5

"Wah, cantiknya" suara Tante Tante yang ikut berada disana silih berganti memuji Isala yang baru saja datang dirumah Mama Indah.

"Sini, Sayang. Masuk, kenalkan Jeng Indah dan semuanya ini ponakan saya namanya KrIsala Cantika Zur. Panggil saja Isala" Tante Rita memperkenalkan Isala pada semua yang ada disana.

Hanya senyum saja Isala yang tak tau mau bagaimana menanggapi setiap pertanyaan Tante arisan, yang semuanya kepo (keinganan tahuannya lebih) dengan Isala. Padahal tidaklah nyaman Isala sendiri. Vira tau dengan situasi yang tidak diharapkan Isala itu. "Silahkan di minum dulu tehnya, pasti lelah karena buru - buru kesini" Vira berusaha membantunya agar sedikit santai Isala disana. Bukannya disambut baik oleh Mama Indah terlebih langsung dengan kesalnya bicara. "Tidak usah urusin Isala ya. Vir. Cukup kamu kedalam dan urusin yang sana. Jangan ganggu disini, Isala mau saya dekatkan dengan Zian karena kamu tak sebanding dengan Isala." "Sabar Vi, sabar ya, Vi" dalam hati terus ia ucapkan.

Berjalannya waktu Isala dan Zian pun dekat karena Mama Indah yang berperan dalam hubungan itu. Jangan di tanya lagi Vira pastilah tau, tapi apalah gunanya dia melarangnya. Zian yang sudah termakan omongan tak baik tentangnya oleh ibunya sendiri Mama Indah.

" Ya Tuhan, jika ini jalan hidupku yang baik kau berikan aku terima dengan ikhlas dan sabar. Tapi jika ini tidaklah baik bantu aku untuk rela melepaskan semuanya" suara tangis dalam doa Vira, karena sudah kurang apa dia berikan semuanya tenaga dan pikiran.

"Semoga engkau mau mengabulkan doaku ini, karena aku tak punya siapapun untuk berkeluh kesah." Vira penuh harap dalam doanya ini.

Zian pulang malam hampir 1 bulan ini, entahlah berbagai alasan di utarakannya. Vira hanya bisa " ya sudahlah, mau bagaimana lagi" hanya dalam hatinya saja . Tanpa Zian tau jika Vira sebenarnya tau Zian sering pergi dengan Isala, dan mulai menyukainya, terlihat Zian ke Vira sudah berbeda tidak penuh kasih sayangnya sudah mulai hambar dan datar.

"Kamu belum tidur" tanya Zian saat masukbke kamarnya.

"Belum, Kak. Lekaslah mandi dulu. Ada yang ingin aku tanyakan" pikir Vira sudah siap untuk duduk berdua diskusi kelanjutan rumah tangganya yang baru seumur jagung itu.

"Baiklah, aku mandi dulu" Zian menjawabnya dan langsung ke kamar mandi.

Tak lama Zian sudah mandi dan lengkap memakai pakaian tidurnya, ya walau hanya memakai celana pendek saja.

Vira dan Zian sudah duduk di tempat tidur. "Ada apa?" tanya Zian. "Kak ...." Ragu Vira untuk memulainya, tapi dia terus yakinkan dalam hati " ayolah Vi, bicara supaya jelas rumah tanggamu mau dibawa kemana. Jangan selalu diam di tindas terus."

"Kak. Apakah masih mencitaiku?" tanya Vira memulai untuk berani.

"Ya aku mencintaimu Vira, kenapa kau tanyakan itu?" tanya Zian kembali.

"Terima kasih, Kak. Jika masih ada cinta, tapi rasanya Kak Zian sudah berubah rasa cintanya kepadaku. Itu yang aku rasa berusaha untuk jujur, Kak." Vira dengan memandang suaminya itu, mata mereka bertemu tapi saya sebentar karena Zian memalingkan di detik selanjutnya.

"Jangan suka bicara asal Vi, kita ini suami istri harus percaya satu sama lain ya," mencoba membujuk Vira, padahal Zian saja sudah tak tau itu cinta atau sebatas tanggungjawab suami saja. Rasanya hambar tak ada getaran lagi.

"Jujurlah, Kak." Memahan air mata yang akan jatuh di pelupuk mata Vira.

****************

Bagaimana dengan hubungan Vira dan Zian selanjutnya?

Penasarankan yuk komemt dan like.

Semoga suka ya

Terpopuler

Comments

Naraa 🌻

Naraa 🌻

Zian lemah bgt sih sebagai suami, harusnya cari tau kebenarannya ga langsung di telan mentah-mentah informasi dari mamanya 😪

2024-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!