pinta Pak Toni.

Hanya senyuman yang bisa berikan jawabannya itu. Langkah kakinya sudah masuk ke ruangan yang cukup luas ruang CEOnya itu.

Mereka duduk bertiga disana ya Vira, Pak Toni dan sang asistennya itu.

"Hari ini akan saya umumkan telah kembalinya anak dari pemilik kantor ini yaitu Nona Vira, semuanya memang seharusnya milik Nona saya disini hanya menjaga sampai batas waktu yang Tuan Budi titipkan dalam wasiat jika terjadi sesuatu padanya, akan diambil alih sementara oleh saya sampai batas Nona Vira usia 21 tahun." Pak Toni menjelaskan kembali apa yang sudah kemarin ia jelaskan ke Vira.

"Baik Pak Toni, saya sudah siap tapi mau bagaimanapun saya harus tatap meminta bimbingan Pak Toni. Sampai saya bisa menjalankannya sendiri. Dari papah saya meninggal saat ini perusahaan sudah berkembang baik Pak." ucap Vira.

"Tenang saja Nona Vira saya akan membantu, jika ada hal yang sulit datanglah Nona Vira tanpa sungkan" ucap Pak Toni dengan meyakinkan Vira.

"Dan disini Juan akan beralih dengan menjadi asisten anda mulai sekarang Nona, bisa bertanya apa saja kepada Juan." Lanjut ucapan Pak Toni ke Vira.

"Betul Nona Vira, saya akan bekerja sebaik mungkin untuk membantu anda disini ataupun hal lainnya." ucap Juan membenarkan perkataan Pak Toni.

"Terima kasih Pak Toni, untuk Juan semoga kita bisa bekerja sama dengan baik dan melebarkan sayap perusahaan lebih besar kedepannya" penuh harap ucapan Vira.

"Tentu Nona" ucap Juan.

"Baiklah, Juan. Apakah sudah siap disana untuk kita umumkan Nona Vira CEO kita sebenarnya." Pak Toni bertanya persiapan di aula kantornya itu.

"Sudah Pak" jawab Juan.

"Mari kita kesana Nona Vira." pinta Pak Toni.

"Mari Pak," singkat Vira.

Mereka sudah tiba di aula tersebut. Suara langkah mereka menggema di lantai yang membuat suara suara karyawannya berhenti. Entahlah apa yang dibicarakan para karyawannya itu. Karena pasti hal penting jika seluruh karyawannya sudah harus berkumpul di aula kantornya itu.

Semua mata melihat sosok yang sudah jadi bahan pembicaraan sejak pagi tadi. Ya Vira yang ada didepan mereka semuanya, dan mereka tak mengenalinya hanya Pak Toni dan Juan yang pastinya mereka hafal siapa dan apa jabatannya itu di kantor ini.

"Selamat pagi semuanya," suara Juan sudah memulai acara di aula tersebut.

"Ada hal penting disini yang akan di beritahukan kepada karyawan kantor ini, dan langsung saja Pak Toni yang akan menjelaskannya. Silahkan Pak Toni," suara Juan menggema walau tak muda usinya 38.

"Baiklah langsung saja, saya tidak akan basi basi." Suara Pak Toni diam sesaat untuk menarik nafasnya kembali berucap." Mulai hari ini CEO kita Nona NAVIRA PUTRI RATAPANCA, anak dari mendiang pemilik PT. RATAPANCA BAKTI." Suara lantang Pak Toni langsung menjadi bahan ocehan karyawannya, tapi hanya sesaat karena Pak Toni berkata, " Nona Vira baru saja kembali dari pendidikannya di luar negri."

Selangkah maju Vira disamping Pak Toni untuk berucap, " Semoga kita bisa bekerja dengan baik untuk memajukan perusahaan ini bersama." Menyemangati seluruh para karyawannya itu.

"Semuanya bisa kembali bekerja seperti biasa" ucap Juan.

Mereka bertiga kembali ke ruang paling atas. Dan para karyawan disana sudah kembali ke bagian masing masing dan melakukan tugasnya.

"Jika begitu saya akan kembali ke kantor saya Nona,"ucap Pak joni.

"Baiklah Pak" jawab Vira dengan berjabat tangan kembali. Sudah pergi Pak Toni dari ruangnya itu, "jadwal saya hari ini apa saja Juan" tanya Vira.

"Hari ini tidak ada, Nona. Memang sudah di minta oleh Pak Toni sebelumnya, supaya Nona bisa memeriksa data kantor seluruhnya dahulu dan baru 3 hari lagi dengan jadwal sangat padat" jawab Juan dengan memberikan berkas yang sudah di katakannya tadi.

"Ok, saya akan mengecek semuanya dulu," jawab Vira.

Dengan teliti dan cekatan Vira memeriksa serta cek data keuangan serta proyek perusahaannya itu. Tak kenal lelah dan mengeluh Vira terus saja berkutat dengan berkas berkasnya dan laptopnya. Makan siang saja hanya pesan delivery saja. Karena hanya 3 hari waktu yang Vira puya untuk jauh lebih memahami kantor papahnya, agar langkah yang akan diambil tidak salah ataupun tidak merugikan perusahaan. Itulah pikir Vira sebagai bakti kepada mendiang orang tuanya.

Waktu sudah berganti malam pukul 21.00.

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk" singkat Vira.

Juan pun masuk sesuai perintah Nonanya. "Nona ini sudah malam, bisa dilanjut besok saja." perhatian Juan karena merasa kasian kepada bosnya itu.

"Sebentar sedikit lagi saya akan pulang" Vira bicara dengan tangan masih mengetik sesuatu di laptopnya."Ok done." Lanjut Vira.

"Mari kita pulang Juan" Vira dengan langkah yang diikuti Juan dari belakang menuju lobi kantornya.

"Silahkan Nona" Nonanya berjalan didepan Juan.

Setelah didalam mobil Juan melanjutkan suaranya. "Kita akan kerumah besar atau ke kontrakan Nona?" tanyanya.

"Kontrakan"singkat Vira.

"Besok semuanya tolong bantu pindah ke rumah papah ya Juan. Saya malam ini akan pamit dahulu ke ibu kontrakan" ucap Vira.

"Siap Nona." Lantang Juan.

"Hem" hanya itu Vira rasakan badannya sangat lelah dan pegal pegal.

****************

Hi semuanya, semoga sukanya dengan karyaku ini.

Bantu like dan koment ya😘

Terpopuler

Comments

Rai

Rai

aneh...ada orang kuat papa Vira tapi dititip ke pantai asuhan sejak kecil

2024-04-16

3

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

thor elu aneh bikin ceritanya... masa vina di bikin hidup di panti asuhan sentara peninggalan banyak... terus kalau vina mati sebelum umur 21 di panti gimana... aneh lu thor

2024-03-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!